Jeon

122 16 2
                                    

Jangan lupa vote comment untuk next.






"Iya iya, aku tau—"
"Sejak kapan kamu menggunakan kata "aku" untuk bicara dengan Hyungmu ini hah?"

"Aku sudah besar Hyung, akan memalukan kalau—"

Ttut ttut

Panggilan terputus sepihak.
Jungkook bahkan belum menyelesaikan pembelaan terhadap dirinya.
Hyung tertuanya memang sedikit sensitif mengingat Jungkook yang dulu selalu ia mandikan waktu kecil, kini mungkin bila dirinya menghilang, Jungkook bisa hidup tanpanya.

Menghela nafas berat sambil memandangi layar ponsel pintarnya yang menampilkan kontak SeokJin.

Bagaimanapun ia masih butuh Hyungnya, bahkan sampai dirinya punya cucu, Hyung-hyungnya itu adalah harta terbesar yang ia miliki.
Dua orang pemuda yang mau memungutnya dari panti asuhan, memberikan segalanya untuk Jungkook yang notabene adalah orang asing.

Menganggapnya sebagai anggota keluarga, sebagai adik kandungnya.
Meskipun Jungkook kerap kali dipanggil Jeon tapi tetap saja di surat-surat identitas diri juga kartu keluarga, namanya telah berganti menjadi Kim Jungkook.

Setelah berdiam beberapa saat, ia memutuskan menekan tombol bergambar telepon di layar.
Lalu menempelkan ponselnya ke telinga.

Panggilan tersambung tapi sama sekali 'tak ada suara di ujung sana.

"Hyung, maaf," lirihnya.
Sekali lagi 'tak ada jawaban, yang ada hanya deru nafas tenang.
"Kookie minta maaf, Hyung. Jangan marah."
Kali ini Jungkook membuka mulutnya lebih lebar, bersuara lebih keras dan jelas.

Baru kali ini terdengar helaan nafas berat dari ujung sana.
"Hyung tau kamu sudah besar, Hyung tau kamu sudah bisa bekerja, Hyung juga sangat tau kalau kamu sudah bisa hidup tanpa Hyung cerewetmu ini, tapi—"

"Itu tidak benar. Kookie minta maaf, jangan berkata seperti itu lagi, Hyung."
Jungkook dengan cepat menyanggahnya.

"Setengah jam lagi Hyung sampai. Tae masih tidur, tunggu di rumah."
"Ne, hati-hati Hyung."

Panggilan diputus, kali ini sudah tidak ada yang mengganjal. Jungkook beralih masuk ke kamar dan berdiri di sebuah lemari kaca besar.
Banyak sekali figura juga album foto berderet rapi. Piagam sekolah, dan piagam karate juga 'tak lupa piala-piala berwarna emas menghiasi lemari itu.

Bahkan masih tersimpan rapi deretan buku dongeng tipis berbagai seri.
Sampai umur 15 tahun, Jungkook memiliki kebiasaan buruk.

Bermimpi buruk dan gangguan kecemasan menjadi kelemahan baginya. Itupun hanya kedua Hyungnya yang mengetahui.
Menjadikannya selalu menjadi yang termuda sekaligus terlemah di rumah.

Buku dongeng bertumpuk itu selalu dibacakan untuknya di malam hari saat kecil. Entah itu oleh Taehyung atau SeokJin yang selalu menjaganya sampai tidur.

Menunggui Jungkook kecil sampai benar-benar terlelap tanpa mengigau atau mimpi buruk.

Jin memang cerewet, selalu mengomel panjang saat memergoki Taehyung dan Jungkook baru menyelinap masuk rumah pada tengah malam.

Memandangi semua kenangan itu, Jungkook 'tak sadar mobil Jin sudah berada di depan pagar.

Tit Ceklek

Mr.Jeon JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang