18. Tetangga Usil 2

4.7K 474 187
                                        

Wang Yibo merebahkan dirinya di kasur dengan mata berkaca. Semenjak kepergian Xiao Zhan satu jam lalu. Yibo berusaha menutup kegundahanya dengan segala cara. Tetapi entah mengapa, ia malah semakin merasakan sedih yang memenuhi hatinya.

"Zhan Ge," rintih Yibo pelan, berharap memanggil nama pria itu cukup mengikis rasa sesak di dada, Namun sayangnya hal tersebut malah membuat ia semakin sedih. Teringat, bagaimana pria itu meninggalkanya tadi. Belum lagi, sampai sekarang dia belum pulang juga. Padahal jam telah menunjukan pukul 9 malam.

Ceklek!

Terdengar suara dorongan pintu terbuka. Sangat pelan, mungkin ia berusaha untuk  tak menggangunya. Namun, Yibo cukup tahu siapa pria itu.

"Sayang, apa sudah tidur hm?"

Yibo tak bergeming, ia masih dengan posisi sejak tadi membelakangi pintu, dan Xiao Zhan yang melihatnya terdiam beberapa saat.

"Yibo?" panggilnya lagi, penuh kelembutan dan kehatian. Namun, Yibo masih tak beringsut dari posisinya. Ia masih enggan untuk membalas panggilan itu.

Katakanlah, dia terlalu berlebihan. Namun, hati siapa yang tak sakit melihat suaminya pergi dengan wanita lain. Disaat ia mengandung besar.

"Gege tau Yibo belum tidur, katakan apa ada yang mengganggu?"

Ada yang mengganggu? Sungguh, ia terlalu naif atau Xiao Zhan terlalu baik.

Xiao Zhan bergerak menaikin ranjang, berbaring menghadap punggung Yibo lalu meletakan tangannya di atas perut. Merasakan pergerakan lembut dari buah hati yang sepertinya menyadari akan sentuhanya. Namun, hanya beberapa saat karena beberapa detik kemudian. Yibo menyingkirkan tangan itu pelan, menjauh sedikit seolah ia mengatakan risih. Membuat pria dewasa itu mengerjap mata berulang kali, bingung apa yang sedang melanda kekasihnya itu.

"Kenapa Eumm? Biasanya Yibo suka gege sentuh perutnya?" Xiao Zhan hendak menjulurkan tanganya kembali, tapi terhenti saat melihat tubuh berbalut piama putih itu bergetar, tak ayal Xiao Zhan terkesiap segera menarik bahu itu hingga berbagi tatap.

"Sayang?" guman Xiao Zhan sedikit shock, ketika menemukan butiran air mata lolos di mata Yibo, mengenang lalu mengalir tanpa henti.

"Ada apa? Apa Yibo sakit?" tanya Xiao Zhan khawatir. Mengusap pipi tembab itu guna mengahapus air matanya.

Yibo tak menyahut, ia tetap membungkam mulutnya. Tertunduk dengan suara segukan yang tertahan.

"Sayang katakan? Apa gege menyakiti hatimu?" kali ini Xiao Zhan berkata selembut mungkin, mengelus bahu serta membawa tubuh berisi itu tenggelam dalam dadanya. Sungguh, Xiao Zhan berdosa telah membuat sang kekasih menangis dan dia tak bisa berbuat apa-apa.

"Gege jahat!"

Setelah mendapat pelukan hangat dari Xiao Zhan, barulah tangisan Yibo makin terdengar, sedikit menggema memenuhi indera pendengaran pria itu.

"Gege jahat, kenapa meninggalkanku? Aku juga ingin jalan-jalan pada malam hari, bersama Gege," ujar  Yibo dengan sesegukan di sela dada Xiao Zhan yang mendekapnya.

"Maafkan Gege Sayang, maaf." Xiao Zhan mengelus punggung Yibo yang masih merintih dengan isakan pelan. Terasa begitu sakit ketika menyadari kalau benar, semua karena dirinya.

"Aku juga ingin bersama Gege, Sudah lebih delapan bulan kita menikah, tetapi Gege tak pernah mengajakku. Apa Gege lupa? Lalu ketika ada orang luar mengajak Gege, dengan entengnya Gege menerimanya," cerocos Yibo, walau sebenarnya bukan itu yang membuat ia menangis. Ia cemburu, tetapi tak elegant saat ia marah karena wanita itu. "Apakah aku tak bearti?"

Sungguh, berdosanya Xiao Zhan sebagai pria dominant di sini, bagaimana bisa ia tak memikirkanya. Sampai sang istri bisa sesedih ini.

"Kenapa Yibo bisa berpikir begitu, Yibo segalanya bagi gege. Segalanya sayang."

[BL]My Boy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang