Hai, aku Asmara Rindu Nusantara. Aku senang punya nama tiga huruf ini, karena nama ini, aku suka sama Indonesia. Meskipun aku lahir di Indonesia dan tidak ada keturunan bule sama sekali, aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkan tanah nusantara ini. Aku baru saja pindahan hari Minggu kemarin, dari Surabaya ke Surabaya. Maksudnya dari kos ke sebuah rumah, yang lokasinya sama-sama di Surabaya.
Aku bekerja di perusahaan penerbitan majalah fashion sebagai penulis artikel, semua karyawan di sini dituntut untuk berpakaian modis dan fashionable. Sejak masuk ke perusahaan ini, aku belajar make up dan berpenampilan sebagai wanita. Tentunya aku tidak sendirian memperjuangkan hal ini, ada seorang sahabat yg membantuku mulai dari nol. Nanti aku kenalin ya. Meskipun tidak suka, aku tidak bisa meninggalkan perusahaan ini. Karena hanya perusahaan ini yang mau mempekerjakanku setelah lamaranku ditolak puluhan kali, itu pun setelah dibantu oleh sahabatku yang merupakan model di perusahaan ini. Hidupku terdengar sangat bergantung pada sahabat, bukan?
Ini adalah hari Senin, hari kerja dan akhir bulan. Deadlineku menumpuk di meja kerja, rencananya akan kubawa pulang dan selesaikan sebelum hari Jumat. Aku mengemasi barang-barangku di pukul 5 sore itu, berharap bisa segera merebahkan punggung di kasur. Suasana kantor sudah sepi, hanya ada beberapa orang yang juga masih mengemasi barang-barangnya. Ketika aku berjalan keluar dari kantor, Anar dari divisi fotografi menyamai langkahku.
"Pulang, Rin?" Tanyanya padaku. Oh iya, aku lupa memberitahu kalian. Aku biasanya dipanggil Arin atau Arinda, Mama dan Papaku memanggilku Nura atau Anura. Kalau lagi marah beda lagi, manggilnya Mara. Beginilah risiko punya nama panjang, nama panggilannya juga jadi banyak.
Aku menoleh, "Eh nar, iya nih. Mau pulang juga?"
Aku balik bertanya padanya."Iya, kamu pulang naik apa?" Anar ini memang baik, salah satu karyawan yang suka membantu. Jadi kalau dibantu sama Anar, dilarang banget buat baper. Karena Anar memang begini ke semua orang.
Aku menggumam untuk berpikir sejenak, "Angkot mungkin."
Anar tertawa kecil, "Naik angkot terus, kan bisa pesen gocar atau gojek sekarang. Lihat juga tuh, kamu pulang bawa barang sebanyak ini apa ga ribet kalau naik angkot?"
Aku melihat diriku sendiri, tas jinjing di bahu kiri, beberapa totebag berisi bahan artikel di tangan kanan, dan tas jinjing laptop di tangan kiri. Persis seperti kurir pasar, tapi mau bagaimana lagi.
"Biar hemat lah, Nar." Aku menanggapi perkataan Anar dengan senyuman malu, sebenarnya kadang aku malu naik angkot terus.
Perusahaan ini melarang karyawan wanita untuk ke kantor dengan mengendarai motor, semua ini demi citra modis dan fashionable. Jadinya motorku kujual sebagai tambahan menyewa rumah baru. Aku bukan orang kaya yang bisa dengan gampangnya membeli semuanya, aku harus membeli barang hanya jika benar-benar butuh. Hidupku dimulai dari titik terbawah dan sekarang aku sedang mencoba untuk ke atas dengan bekerja di perusahaan ini. Meskipun rasanya mustahil, karena setelah bekerja kurang lebih dua tahun. Pencapaian terbesarku yaitu hanya bisa menyewa sebuah rumah.
"Aku anterin ya, Rin. Sekalian mau bertamu ke rumah baru kamu." Aku sudah tahu Anar kalau kamu mau menawarkan untuk mengantarkan aku pulang, karena Anar kan baik.
Sepanjang perjalanan, kami membicarakan semua hal mulai dari aku yang besok mengurus pemotretan sahabatku dimana Anar sebagai fotografernya. Hingga kisah percintaan kami yang sama-sama belum menemukan jalan. Kami tidak pernah menggunjingkan karyawan lain atau atasan, karena kembali lagi, Anar itu baik. Anar sangat sabar dengan semua kemarahan bosnya ataupun karyawan lain, kalau aku? Aku tidak peduli, yang penting aku mendapatkan pekerjaan dan tidak disebut pengangguran lagi.
"Rin, kamu kenapa enggak jadi model aja?" Anar bertanya padaku seakan-akan ia melihatku dengan mata terpejam.
Aku tertawa, "Yang bener aja, Nar. Aku tuh enggak suka pake make up, pakaian feminim kayak gini. Kalau bukan karena kerja di situ, aku enggak mau berpenampilan kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Rindu Nusantara
RomanceAsmara Rindu Nusantara (Arinda) seorang penulis artikel majalah fashion, bertetangga dengan Arianta Sirseis. Pria yang sangat tidak dia sukai, karena Pria itu memelihara kucing. Dimana Arinda sangat tidak menyukai kucing, meskipun bukan phobia. Seti...