09

40 6 5
                                    

Gue masuk ke dalam kelas dengan kaki yang pincang,  sumpah sakit banget apalagi lukanya itu dilutut beuuh sakit pake banget.

"Disini bukan tempat buat latihan teater Cha" cerocos Nata.

Gue cuman melototi wajahnya Nata sembari jalan ketempat duduk gue.

"Waaah Neng kenapa tuh lutut lecet?"

"Ish...............Bisa diam gak!?" Ucap gue kesel buanget

"Chachaaaa, sore nanti kita nonton kuy tenang tiketnya dibeliin sama Ka Andra"  Ucap Vio yang baru saja datang dan ngibasin tas nya sampe kena lutut gue.

"Arghh! Lutut gue luka Vio!" Ucap gue geram menahan sakit.

"Ma maaf Cha, gue gaktau. Yaudah ke UKS dulu" Ucap Vio merasa bersalah.
 
Vio memopoh gue ke UKS.

"Yo, maaf yaa tadi gue sempat bentak-bentak lo" Ucap gue sembari jalan.

"Gila, harusnya gue yang minta maaf karena gak liat lutut lo."

(Di UKS)

"Lo masuk ke kelas aja gih, nanti ketinggalan pelajaran nah trus kalau ketinggalan gue mau liat catatan siapa. Saka gakmasuk, Nata mah kerjaan juga liat catatan lo kan?" Ucap gue panjang lebar.

"Gue sih owh aja bro" Ucap Vio menahan tawanya.

"Gue jelasin panjang kali lebar malah direspon nya gitu"

"Iya-iya, maaf Cha. Gue tadi udah panggil anggota UKS kok, nanti ada yang kesini. Gue ke kelas yaa bye honey" Ucap Vio sembari melambaikan tangan ke kamera.

"Iuewwwww, bye" Balas gue.

Selang beberapa lama Vio pergi, ada suara besi peyot. Suaranya berasal dari kasur yang ditutupin gorden putih.

Gue terus  melihat kearah gorden itu dan ternyata ada yang bergerak gue takut tapi kepo, itu orang apa setan.

Tiba-tiba ada tangan yang menggeser gorden itu dan ada seseorang yang berbicara.

"Kenapa luka gitu gak dibersihin sih"

"Whaaaaa!" Gue refleks melemparkan bantal kearah orang tu.

Anehnya dia megang bantal itu dimuka dia, kenapa gak lempar balik yaa atau marah gitu. Itu beneran orang atau.......

"Mei, maaf lancang rok kamu" Ucap seseorang dari balik bantal itu.

Ternyata rok gue terangkat dan gue refleks membenarkan rok tadi.

"Urghh....kenapa hari ini sial banget sih" Gue bergumam cukup nyaring sampai-sampai si orang atau setan itu mendengar perkataan gue tadi.

"Maaf Mei, gue gak maksud." Ucap suara itu lirih

Wajah gue yang sedari tadi tertunduk memberanikan menatap si orang atau setan tadi.

"Ka Aksa" Ucap gue refleks

"Iya, gue ambilin obatnya bentar" balas Aksa sembari mengambil obat di dalam lemari.

Setelah Aksa ambil obatnya, gue refleks ngambil dari tangannya. Eh malah ditarik balik.

"Emang bisa ngobatin sendiri?"

Belum sempat gue nyahut dia nyerocos lagi.

"Itu luka aja dianggurin gak dibersihin dulu pakai air. Dasar" Ucap Aksa sembari mengusap rambut gue lumayan membuat rambut berantakan. Emang dari sononya berantakan sih.

"Hehe, gue bersihin dulu bentar" Ucap gue sembari turun dari kasur menuju ketoilet yang ada didalam UKS itu.

Setelah keluar dari toilet gue melihat Aksa tersenyum sembari menepuk tempat kosong disampingnya itu.

Gue entah kenapa tersihir oleh senyumannya itu dan duduk disamping nya.

"Nih obatnya Mei" Ucap Aksa

"Eh iya Ka" Sembari mengambil obat dan berbalik arah.

Setelah selesai mengobati lutut, gue mau berdiri karena mau kembaliin obat tadi ketempatnya. Tiba-tiba lutut gue sakit gakbisa berdiri.

"Arghh..."  Gue meringis pelan.

"Jangan dipaksa kalo masih sakit"

"Eh, kirain udah pergi"

"Masa gue pergi pas tahu ada lo disini"

Lagi dan lagi gue kembali terhipnotis oleh senyuman itu anehnya  tidak dengan mata itu. Kata orang kita terhipnotis, terpukau pasti karena ada sesuatu yang istimewa yang berasal dari dalam hati.

Dan biasanya 'mata' adalah satu-satunya organ luar yang dapat mewakili perasaan hati, sepandai-pandainya orang menyembunyikan perasaan masih tidak bisa didustai oleh penampilan 'mata' nya.

Entahlah



"Masih sakit ya Mei?" Tanya Aksa

"Hah, anu kalo di diemin gak sakit tapi kalo digerakin sakit lututnya"

"Kayaknya ada masalah deh di sendi lo"

Gue hanya bisa diam meratapi nasib ini, kayaknya gara-gara bahasa jawa yang disurat itu mantra deh buat gue sial seharian.

"Ish, Saka awas aja kalo udah pulang." Menggerutu aja terus gue.

"Ohiya, Lo kakak-adek yaa sama Saka?" Tanya Aksa. Mungkin dia dengar gue menggerutu tadi.

"Gak lah, kagak ada mirip-miripnya muka dia sama gue ka"

"Lo suka gak sama gue?"

Deg.........

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu

"Aksa, ayo latihan!" Seru seorang laki-laki yang mengetok pintu tadi lah.

Gue kembali diam dan termenung.

Dan................BOOM!!!

BERSAMBUNG😋

*Jangan ghosting dong ciwi-ciwi yang cantik & cowo-cowo yang ganteng

KaChaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang