Bond

19.9K 405 7
                                    

Malam semakin larut. Seperti biasa, Hinata menunggu Sang Master di kamar utama, dengan pakaian tidur tipis, berbaring di ranjang. Terkadang Hinata menunggu Master, seraya membaca buku, atau menyesap teh yang diberikan pelayan.

Biasanya Sang Master pulang pukul sembilan malam, dan langsung menemui Hinata di kamarnya. Jika tidak ada masalah di pekerjaannya, Sang Master akan pulang sepuluh menit lagi. Hinata memutuskan untuk bersiap-siap. Sudah tugasnya menyambut masternya itu.

Mengambil mantel malam, yang menutupi pakaian tidur transparan miliknya, Hinata turun keluar dari kamar utama dan turun ke lantai dasar. Ia berjalan diikuti oleh pelayan yang sudah menunggu di depan kamarnya, seperti biasa. Ia lalu turun mengikuti arah tangga melingkar yang membawanya pada pintu depan. Kediaman masternya bergaya Eropa, kontras dengan kehidupan Hinata dulu, tapi ia sudah bisa beradaptasi dengan segala kemegahan dan kemewahan di dalamnya.

Berdiri menunggu tak terlalu lama, pintu besar berukir itu terbuka. Sang Master, pria dengan rambut raven dan ekspresi dingin khas miliknya, muncul. Ia diikuti oleh pria tegap dengan rambut perak menjulang.

"Selamat datang, Master." Sapa Hinata. Masternya, Sasuke Uchiha, melepaskan mantel luar miliknya, menyerahkan pada pelayan, lalu memeluk tubuh Hinata. Dengan gaun tipisnya, gadis itu bisa merasakan tubuh dingin masternya, karena cuaca malam. "Makan malam sudah disiapkan."

"Temani aku mandi dulu, Hinata." Sasuke memberikan tasnya kepada Kakashi, sekretaris dengan rambut perak menjulang, lalu naik tangga mendahului Hinata. Gadis itu mengikutinya dengan mantelnya yang melambai-lambai berusaha menyusul Sasuke.

Sasuke memasuki kamar mandinya terlebih dahulu. Menaiki bathub dengan air hangat yang sudah disiapkan Hinata sebelumnya, ia berendam. Tak berapa lama menunggu, Hinata menyusulnya. Dengan handuk melilit tubuhnya, ia menghampiri Sasuke.

Pria itu melirik penampilan Hinata sejenak, lalu dengan sekali tarikan, kain itu terlepas, menampilkan tubuh sintal gadis itu. Sasuke selalu takjub melihat tubuh Hinata. Usianya masih belia, delapan belas tahun, tapi keindahan tubuhnya tidak kalah dengan wanita-wanita dewasa pada umumnya.

"Bukankah sudah kubilang, jangan menutupi apapun di depanku." Hinata menunduk, dengan wajahnya yang memerah. Di saat-saat tertentu, ia akan merasa malu jika telanjang di hadapan masternya. Mengamati wajah memerahnya sesaat, Sasuke lalu mengulurkan tangannya. "Kemarilah."

Hinata menyambut uluran tangan Sang Master, dan ikut berendam di dalamnya. Ia duduk di antara kedua kaki Sasuke. Pria itu lalu menarik bahunya, membuat kepala Hinata bersandar pada dadanya.

Berendam dengan air hangat bersama Hinata membuat pria itu lebih rileks. Ia bisa menghilangkan seluruh kepenatannya setelah selesai bekerja. Disaat begini, biasanya mereka akan berendam beberapa menit sebelum Sasuke memulai permainannya.

Setelah tertidur beberapa menit, tangan Sasuke tergerak meraih sebelah payudara Hinata di dalam air. Meremas-remas dan memelintir putingnya, Hinata mulai mendesah. Gadis itu sudah tahu keinginan Sang Master selanjutnya. Ia buka kedua pahanya, meloloskan tangan kekar Sasuke yang bergerak, meraba perutnya, menarik-narik bulu kemaluannya, dan akhirnya menyentuh klitorisnya.

Dengan kepala masih bersandar pada dada masternya, Hinata menikmati permainan yang dilakukan Sasuke. Tak hanya menarik kedua puting dan memelintirnya, pria itu mulai memasukkan jarinya ke dalam liang Hinata. Hinata melebarkan pahanya lebih lebar lagi, berharap dapat memudahkan Sasuke menggerakkan jarinya di bawah sana.

Jari jemari Sasuke menusuk, menghujam kasar, liang Hinata. Membuat gadis itu melenguh dan membangkitkan gairah Sasuke. Adik kecilnya terbangun dan itu dirasakan langsung oleh Hinata. Sesuatu mengganjal di belahan pantatnya.

[zusshichan] BONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang