Karena lagi mager buat mesen makanan, jadinya malam ini gue mau makan indomie. Sekali-kali mumpung gak ada mamah, makan dua bungkus.
Gue lagi masak air, sembari nunggu tuh air bergejolak, gue bukain bumbunya.
Gak lupa nyanyi kecil.
"How u laik ded. Tew tetetewww. How u laik ded na-nananananannana"
Nyanyinya gue tunda dulu, mau ambil susu stroberi dari kulkas—
"Say keju!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yawla.
Kalo di perhatiin lebih detail, ini suami gue kok gacor amat, ya?
"Ahahahahha, estetik banget, by"
Dia ketawa, habis itu ngasih unjuk hasil foto—
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Masyaoloh, komok itu anjir.
"Minggir, airnya udah mendidih. Aku mau cemplungin indomie"
"Sebentar" ucap Guanlin yang nahan tangan gue, "kamu tau gak bedanya indomie sama kamu?"
Gue ngedecak dan ngegeleng. "Gak tau, apaan emang?"
"Kalo indomie itu keriting, kalo kamu everiting. Hehe. Jimayuuu"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dih?
Yang seharusnya malu kan gue!!!
"Ekhm, maklum cel. Suami kamu kan anak baik-baik, jadi seumur hidupnya baru kali ini dia gombalin cewek. Biasanya dia yang digombalin sama cewek. Hehe"
Uhuk. Keselek biji durian ngedenger nih orang ngomong gitu.
Gue jalan agak ke kiri buat ngelewatin dia dan fokus masak indomie.
Sesuatu yang dikerjakan dengan fokus, hasilnya akan memuaskan. Tapi indomie dimasak sambil merem juga tetep enak—
"Eh???"
Gue tersentak kaget karena tangan gue ada yang narik, "apaan sih? Gue lagi masak—"
"Apa aku harus jadi indomie biar bisa jadi selera kamu?"
