Black Bodyguard - 15

3.3K 124 31
                                    

Ini part kayanya kurang berasa feelnya. Buru-buru buatnya, dan yeah~ tanpa baca ulang, edit, dan pasti typo banyak. Makasih ya... yang udah mau sempetin baca dan komen *muah muah deh

Happy reading, guys!

***

(ERVIN POV)

 

Fero, Fero, Fero. Kemana tuh anak dari tadi dicariin tapi tidak ketemu juga. Ini sudah hampir jam belajar dan waktu istirahat akan berakhir. Aku berjalan sambil bawa-bawa nampan makanan Fero, sudah seperti pembantu dimana-mana. Tadi sih dia lagi di kantin, sendirian tanpa nungguin aku.

Aku sempet lihat Fero lewat koridor karena tadi aku sedang diminta untuk menerima cinta, hasikk, bahasanya jelek banget. Apa yah yang bagus? Intinya, aku pergi ke lapangan, nemuin cewek namanya Cika, dia cantik, kita temen sekelas ya walaupun sudah pasti mereka jarang sekali ada di narasi aku dan Fero. Hahaha, maaf-maaf kelepasan.

Kembali ke topik. Jadi pas aku nyusul ke kantin, Fero si malu-malu lagi kesusahan pesan makanan, sudah pasti karena kantin benar-benar ramai. Aku mendekatinya dan hampir aja Fero jatuh jika aku tidak ada dibelakangnya. Dia kelihatan sebel gitu, terus pergi cepat-cepat tanpa ucapan terimakasih, untung aku sudah tahu sikap dia jadi tidak terlalu mempermasalahkan. Dan selanjutnya aku memesan makan siang kami, aku sengaja tidak bawa bekal agar Fero tidak bosan dengan masakan rumah saja. Dan di sinilah sekarang, kembali ke kantinn dengan makanan utuh tanpa sedikitpun termakan, Fero tuh benar-benar tidak bisa menghargai sesuatu yah. Aku sudah keliling, errr maksudnya ke kelas, ke atap biasa Fero nongkrong tapi tidak ada. Padahal sudah susah payah bawa-bawa nampan sambil naik tangga tapi nihil. Tuh anak ngilang, aku lupa membawa monitor pelacak jadi ya aku harus menunggu Fero hingga muncul sendiri atau aku akan menelpon supir di rumahh untuk mengantar alat yang kubutuhkan.

***

*FERO POV*

 

Ini sudah dua jam aku di dalam toilet sekolah. Bukan boker, tapi nunggu waktu pulang. Untung saja toilet ini tidak bau jadi aku betah di sini. Juga untung saja, di bilik yang aku pakai ini tidak ada yang mengedor-ngedor, aku tau kok cewek sekolah tuh paling anti sama toilet. Mereka hanya perlu cermin dan juga make up kalau ke toilet jadi beginilah. Duduk sambil melamun tidak jelas, aku bingung mau ngapain. Ponselku tertinggal di kelas dan aku tidak membawa apapun untuk meenghilangkan kebosanan jadi aku hanya melamun, melamun membayangkan bagaimana paniknya Ervin. Pasti imut, hihi aku tersenyum tanpa henti. Tapi tiba-tiba lampu toilet mati. Aku nyaris berteriak karena kaget. Ini tidak lucu jika ada orang iseng di sini.

Klek.

Klek.

Klek.

Susah. Pintu bilik ini susah dibuka, ini siapa sih iseng banget. Perasaan aku, nih bilik gak dikunci deh, kok susah dibuka sih. Jam tanganku satu-satunya penerangan di sini. Astaga! Ini sudah jam pulang. Bisa gawat kalau Ervin sampai tidak menemukanku di sini. Errr!! Siapa sih yang beraninya mengunci pintu dan mematikan lampu, huh bikin rencana berantakan aja. Sorry, aku bukan tipe penakut, mau ngerjain sampai malam juga tidak apa-apa, aku t-i-d-a-k takut!!! Serunya tiga kali tuh.

“Ervin..” gumamanku tanpa sadar. Ini sudah kelewatan. Masa dia gak kepikiran aku di toilet sih. Helo~ di sini ada majikannya, nona mudanya, tunangannya, dan –ehem- orang yang di.. cintainya masa gak ada gitu telepati atau perasaan yang buat dia nyadar kalau aku lagi butuh dia apa.

“Hihihihi~” Lho? Suara apaan itu? Gak lucu kalau ada hantu di siang hari gini. Lagian, aku gak takut.

“Hihihi~” aku diam, biarin tuh suara abis sendiri.

“Hihihi~”

“Hihihi~”

“Hihihi~”

Lho kok makin lama di dieminin makin lama juga bikin merinding. Aku melihat ke atas yang gelap, err ini siang bolong Fero, gak mungkin ada hantu. Tidak mungkin, yang logis dong kalau mikir.

“Fero,” panggil itu sukses membuatku melihat ke atas dengan diikuti jam tanganku dan….

“KYAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”

***

Itu-itu tadi apa coba, aku menutup wajahku setelah berteriak tidak jelas, dengan takut-takut aku membuka kembali sela-sela jariku saat tepat mahkluk entah darimana datangnya berdiri di depanku, ewww ini membuat bilik bertambah sempit sehingga membuat tubuhku terpojok membentur pintu.

“Fero, kamu gapapa?” Eh? Itu kan suaranya Ervin. Aku membuka kedua tanganku dan mengarahkan jam tanganku beserta wajahku mendekat ke wajahnya, aku menatapnya dari atas karena dia tinggi, dan aku tidak menyangka lantai ini tiba-tiba licik sehingga membuatku jatuh memeluk Ervin. Dan walaupun suasana gelap begini aku dapat merasakan jika Ervin tersenyum menyebalkannya.

“Emm, mencari kesempatan rupanya.” aku segera mendorongnya walaupun tidak berhasil, jelas ini sempit sekali.

“Kamu ngapain di sini?” tanyaku padanya.

“Bukannya aku yang harus bertanya, kamu nagapain di sini?” aku memutar bola mata, jengah mendengarnya membalikkan pertanyaanku.

“Aku sedang ngumpet. Kamu?” dia tertawa mendengar jawaban konyolku.

“Dan aku sedang mencari orang yang mengumpet itu.” aku mengangkat bahu tanda tak peduli.

“Sekarang keluarlah.” suruhku padanya. Ervin tidak juga bergerak dari tempatnya.

“Apa lagi Ervin?” dia masih diam, ini cukup permainannya, aku tidak tahan jika tiba-tiba yang di depanku bukanlah Ervin, itu tidak lucu.

“Fero,” panggilnya membuatku menatap matanya yang kelihatan bersinar di tengah gelap ini, kelihatan bayangannya yang mendekat padaku. Tangannya menyentuh pinggangku dan memeluknya, aku hanya bisa fokus pada matanya karena sekarang aku seperti tersengat listrik. Benar-benar menggelitik dan berdegum kenacang saat Ervin menyentuhku.

“Fero,”

“Fero,” aku seperti terhanyut dalam suara seksinya yang kini memanggilku. Aku tidak pernah berpikir jika Ervin punya suara seseksi ini. Aku merasakan kecupan demi kecupan meluncur pada leherku, naik ke atas, ke rahang, kemudian ke bibirku, ini seperti sensasi bir yang aku tidak tahu rasanya, benar-benar memabukkan.

“Fero,” Panggilannya kian lama kian membuatku menggila. Ini benar-benar gila.

***

“FERO!!!” Panggilannya kali ini membuatku terkejut dan menatap sekeliling. Ini mimpi?

Jadi aku, Ervin hanya mimpi? Mimpi? Mimpi? Yang benar saja! Aku menyembunyikan wajahku saat melihat Ervin berdiri tepat di samping kasurku. Sejak kapan aku ada di rumah!? Mimpi sialannnn!!!!!!!!!

__________________

Jangan lupa Votementnya^^ -27-01-2015-

Black BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang