18

681 70 11
                                    

Listen to One Direction - 18

Happy Reading! :)

.

.

.

Siapa bilang Hoseok tidak pernah jatuh cinta? Saat itu ketika duduk di kelas 3 SMA. Hoseok mulai merasakan indahnya menyukai seseorang.

Ck, sebenarnya pedih sekali bila mengingatnya. Jatuh cinta sepihak saja. Menjadi pengagum dalam diam pada sosok yang dipuja hatinya. Sulit sekali.

Dia. Min Yoongi.

Si pemain piano dan basket. Menjadi sosok yang begitu dipuja dan digilai kaum hawa di sekolah. Dan Hoseok yang merasa tidak benar telah menyukainya juga. Suka dalam arti lebih. Pernah menjadi sosok yang begitu dicintai seorang pria manis seperti Hoseok.

Dan dengan gila, Hoseok mengutarakan perasaannya dengan berani. Takut ada kata terlambat mengungkapkannya.

Dan cintanya tak berbalas.

. . .

Bermodalkan transkrip nilai yang pas-pasan ketika lulus kuliah, Hoseok diterima bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan. Bukan main senangnya Hoseok. Akhirnya dia bisa menghidupi dirinya berkecukupan.

Hari ini hari pertama Hoseok bekerja. Dia tidak ingin membuat kesalahan sedikit pun. Ia datang tepat waktu. Pakaiannya pun terkenakan dengan rapi. Ia berjalan menuju lift dengan langkah cepat.

Tak menyadari datangnya sosok dari arah lain, membuat Hoseok menabrak tak sengaja. Hoseok mengaduh pelan. Sesegera mungkin ia melihat ke sosok itu. Ia membungkuk meminta maaf. Sial. Kenapa ia harus menabrak Kim Taehyung? Si manager di perusahaan ini.

Eh, ngomong-ngomong dia tampan...

PLAK

Berhenti memikirkan itu bodoh!

"Maafkan aku, sajangnim," ucap Hoseok lagi. Taehyung tersenyum tipis. "Tak masalah. Lain kali hati-hati," jawabnya lalu masuk ke lift. Hoseok hanya mampu mematung melihat Taehyung yang masuk ke lift. Artinya, mereka akan berada dalam lift yang sama bukan?

"Kau tidak masuk? Kenapa diam saja?" Ucap Taehyung menyadarkan Hoseok. Hoseok mengelus tengkuknya dan ia melangkah masuk.

Berduaan di lift. Berduaan di lift. Berduaan di ...

TING

Lift terbuka dan muncul kerumunan yang lebih banyak. Hoseok melangkah mundur dan berakhir dihimpit di sudut. Hoseok menghela napas kasar. Mungkin ada baiknya dia tidak berpikiran aneh-aneh. Malah yang ada jauh dari ekspektasi.

. . .

Hoseok meregangkan otot-ototnya. Pegal sekali. Dia baru saja menyelesaikan tugas mengetik. Dan baru saja seorang karyawan senior memintanya memberi sebuah dokumen pada atasan mereka.

Hoseok menurut saja. Toh, tugasnya juga sudah selesai. Beruntung jari lentiknya dulu berlatih cepat menari di atas keyboard. Itu sangat membantu.

Hoseok merapikan pakaiannya lebih dulu. Ia tak mau dinilai tak rapi oleh sang atasan. Pelan ia ketuk pintunya sopan. Dan dia diijinkan masuk.

Yoonseok StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang