Senyawa ; bagian 5

3 0 0
                                    

Aku bertemu dengannya di tempat tak terduga. Seseorang yang aneh, dan begitu dingin. Tapi semua menjadi berbalik ketika semesta memutuskan untuk mendatangkan dalam sebuah cerita, ntah itu disengaja atau sudah tertulis dalam skenario kehidupan. Seseorang yang bahkan hanya selintas dalam penglihatan, nyatanya sekarang justru memberi banyak cerita baru dalam setiap pertemuan. belum sempat kata terima kasih terucap, lagi-lagi ia menghilang. Tak ada seorangpun tau tentang malam itu, bahkan Kanya dan Hera sampai detik ini pun tak tahu. Sudut-sudut pikiranku selalu terganggu dengannya, ntah apa.. sudah 2 minggu berlalu.

"Wat boleh minjem telfon?"

"Untuk?"

"Telfon, mas Kabul"

"Ada apa lin?"

"Ini wat, akuu, em.. um..."

"Gimana lin?"

"Aku ingin pinjem buku sastranya"

"Walah, nih aku kasih nomornya saja, mungkin setengah jam lagi kamu bisa telfon dia. Soalnya dia keluar kuliah jam satu"

"Mas Kabul kelas Ganjil atau Genap ya wat?"

"Aduh.. apa ya lin? pokoknya dia sekelas sama mas Faruk"

"Kalau mas Pradopo?"

"dia sekelas sama ituu Mas yang kumisan itu"

"Sukab?"

"Nahhh iyo, mas Sukab"

"Serius kamu, wat?"

"Serius, aku pernah dikasih tau mas Kabul, tapi belakangan ini aku gapernah liat mereka lagi"

"Siapa wat?"

"Mas Pradopo dan mas Sukab. Ehh itu mas Faruk, lin, coba tanya dia"

"Ih mana berani wat, lihat wajahnya.. mana ada yang tahan bertatapan lama-lama denganya"

"Sialan, dia berjalan menuju arah sini, lin"

"Gausa geer kamu wat, dia menghampiri koleganya"

"Pradopo" kata kami bersamaan

Lalu dengan sigapnya aku tersadar, Pradopo? mungkin ini salah satu jalan untuk bertanya perihal dia ada di mana, dan apa yang selama ini ia kerjakan.

"Aku mau ke tempat mas pradopo dulu, wat"

"Ehhh kamu berani?"

"InsyaAllah, doain"

Aku bergerak maju sekitar 8 langkah menuju koridor, lalu kulihat wati yang masih duduk melihatku dengan perasaan cemas, padahal dia pun tak tau ada perlu apa aku bicara dengan mas Pra. Aku mengurungkan niatku.. berbalik badan dengan perasaan campur aduk.

"Kok balik lagi, lin?"

"Ada Kabul pacar mu itu"

"Aamiin, eh ! kok bisa"

"Gatau tiba-tiba nimbrung, dengan Mas Faruk dan Mas Pradopo, aku gajadi ke sana.. nanti aku jadi bahan guyon mas mu itu"

"Ada hal apa sebetulnya?"

"Sebetulnya tidak ada wat, hanya saja.. perasaanku seperti gelisah, apabila sekarang aku tak bertanya pada pradopo aku akan terus-terusan gelisah"

"Ada apa dengan Mas Pradopo?"

"Bukan ada apa dengan mas Pradopo wat, tapi ada yang harus kutanyakan dengan mas Pradopo"

"Kalau menurutmu penting, lakukan lin.. usir saja Faruk dan Kabul"

"Gila kamu, wat"

"Hey Wati, Alina !"

Kami serempak menegok arah suara yang diciptakan oleh si pemilik nama lengkap Josephus Kanneth Bryant Lustrilanang alias Kabul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SenyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang