Black Bodyguard - 7

4.3K 184 14
                                    

Helo, BB telah update kembali. Kemungkinan bakal di percepat updatenya. Dan sekali lagi ini mungkin tambah ancur, dan juga tanpa edit. thanks banget udah mau baca.

Happy reading, guys!

***

Ah. Sinar matahari ini membuatku mengernyit karena terlalu terang untuk ukuran pagi, dan akupun terbangun karena jelas ada yang membuka gorden jendelanya. Sambil menguap anggun dan membuka mata, menyesuaikan dengan sinar, aku menatap ke arah gorden yang terbuka dengan di sampingnya seseorang yang telah membukanya, Ha! Tebak siapa? Ya, dia Ervin.

“Pagi, no-ehem! Fero,” sapanya hampir membuat pagi indahku ternodai, dan dengan segera Ervin meralat secepatnya dengan dihiasi senyuman.

“Hm, pagi.” baru kuperhatikan dia sudah rapi dengan pakaian seragam sekolahnya yang normal --tolong dicatat--, biasanya dia memakai jaket hitamnya. Aku sedikit aneh karena dia tidak pernah mengeluh kepanasan, err jaket hitam yang aneh.

Seperti tahu jika dia diperhatikan, aku dengan segera bangkit.

“Fero, bisa kita cepat? Ini hampir terlambat.” katanya membuatku segera ke kamar mandi. Arghhh! Kenapa malah aku yang selalu menurut padanya? Aku kan majikannya, dan jika kau lupa, kemarin yang bilang kau temannya itu siapa? Eum, benar juga.

Dengan secepat kilat aku mandi, bisa dibayangkan, aku mandi hanya dalam waktu 15 menit dan semoga saja kuman-kuman pada tubuhku hilang, aku paling malas sakit.

“Fero, cepat kita berangkat.” Ervin terlihat buru-buru, astaga. Ini jelas membuatku ikut panik, Hei! Aku belum sarapan. Dia segera menarikku keluar dan menyuruhku cepat masuk. Err, padahal aku tidak pernah sepanik ini karena telat. Sial sekali si Ervin ini.

***

“Haah.. untung kita tepat waktu.” Ervin mengelus dadanya seusai mereka sampai di kelas dan duduk dengan tenangnya. Fero diam dikursi sambil melirik sesekali ke belakang. Ia terlihat heran dengan perubahan Ervin dan itu cukup –ehem! Membuatnya senang. Karena terlalu senang, Fero tidak sadar jika Ervin duduk tepat di depannya yang kini tersenyum tidak jelas.

“Eum, Fero?” panggilan Ervin sontak membuat Fero terkejut, ia nyaris berteriak. Sebelum memberikan tatapan kesal pada Ervin, “Apa?”

“Kau belum sempat makan ‘kan?” belum sempat Fero menjawab, Ervin membawa kotak bekalnya di depan Fero.

“Ayo kita makan,” ajak Ervin penuh semangat.

“Kita?” tanya Fero yang kini membuat Ervin mematung. Dia sedikit gugup.

“Maksudnya, eum..” karena kebingungan bagaimana menjelaskannya, Ervin malah kelihatan salting sendiri dan itu sukses membuat Fero tertawa.

“Apa?” kata Fero masih menutup senyumnya di sela-sela tangan kanannya.

“Sudahlah, santai saja Ervin. Aku hanya bercanda.” Dan merekapun memakan sarapan mereka dengan cepat-cepat karena bel sebentar lagi tanpa memandang seisi kelas yang menatap mereka aneh. Biasanya Fero tidak pernah akur apalagi menunjukkan ekspresi senangnya.

***

 

Saat ini aku lagi di kantin, mau makan. Karena bekal kita tadi pagi dimakan jadi istirahatnya di kantin. Ervin lagi mesen, dan aku duduk di tempat pojok kantin karena penuh. Dan dengan tiba-tiba, segerombolan cewek yang kalau tidak salah sekelas denganku datang. Firasat tidak enak nih.

“Hei, Fero.” sapa cewek tengah. Jadi ada tiga cewek, kalau lebih dari 2 berarti segerombolkan? Dan aku gak salah ‘kan? Ditengah, disamping kiri cewek manis, samping kanannya cewek tinggi cakep juga sih.

“Ada apa?” tanyaku polos, biasanya kalau udah begini pasti gak jauh-jauh dari masalah cowok.

“Gue mau tanya.” kata si tengah lagi.

“Tanya aja lagi, mumpung gratis.” Jawabanku sontak mebuat si tengah kesel, emang ada yang salah yah sama ucapanku?

“Lo pacaran sama Ervin?” kini sorot matanya kelihatan banget penasaran dan beerharap kalo jawabanku sesuai pikirannya. Butuh dikerjain nih cewek biar tahu diri, berani-beraninya sama Fero.

“Kalo iya kenapa? Emang urusan gitu ama lo?” dia mendelik tak suka, bodo amat.

“Jelas urusan. Ervin itu inceran gue pas.”

“Terus?”

“Ya terus, Lo gausah kegatelan deket-deket dia.” aku mengernyit heran, perasaan selama ini Ervin yang selalu membuntutiku kemana-mana, buta kali nih cewek.

“Gue gak deket-deket dia. Emang udah keharusan dia buat deket gue, lagian lo cuma kenal di kelas, gue udah seatap sama dia biasa aja tuh.” masih masang wajah songong biar dia tahu rasa, enak aja bilang aku cewek kegatelan.

“Sialan nih cewek,” ucap cewek tinggi yang keliatan banget keselnya, terus kalian mau apain aku hah?

“Ehem!” deheman itu membuat kami semua menoleh, Ervin berdiri sambil membaca nampan makanan dan minuman. Dia menatap heran pada kami.

“Ada apa yah? Kalian mau gabung?” begitu ditawarkan, mereka langsung mengiyakan dan pesen makanan. Aku cuma merengut menatap Ervin kesal.

“Aku mau ke kelas.” terlalu malas sama cewek muka dua, akhirnya aku bangkit dan pergi ke kelas, terserah deh si Ervin mau ikut apa enggak.

***

Aku duduk dibangku Ervin, lagi kepengen mojok. Kelas sepi, emang sih biasanya juga cuma aku sama Ervin yang di kelas, makan bareng yah bukan mesum. Kulihat Ervin masuk masih membawa nampan makanannya.

“Kamu kenapa sih tiba-tiba pergi gitu?” tanyanya sambil mendudukan pantatnya ke kursiku.

“Gak suka aja sama mereka. Lagian ngapain sih nyuruh mereka gabung?”

“Kamu cemburu?” Ha? Seorang Fero cemburu? Yang benar saja.

“Gak. Kurang kerjaan.”

“Ya, ya. Dan sekarang waktunya makan. 15 menit lagi masuk.” Aku mendengus malas. Kemudian memakan cepat makanan yang Ervin pesan.

“Pelan-pelan.” katanya sambil melihatiku. Sial, kenapa malah jadi sudah ditelan sih.

“Kamu gak makan?” dia menggeleng.

“Tadi aku makan super cepet di kantin. Hehe..” katanya sambil diakhiri cengiran manisnya. Uhuk, salah makan nih pasti.

“Kan tadi udah dibilang, pelan-pelan dong.” Dia mengambil minumku dan menyerahkannya padaku dengan segera.

“Ini pasti sausnya terlalu pedes. Makanya keselek.” Dia tertawa dan segera mengarahkan tangan kanan, mengusap lembut pada sudut bibirku dan kemudian mengemutnya. Kelakuannya itu bikin wajahku panas, gila.

“Gak pedes,” katanya masih diiringi tawa ringannya. Aku mematung di tempat, sadar Fero sadar. “ Kamu…”

“Ya?”

“Kamu tuh jorok bangeet sihhhhhhhhhhhhhhhhh” teriakku kesel anatara malu dan jijik, sial banget si Ervin.

____________

Selamat tahun baru *jlederr* semoga di tahun berikutnya menjadi tahun yang lebih baik lagi.

Jangan lupa Vote dan Comment nya^^ -31-12-14-

Kecewa sih yang baca ribuan, vote cuma 40. T_____T

Black BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang