Mencari Seseorang

90 14 10
                                    

Jangan lupa vote comment untuk next.








Mengenakan kemeja hitam, kemudian jas hitamnya. Mengusapkan gel ke rambutnya dan menatanya dengan rapi, memperlihatkan dahi, membuatnya tampak begitu tampan dan manly.

Setelahnya, ia meraih botol parfum berbau vanilla khas tubuhnya.
Menyemprotkannya ke beberapa bagian dan meletakkan kembali botol parfum tersebut.

Menyelipkan pulpen berhias naga emas di saku kemejanya.

"Astaga, adikku tampan sekali."
SeokJin berdiri di ambang pintu dengan bersedekap.
Jungkook menoleh, tersenyum menampilkan kedua gigi kelincinya.

"Kan SeokJin Hyung sudah merawat Jungkook dengan baik, makanya bisa jadi tampan begini."
SeokJin tertawa mendengar pujian dari adiknya.

"Sini, biar Hyung lihat." Jin berjalan mendekat, berdiri berhadapan dengan Jungkook.
Sebagaimanapun itu, SeokJin selalu lebih tinggi dari Jungkook, memang bahunya yang lebar membuat Jungkook selalu terlihat mungil di sisinya.

"Uh, tampannya. Ini, supaya terlihat lebih keren." SeokJin menelusupkan setangkai mawar merah kecil di saku kemeja Jungkook.

"Hyung," ucapan Jungkook terhenti, ia memeluk tubuh SeokJin, lebih tepatnya memaksa SeokJin untuk memeluknya.

"Hm? Mau bilang apa?" Jin mengusap punggung Jungkook.
"Tidak apa. Jungkook hanya ... merasa sedikit takut," lirihnya.

"Kenapa kamu takut? Bukankah hanya datang ke pesta pernikahan temanmu?"

Jungkook menghela nafasnya sebentar.
"Entahlah. Hanya saja, Jungkook merasa—"

Senyum SeokJin lenyap, firasatnya sedikit tidak enak sejak kemarin.
"Kamu punya dua hyung, itu yang harus kamu ingat, Kook. Bagaimanapun kondisimu, ketika kamu takut, cemas, sedih, marah. Ingat, Jungkook punya Hyung."

Setidaknya kalimat itu menenangkan Jungkook, membuatnya kembali pada realita dimana dirinya pasti akan selalu selamat berkat kedua hyungnya.




"Hai lagi cantikku, oh salah. Maksudku cantiknya Baeki Hyung, kkk~ benar tidak?"
Jungkook melambaikan tangannya tepat di depan wajah pengantin wanita yang menatap malas ke arahnya.

Sedangkan Baekhyun, si pengantin pria menatap bingung ke arah Jungkook.

"Kenapa kau kemari? Bukankah aku tidak mengundangmu?" ucap pengantin wanita ketus.
Jungkook pura-pura merajuk dengan mencebikkan bibirnya.

"Eih ... Baeki Hyung, aku boleh masuk ke dalamkan? Waktu itu kupikir hari ini aku akan sibuk, ternyata jadwalku kosong."
Baekhyun hanya terkekeh dan mengangguk-angguk.

Sang pengantin wanita, Lee Yerim. Tampak menatap tajam ke arah Jungkook, ia sangat mengenal Jungkook sejak dulu. Laki-laki itu tidak pernah melakukan suatu hal tanpa alasan.

"Kau, jangan merusak acaraku. Camkan itu," ucap Yerim penuh penekanan, sedikit mengecilkan suaranya agar sang calon suami tidak mendengar percakapan mereka.

Jungkook tersenyum tipis, balik berbisik.
"Ah, kau sangat mengenalku ya. Aku mau mencari seseorang di sini, ada urusan kecil."

Jungkook melenggang masuk, ia datang seorang diri, tanpa mengenal siapapun.
Kecuali satu orang, Jungkook sedang mencarinya.

Meneguk soda dalam gelas kecil itu, sesekali menggoyangkan gelas dan mencari seseorang dari banyaknya tamu undangan.

Jungkook benar-benar teliti dan hati-hati melihat orang-orang di sekelilingnya.
Kebanyakan hanya berkumpul sambil tertawa bodoh, mengunyah makanan mereka.

"Halo, kau teman Yerim juga ya?"
Jungkook terkejut, tapi ia pandai menyembunyikannya dengan menampilkan senyum tampan.

Seorang wanita dengan gaun terusan berwarna putih angsa menyapanya.
"Oh, iya. Yerim hanya teman lama," ucap Jungkook.

"Mau berkenalan? Namaku Min Johyun," wanita bernama Johyun itu meletakkan gelasnya dan menumpukan tangan kanannya di bahu kiri Jungkook.

Jungkook lagi-lagi tersenyum tipis, mengikuti permainan perempuan bodoh di hadapannya.
Jungkook itu pandai, bisa dikatakan sekaligus nakal?
Dengan lancangnya Jungkook meletakkan tangan kanannya di pinggang ramping Johyun.

"Aku JK, lulusan universitas London, senang berkenalan denganmu."
Sekali sentakan, Jungkook menarik pinggang itu untuk mendekat ke arahnya.

Johyun tersenyum tipis, sama sekali 'tak risih dengan sikap Jungkook terhadapnya, wajahnya hanya berjarak beberapa centi dari wajah Jungkook.
"JK, kau tau, mungkin semua perempuan bisa menyukaimu dalam satu kedipan mata. Wajahmu tampan dan menawan, aku yakin tubuhmu juga indah," bisiknya.

Jungkook terkekeh renyah.
"Ouh, tentu saja. Aku juga bisa menebak berapa banyak laki-laki yang sudah kau tolak. Mereka pasti tersihir wajah manismu."

Mereka diam, memandangi wajah lawan bicaranya dalam jarak dekat.
"Kau sendirian? Tanpa teman?" Johyun memindahkan tangannya ke pipi Jungkook, mengelus pelan pipi Jungkook.

"Iya sendirian, tapi sekarang tidak lagi. Aku sudah mengenalmu. Kau temanku bukan?" Jungkook berani menempelkan dahinya ke dahi Johyun.

Johyun tersenyum menyetujui pertanyaan Jungkook barusan.

"Apa maumu?" Senyuman Jungkook lenyap, tergantikan tatapan tajamnya tepat ke arah Johyun.

"Ah ... sudah kuduga, pasti lawan tuanku pandai, ternyata memang benar kau pandai sekali. Tuanku hanya ingin menyampaikan ini—"

Ctek

Sekali tusuk, tangan kiri Johyun yang sejak tadi ada di belakang punggung memperlihatkan jarum suntik.
Ia menusukkannya di pinggang Jungkook.

"Tunggu—"
Jungkook 'tak mampu banyak bicara, tangannya melemas, badannya tiba-tiba seperti mati rasa. Bahkan ia dapat mendengar suara detak jantungnya sendiri.
Pandangannya memburam dan kepalanya mendadak pusing.

Pemandangan terakhirnya adalah wajah Johyun yang tersenyum puas.
"Selamat tidur, JK. Atau bisa kupanggil Tuan Jeon Jungkook. Sampai jumpa."

Pandangan Jungkook menggelap, ia bahkan 'tak dapat merasakan sakit saat tubuh dan kepala belakangnya terhempas lalu jatuh ke lantai menimbulkan suara bedebum.
Membuat semua tamu undangan riuh dan berteriak ketakutan.

"Jungkookkan punya dua hyung."

















🔜🔜🔜
Tbc...
Vote comment for show your attitude.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr.Jeon JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang