DOL-1

7 1 0
                                    

"Ayahanda"

"Ayahanda"

Dua suara yang berbeda itu menyebutkan satu kata secara berasamaan setelah melihat kehadiran sesosok yang belum ingin mereka temui, lebih tepatnya, mereka takut untuk menemuinya. Terutama Alvero.

Ya, perbuatan usilnya di bumi kapan hari itu mampu menggemparkan dunia langit, membuat ayahanda atau Dewa Langit murka. Dewa langit merasa malu karena telah mengganggu ketenangan kerajaan danau.

"Alvero!"

Suaranya menggeram menahan amarah yang siap meledak.

Alvero yang mendengarnya pun langsung berlutut di hadapan Dewa Langit "Ayahanda, maafkan Ananda, Ananda tidak sengaja melakukannya". Dia makin menunduk saat tatapan tajam menghunus kepadanya.

"Kali ini kesalahanmu menuju fatal putraku. Ayah tidak akan membiarkan kesalahan yang nantinya akan kita sesali bersama." Dewa langit menghela nafas, sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Ayah akan menghukum dirimu. Kamu akan turun kebawah, ke dunia manusia. Cari keluarga tak sedarah yang menguarkan ketulusan cinta penuh makna. Buat mereka menerima mu dengan tulus dan bantu mereka dengan segenap jiwa ragamu. Ayah akan mengawasimu dari sini, begitu kamu lulus dari ujian ini, ayah akan membawamu pulang lagi" Sang Dewa langit menghentikan Suaranya yang bergema penuh wibawa.

Alvero menatap prihatin ayah nya, kemudian tatapannya beralih ke Reynando, saudara lelakinya. Tapi lelaki itu menggeleng pasrah, Sorot matanya mendung karena tak mampu menolong saudaranya kali ini.

Sekali lagi, Alvero memandang kepenjuru ruangan sebelum mengangguk pasrah dan menghilang pada saat itu juga.

⭐⭐⭐

"Ngapain sih, pagi-pagi disuruh tumpengan"

"Iya nih, kayak orang gak ada kerjaan aja lo"

"Cepetan, gue harus ngampus dulu nih"

"Iya cepet, gue belum nyelesaiin tugas dari Pak Benu, Lo tau sendiri Pak Benu macam macan kudisan kalo lagi marah"

Semua suara itu tertuju pada seorang gadis yang berada di tengah-tengah seperti tumpeng nikah. Gadis itu memutar bola mata dan mencebikkan bibirnya.

Sebelum bicara, dia melihat satu-satu wajah teman seper-goblokkan-nya, gadis itu mendengus kesal "Makanya diem dulu lo pada. Kalo lo, lo pada ini nyerocos mulu, kapan gue ngomongnya!" Wajahnya Semakin tertekuk setelah mendengar perkataan salah satu teman seper-goblokkan-nya.

"Gimana kita mau diem, orang lo ditunggu buat ngejelasin dari tadi cuma diem-diem an bae, malah duduk di tengah kayak patung pancoran. Hadeuh" Siapa lagi kalo gak kelakuan Vira, yang mulutnya gak pernah absen untuk memaki.

"Ck, iya-iya, ini gue mau jelasin, diem dulu"

Gadis itu a.k.a Si Jennie mengubah ekspresi wajahnya menjadi seceria mungkin, lalu menatap teman-temannya dengan antusias. "Gimana kalo kita ngediriin tempat buat ajang pencarian jodoh. Semacam biro jodoh gitu"

'Bugh!'

Belum sempat menyela, tiba-tiba ada suara benda jatuh tepat di pintu masuk. Sontak semuanya menoleh ke sumber suara pengusik diskusi abal-abal mereka.

Setelah itu, yang terjadi hanya pemandangan tak mengenakkan yang berasal dari semua orang yang berada dalam ruangan.

Mata membelalak seakan ingin melompat keluar, serta mulut yang menganga lebar.

Minggu, 12-07-2020

Devotion Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang