- O1

159 24 9
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

"Oy cepet elah, lelet banget lu pada" haikal mengulurkan tangannya kebawah guna membantu teman-temannya naik ke atas kolbak.

"Sabar sayang, ini ngantri ni ngantri" lingga berbicara sambil berusaha naik meski ujung-ujungnya . . .

Buk

"OY GALING OY! lu gak mati kan gak papa kan lu baik baik aja kan" abim mengguncang tubuh haikal sambil mengecek satu persatu takut ada yang terluka.

"MAMPUS GALING KENA KARMA GARA-GARA MANGGIL GUA SAYANG" haikal yang berada di atas hanya bisa tertawa tanpa niat membantu sama sekali.

"halo gengs jadi disini barusan ada kecelakan yang mengakibatkan satu orang cedera, korbannya berinisial L jadi yang mau donasi bisa kirim ke no 081*****"

sementara lingga si korban kecelakaan jatuh dari kolbak, hanya bisa menahan sakit karena badannya yang di guncang oleh abim. "Astagfirullah lingga sabar di sayang pacar"

"BANGSAT DIEM! tanggung jawab badan gue makin sakit ini anjir!" Lingga bangun dengan ekspresi kesal, gimana ngga kesel ini dia jatuh bukannya di bantuin berdiri malah di ketawain.

seketika semuanya diam . . .

"Loh kok diem?" Lingga memasang wajah bodoh nya

"BEGO, LU YANG NYURUH"

"Biasa aja atuh cairan neraka nya kemana mana" Lingga mengelap wajahnya dengan baju sekolah yang udah kucel karna gak pernah di cuci sebulan.

"Ribut amat, pada ngapain?"

Serempak semuanya menengok ke sumber suara.

"Eh jan, ini tadi si galing jatoh" atan menimpali sambil menunjuk lingga yang masih sibuk mengelap mukanya.

"akang, neng jadi naraek henteu?" supir kolbak yang akan mereka naiki tiba-tiba mengintrupsi.
(Mas, mba jadi pada naik ngga?)

"Yok naik tuh dah di tunggu sama si mang nya gue juga dah lama ga ngompreng" si gadis bermata elang tersebut berjalan menuju belakang kolbak. Haikal yang memang sudah berada di atas dari tadi, dengan sigap mengulurkan tangannya.

Mendengar perintah anjana, mereka semua mengikuti berjalan ke belakang kolbak dan naik dengan bantuan haikal.

"YO MANG BERANGKATT!" haikal berteriak sambil memukul bagian atas mobil.

"KALIAN SEMUA! TURUN"

mampus ketauan . . .

Semuanya berancang-ancang untuk kabur

"MAMA KABURRRR!!!" mereka berlari demgan sekuat tenaga, tapi belum sampai 5 langkah mereka berhenti.

"Kalian mau kemana?" Hisyam berdiri di depan mereka dengan mata tajamnya.

Sial sekarang mereka tidak bisa kabur kemana-mana karena di belakang sudah ada guru piket yang mencegat mereka.

Sementara yang lain memikirkan cara untuk kabur, si gadis berkuncir dua itu hanya diam terpaku melihat sesosok manusia yang kelewat tampan dan manis secara bersamaan.

Dia siapa? 

Satu pertanyaan yang muncul di benaknya secara tak sadar akan membawa mereka ke dalam garis takdir yang akan menciptakan guratan merah dalam lembar kosong mereka.

• • •

hai, gimana sampai sini? Apa kalian suka? Semoga iya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


hai, gimana sampai sini? Apa kalian suka? Semoga iya ya. Jangan lupa pencet bintangnya di bawahh. See you di next chapter!!!




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ngompreng.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang