Aku terlahir dari keluarga sederhana.dalam artian tidak terlalu kaya ataupun miskin.ibu ku membuka usaha toko kue yang syukurnya toko itu tidak pernah sepi.dan ayah ku hanya seorang pegawai biasa di kantor milik teman ayah .aku mempunya 1 adik laki-laki dia sekarang masih berumur lima thn-nama nya baim tapi aku lebih senang memanggil nya bobo.
Dan yahh perkenalkan aku Safira Anantasa panggil saja fira.aku berumur 17 thn.~~~
"Bobo.kemari lah" panggil ku dari dalam rumah.
"Yaa?" ucap nya lugu dan jangan lupakan pipi tembem nya itu.
"Hari ini kan hari minggu.jadi bobo mau ikut kakak ke rumah tante oshi gak?" aku berjongkok di depan bobo.
"Mau mau.bobo mau ketemu sama bang angga" pekik bobo kegirangan.
"Yasudah.sekarang bobo ganti baju dulu ok" ucap ku lalu menggendong bobo ke kamar untuk mengganti baju bobo.Setelah ganti baju.aku pun langsung pamit ke ortu ku yang lagi sarapan di ruang makan.
"Buk,yah,aku sama bobo ke rumah tante oshi dulu ya"
"Iya.hati hati dijalan" ucap ayah ku.
"Inget.jangan pulang sore" imbuh ibu ku.
"Siapp" pekik bobo dengan suara cempreng nya.~~~
Tok tok tok
"Tante oshi ini fira" ucap ku sopan.
Tak butuh waktu lama pintu pun terbuka dan menampilkan sosok bang Angga dari dalam.
"Kyaaa bang Angga" teriak bobo lalu menghambur ke pelukan bang Angga.
"Uluh uluh bobo embem kesini rupa nya" ucap bang Angga sambil menggendong bobo dan mempersilah kan aku masuk ke dalam."Bang.tante oshi dimana?" tanya ku.karna sedari tadi aku tidak melihat sosok tante oshi.
"Oo bunda lagi di dapur fir.kamu kesana aja biar bobo abng yang jaga" ucap bang Angga.
"Ohh oke" aku pun langsung melesat ke arah dapur."Tante lagi masak apa?" ucap ku tiba tiba.
"Astaga.fira kamu bikin tante jantungan aja" pekik tante kaget sambil mengelus dada dramatis.sedangkan aku hanya tersenyum konyol.
"Ini tante lagi bikin ayam crispy.kamu mau bantuin?"
"Boleh tan"
"Nah ini kamu iris bawang nya ok" ucap tante lalu menyodorkan semangkuk kecil bawang merah.dan aku pun langsung memotong nya dengan khidmat.Selang beberapa menit~~
"Ehh fira kenapa nangis?kamu keinget sama mantan mu yah" aku terlonjak kaget karna suara om heri yang tiba-tiba itu.
"Ehh om heri.apa?om tadi ngomongin mantan?" ulang ku.
"Iyaa sampek kamu nangis gitu" ucap om heri sambil mengambil soda dari dalam kulkas.
"Ihh om apaan si.orang aku lagi motongin bawang malah jadi ke mantan" cibir ku lalu memberikan bawang itu ke tante oshi.
"Udah fir.om mu itu emang agak sinting orang nya" canda tante oshi.
"Yakk jika aku orang sinting kenapa kamu bisa menikah dengan ku?" balas om heri dan duduk di ruang makan.
"Terpaksa mungkin?" jawab tante ochi acuh.
"Terpaksa?yang benar saja" ucap om Heri lalu meminum soda nya.
"Ekhem..jika tante dan om mau melanjutkan debat nya lebih baik aku keluar saja ok" lerai ku."Ehh bentar fir,om mau tanya sesuatu sama kamu" ucap om heri
"Mau tanya apa om?" aku sedikit kepo mungkin-
"Apa bener kamu sekarang lagi jatuh cinta" -what?kok om bisa tau?
"Yakk.fira kita sudah besar rupa nya" pekik tante oshi keras.
"Hmm tapi tunggu..fira memang sedang jatuh cinta tapi sayang nya cinta itu tidak terbalaskan.ya kan fir?" -kok om bisa tau se detail itu si?
"Haa apa?lelaki mana yang sudah berani menolak cinta nya Fira?" cebik tante oshi sedikit kesal.
"Mm bukan gitu tan..ya emang fira suka sama dia,tapi dia sama sekali gak nolak fira-" ucapan ku terpotong oleh tante oshi."Jadi maksut nya..kamu lagi digantungin sama dia?bener-bener ya cowo jaman sekarang itu ada aja kelakuan nya" omel tante Oshi
"Ishh bukan gitu tan..dia aja belum tau kalo aku suka sama dia" ucap ku sedikit sedih.
"Nahh.ya kamu tinggal nembak dia aja beres kan" itu barusan ide dari om heri
"Ide macam apa itu.heh dimana-mana tuh cowo dulu yang nembak baru cewe nya nerima" ucap tante ochi sedikit kesal
"Ya terus?daripada fira mendem perasaan nya sendiri" bantah om heri.
"Udah ahh gak usah dibahas lagi om tante..kalian langsung makan aja sana" ajak ku lalu bergegas keluar untuk memanggil abang dan bobo."Bang sarapan nya udah siap tuh" ucap ku sambil menggendong bobo.
"Oo iya fir.yodah ayo"
"Ehh nggak usah bang.aku mau langsung pulang ajah soalnya mau nganterin mama ke pasar"
"Oo yaudah.bobo mau disini atau ikut kakak fira?"tanya abang angga.
" aku mau disini aja,boleh kan kak?" ucap bobo ke arah ku
"Iya boleh.tapi bobo gak boleh nakal ya disini" perintah ku dan menurunkan bobo ke bawah.
"Siap kak"
"Yodah bang.bilang ke tante sama om ya.dahh" pamit ku lalu bergegas ke rumah.~~
Sesampai nya akudi rumah.
"Buk jadi ke pasar kan?" tanya ku kepada ibuk yang lagi nonton drakor kesukaan nya.
"Ehh kamu udah pulang,ibuk ke pasar nya besok aja deh nak ini soalnya drakor kesukaan ibu lagi tayang hehe" ucap ibuk sambil cengengesan.
"Dasar ibu.drakor slalu nomer satu" pekik ku lalu duduk di samping ibu.
"Harus lah..lo bobo kemana?" tanya ibu heran karna aku pulang tidak membawa bobo.
"Bobo lagi di rumah nya tante oshi." jawab ku lalu mencomot cemilan punya ibu ku.sedangkan ibu ku hanya ber "oh" ria.Drtt drtt drtt
Dina is calling....Ponsel ku berbunyi dan menampilkan nama sahabat ku disana.aku pun langsung mengangkat nya.
"Halo din,ada apa?"
".........."
"Aku lagi di rumah"
"..........."
"Bisa kok.jam berapa?"
"..........."
"Tumben sore"
"............"
"Oh okok.yodah nanti sore aku ke rumah mu"
"............"
"Iyaa dah"Sambungan terputus.
"Siapa kak?" ucap ibu ku tapi pandangan nya tak luput dari TV.
"Dina buk,dia ngajakin aku keluar nanti sore" jawab ku.dan lagi-lagi ibu ku hanya ber "oh" ria.memang ya kalo ibu ku sudah dihadapkan oleh drakor maka dunia akan diabaikan begitu saja wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah harapan?
Teen FictionCinta memang tak harus memiliki~ tapi apakah aku tidak boleh berharap lebih? dan aku ingin harapan itu membuahkan hasil~