Athanasia berjalan santai di koridor tempat dia bekerja, menatap orang-orang yang berlalu lalang baik dari tenaga medis ataupun tidak.
Kesibukan di area rumah sakit memang terjadi setiap hari. Terlebih, pada bangsal UGD yang menjadi tempat rujukan pertampa ketika seseorang berada dalam masa kritis. Baik itu disebabkan karena kecelakaan maupun karena penyakit lain.
Athanasia De Alger.
Orang-orang dalam lingkup professional biasa memanggilnya dokter Alger dibandingkan dengan dokter Athanasia. Seorang dokter muda yang ahli dalam bidang penyakit dalam.
Orang jenius yang mengambil pendidikan kedokteran dan ekonomi secara bersamaan, sehingga gelar yang tersemat dibelakang namanya benar-benar membuat orang sakit kepala.
Bukan hanya sekedar gelar belaka, dalam usianya yang ke 15 tahun, Athanasia berhasil menyelesaikan pendidikan strata satu jurusan ekonomi dan kedokteran di Jerman. Lalu lanjut strata dua yang hanya membutuhkan waktu satu tahun jurusan bisnis dan spesialis penyakit dalam. Strata tiga dia tempuh selama satu tahun, mengambil jurusan filsafat ekonomi dan medis bagian penyakit dalam spesialis jantung di Swiss.
Karenanya, namanya tercatat dalam daftar orang jenius dunia sejak usianya 17 tahun.
Dia cantik, menarik, cerdas, kaya raya, baik hati. Orang-orang sering menyebutnya Malaikat dari surga. Dewi kesempurnaan benar-benar melekat padanya.
"Dokter Alger," Seseorang memanggilnya dari belakang.
Athanasia menghentikan langkahnya dan menatap seseorang yang barusan memanggil namanya.
"Oh, ada apa dokter Margrita?"
Dia adalah Jannete. Salah satu dokter terbaik yang dimiliki rumah sakit Obelia, dia adalah seorang psikiater yang baru saja selesai menempuh pendidikan di Amerika dengan beasiswa rumah sakit satu tahun lalu.
Memang rumah sakit tempatnya bekerja memberikan beasiswa pendidikan bagi para pekerja yang hendak melanjutkan pendidikan, tentunya jika telah melalui persyaratan yang telah ditentukan. Tidak heran, Obelia Hospital merupakan salah satu rumah sakit yang menjadi tujuan bekerja calon dokter yang baru selesai menempuh pendidikan strata satu.
"Sudah mau pulang?" Sebenarnya, Athanasia dan Jannete adalah saudara sepupu.
Ayahnya adalah kakak dari papanya, Claude. Hanya saja, saat Anastasius remaja, dia dikeluarkan dari keluarga karena berselingkuh dengan Penelope yang saat itu adalah tunangan Claude, yang dijodohkan oleh orang tuanya.
Claude tentu tidak masalah, karena memang dari awal dia tidak tertarik dengan Penelope yang dari matanya hanya wanita pengincar harta.
Setelah tahu bahwa calon pewaris takhta Obelia Corporation bukanlah Claude, gadis itu mulai menggoda Anastasius. Yang merupakan anak pertama dikeluarga.
Anastasius sempat dimaafkan oleh keluarganya, dengan syarat melepas hubungan dengan Penelope. Tapi memang dasar wanita ular, dia datang ke kediamannya dan mengatakan di depan keluarganya bahwa dia hamil anak Anastasius.
Walhasil Anastasius dikeluarkan dari calon pewaris takhta.
Dan anak yang dikandung Penelope tidak diizinkan untuk menggunakan nama keluarganya.
Beberapa hari setelah anak itu lahir, Penelope dan Anastasius meninggal karena kecelakaan. Dan anak mereka dititipkan oleh keluarga Judith.
Jannete tidak dapat menjadi bagian dari keluarga Alger dan mewarisi takhta, hal ini dikarenakan mata Jannete mewarisi warna mata ibunya. Bukan ayahnya yang memiliki mata berlian biru khas keluarga besar Alger. Padahal, setiap keturunan keluarga Alger akan memiliki mata yang khas.
Rahasia ini hanya diketahui oleh dua belah pihak. Lagipula, jika ada orang atau bahkan media tahu, mereka tidak dapat melakukan apapun. Kerajaan ekonomi keluarga Alger telah memegang 86% saham media. Tidak sulit bagi keluarga Alger untuk memburu musuh mereka.
Walaupun begitu, hubungan Athanasia dengan Jannete berjalan layaknya saudara pada umumnya.
"Iya, aku akan pulang. Lucas akan menjemputku." Ucapnya.
Memang saat di lingkungan kerja, mereka akan memanggil dengan nama keluarga. Tetapi tidak saat mereka sedang diluar area rumah sakit. Hal ini untuk menjaga professionalitas kerja.
Saat mendengar perkataan Athanasia, Jannete terdiam beberapa saat.
"Athy,"
Seseorang meraih pinggangnya, lalu membawa dalam dekapannya. Athanasia yang diperlakukan seperti itu hanya mendengus dan berusaha mendorong orang tersebut karena saat ini dia masih di depan lobi rumah sakit.
"Sudah aku bilang jangan bertingkah seperti ini disini. Lucas!"
Lucas berdecak, lalu melepaskan pelukannya. Tapi salah satu tangannya masih melingkari pinggang Athanasia.
Saat menyadari Jannete berdiri disisi Athanasia, Lucas melayangkan tatapan tajamnya pada Jannete, yang langsung membuat gadis itu membeku.
Sayangnya, Athanasia tidak menyadarinya.
"Kalau begitu, aku duluan ya Jannete. Sampai jumpa besok."
Jannete tersentak, lalu menolehkan kepalanya kembali kepada Athanasia. "Ya, hati-hati di jalan."
Jannete lalu menatap punggung keduanya yang semakin menjauh.
Sebagai seorang psikiater, terlebih sudah mempelajari mengenai kejiwaan seseorang selama bertahun-tahun, Jannete mengetahui betul bagaimana karakter laki-laki itu.
Dia berbahaya.
Setiap tatapannya pada orang-orang di sekitar Athanasia, tidak peduli laki-laki atau perempuan, terasa berbeda. Cara dia menempatkan posisi di dalam lingkungan, caranya berbicara, caranya mengambil kesimpulan jika sedang berkumpul dengan teman-teman Athanasia,
Semuanya...
Jannete mencari tahu informasi mengenai Lucas setelah dia menyadari kecurigaannya pada laki-laki yang merupakan teman Athanasia sejak kecil.
Dan dugaannya mengarah pada satu kesimpulan.
"Dokter Margrita?"
Helena memanggil Jannete yang terdiam di depan lobi rumah sakit. Jas putihnya masih dia kenakan, tandanya gadis bersurai coklat itu masih memiliki jam kerja.
"Apa yang kau lakukan berdiam diri disini?"
Helena menatap kedepan, ke arah Jannete menatap. Tapi dia tidak menemukan apapun selain orang-orang yang berlalu lalang.
"Ah, dokter Irene... Tidak apa-apa. Aku hanya mengantar dokter Alger pulang." Ucapnya.
Helena yang mengerti menganggukan kepala.
"Ayo kita kembali,"
Jannete tersenyum, "Tentu,"
.
.
.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession [Suddenly, I Became A Princess]
FanfikceSejak kita dipertemukan, sejak pertama aku melihatmu. Kamu sudah menjadi milikku . . . Karakter punya Plutos/spoon Media bukan punya gue FANFICTION