03. 𝐅𝐢𝐠𝐡𝐭

2.4K 228 76
                                    

Tangan Beomgyu merengkuh bahu Soobin dengan kuat, agar lelaki itu dengan cepat melepaskan ciumannya. Beomgyu sudah kalang kabut kehabisan napas. Ia sudah memberi kode dengan memukul dada bidang Soobin namun lelaki itu seakan sengaja semakin melumat dan menggigit pinggiran mulutnya.

Bahkan dari ciuman itu terdengar suara decakan.

Beomgyu sudah tak mampu menahan aliran aneh dalam tubuhnya yang semakin panas padahal AC dalam kamarnya sudah menyala sejak satu jam yang lalu.

"Hmmmphh."

Mencari waktu yang pas. Hingga ketika lidah Soobin mulai menelusup masuk pada mulut Beomgyu, lidahnya seakan mengajak untuk bergulat dan menari-nari, tentu saja Beomgyu menolaknya lalu menggigit lidah Soobin.

"Bangsat!"

Soobin terperenjat lalu melepaskan rengkuhan dan ciumannya. Ia memandang Beomgyu dengan tatapan tajamnya tapi bukan Beomgyu namanya jika kalah akan tatapan Soobin, ia justru balik menantang dengan tatapan yang tak kalah tajam.

"Bagaimana rasanya itu tuan mesum?" ejek Beomgyu ketika Soobin masih memegang mulutnya karena lidahnya mungkin saja berdarah?

"Ck!"

Mata Soobin masihlah tetap fokus pada Beomgyu. "Kau tunggu saja hukuman dariku," gumamnya dalam hati.

***

Cahaya matahari sudah menelusup masuk pada sela-sela jendela. Ketika Beomgyu membuka mata, ia sadar Soobin sudah tak berada lagi di kamarnya, ia tersenyum kecil sangat yakin baginya Soobin pasti sudah pulang dan tak akan mengganggunya lagi. Tak ada alasan lagi bagi lelaki itu untuk mendekatinya, ingin menaklukan seorang Choi Beomgyu? Oh itu sangat tak mungkin.

Beomgyu bukan lelaki yang mudah ditaklukan begitu saja, ia terbiasa berjuang sendiri dan memenangkan dengan mudah tanpa perlu saling berbagi hasil kemenangan. Itulah yang terjadi dalam hidupnya selama ini, dan kehadiran Choi Soobin bukan masalah besar baginya.

"Hahaha sudah kuduga dia akan takut dan lari terbirit-birit," ejek Beomgyu dengan menampilkan seringai sambil memandang daun pintu kamarnya.

DUK

DUK

suara gedoran pintu membuat Beomgyu benar-benar beranjak dari tempat tidurnya.

"HEI KAU! SAMPAI KAPAN KAU MATI?!" teriak Boora dibalik pintu sambil masih menggedor pintu kamar Beomgyu kelewat berang.

DUK

DUK

"JANGAN MERUSAK PINTU KAMARKU! PERGI SANA KAU NENEK SIHIR, TAK CUKUP APA KAU SERING MENGUSIK HIDUPKU?!" balas Beomgyu yang tak kalah berteriak.

"TERSERAH SAJA! JIKA KAU TELAT JANGAN SAMPAI MENYALAHKANKU!"

Beomgyu tak peduli itu, lagi pula ia memang sering telat masuk sekolah bahkan juga membolos. Ibunya saja tahu, karena sering berkali-kali mendapat panggilan dari sekolah. Entah apa yang merasuki kakaknya yang cerewet itu repot-repot mengurusi hidupnya. Padahal sejauh ini Beomgyu dengan Boora tak sedikit pun memiliki rasa layaknya saudara. Keduanya lebih sering mengacuhkan apalagi Beomgyu, ia tak mau tahu apa yang terjadi pada saudara perempuannya, kehidupan pribadi sekalipun.

Mine | SooGyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang