With You

3.5K 121 1
                                    

Author POV

Pril, gue udah di depan gerbang rumah lo

Begitulah bunyi sms yang dikirim ali buat prilly, ia sudah menunggu prilly di dalam mobilnya, tepat di depan gerbang rumah gadis itu.

Ali bersiul-siul riang, senyum tak lepas dari bibirnya karna prilly mau menerima ajakannya walaupun ia harus mencari alasan dulu saat prilly bertanya kenapa ali tak mengajak caca saja melainkan dirinya.

Lo kan suka main gitar, dan pasti juga jelas tau donk toko yang menjual alat musik gitar yang bagus di sekitaran Jakarta. Nah gue pengen beli baru, karna gitar gue ketinggalan di singapure

alasan modus yang di pakai ali buat meyakinkan prilly, dan untung saja setelah itu prilly tak bertanya apapun lagi, hanya membalas dengan kata "OK". Satu kata singkat bukan gombal tapi membuat ali seakan melayang.

(sorry author lebay ^^)

Beberapa menit menunggu akhirnya prilly muncul juga dengan stylenya memakai kemeja denim berlengan panjang yang digulung ke atas dengan dalaman tanktop putih dan hot pants jeansnya, sepasang flat shoes putih serta tas selempang putih. Rambutnya di kucir kuda, wajahnya dipoles makeup tipis yang membuat ia terlihat tampak manis. Sebagai pelengkap ia memakai kacamata lens blacknya.

Ali selalu takjub dengan apa tampilan prilly, baju apa yang prilly kenakan entah di kampus atau saat mereka pergi nongkrong bareng.

prilly memang bukan seperti gadis-gadis masa kini yang suka berpakaian sexy dengan polesan make-up tebal dan lipstick yang merah merona, ia pun juga tak selalu bergaya sefeminine caca, tampilannya selalu sesuai moodnya, begitu kata prilly waktu itu.

tapi itulah daya tarik gadis itu buat ali.

"Ali, woyy lo ngelamun ???"

prilly mengibas-ngibaskan tangannya di depan ali karna ali belum menjalankan mobilnya tapi hanya menatapnya diam.

"waduhh jangan-jangan ni anak kesambet hantu kompleks"

prilly menepuk pundak ali cukup keras, karena takut yang ia pikirkan benar-benar terjadi.

Ali yang entah berapa menit sudah melamun atau takjub mengagumi sosok di depannya terkaget dengan tepukan keras yang di rasakannya.

"Aduh pril, lo kenapa mukul gue sih" ali meringis sambil mengusap pelan bahunya.

"kecil-kecil Hercules juga lo ya".

"hahaha, maaf .. abisnya lo mah di panggil-panggil dari tadi malah bengong liatin gue, yaa gue pikir lo kesambet hantu kompleks sini. Sini deh gue usapin, mana yang sakit???"

Prilly menurunkan tangan ali yang mengusap sendiri bahunya dan di gantikan dengan usapan dari tangannya. Tampang meringis ali seketika tergantikan dengan senyum tipisnya, skinship sederhana yang membuatnya senang bukan kepalang.

"Kalau bakal kayak gini terus, gue mau deh di pukul prilly terus" ucap ali dalam hati.

"Udah ga sakit kan, ayoo jalan keburu sore banget"

prilly menghentikan gerakan tangannya lalu mengubah posisi duduknya menghadap kedepan jalan.

Tanpa membalas, ali melenggang maju menikmati perjalananya dengan hanya berdua bersama priily.

............................

Ali POV

Aku dan prilly memasuki toko alat musik yang berada di sekitaran kawasan mall pondok indah, sudah sekitar lima belas menit lamanya tapi kami berdua belum mendapatkan gitar yang cocok buatku.

You are the oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang