Friend or Secret Admirer ???

2.8K 135 1
                                    

Maaf guys baru post lagi ^^

ngepost new chap.nya sekarang ngikutin mood karna ngeliat respon yg kurang. mungkin kurang diminati kali yakk ... tapi yaa ga papah, bakal tetep dilanjutin jg koq krn udah terlanjur bikin ceritanya jg :)) tp yaa itu maaf ngapdetnya ga sering2.

Anw, buat yg silent readers .. Makasih udh mau mampir~


Author POV

Prilly menyusuri koridor kampusnya sendirian, hari ini aktifitas perkuliahan mereka sudah aktif kembali.

"duhh, caca pake acara sakit .. jadinya sendirian deh" prilly menggumam kecil, Lalu memberhentikan kakinya di sebuah taman kampus, tempat dimana pertama kali ia berkenalan dengan caca dan memutuskan untuk menjadi sahabat dari gadis itu.

"ehm, boleh duduk disini ga???"

sebuah suara berat membuyarkan lamunan prilly, prilly menengok kearah sumber suara tersebut yang tepat berada di sebelahnya.

Seperti dejavu, kejadian ini mengingatkannya pada caca. Hanya bedanya kali ini pemilik suara berat itu adalah seorang cowok tampan berkulit putih, berhidung mancung dan berwajah oriental.

"boleh koq, duduk ajah .. bukan milik gue ini" jawab prilly mempersilahkan cowok yang kini telah mengambil posisinya di sebelah prilly hanya berjarak beberapa centi.

Diam menyelimuti mereka, prilly enggan memulai percakapan karna moodnya yang lagi tak bagus, ia hanya sibuk mengotak-atik i-phone s5 miliknya.

Merasa di acuhkan oleh prilly, akhirnya cowok itupun berinisiatif memulai percakapan.

"Nama gue Lei, gue anak tekhnik .." ia mulai membuka suaranya, mencoba memperkenalkan dirinya dulu karna ia pun bingung sebaiknya harus memulai dengan apa.

Prilly melirik lei sekilas dengan iris mata coklatnya, ia tersenyum kecil baru kali ini ada seorang cowok yang memperkenalkan dirinya secara terang-terangan, karena sejak ia memulai aktifitasnya sebagai mahasiswi di kampus itu, ia hanya banyak menerima perkenalan melalui bingkisan-bingkisan kecil atau setangkai mawar yang biasanya di taruh di depan lokernya.

Sebenarnya ada beberapa juga yang berani menghampiri prilly secara langsung, tapi karna sikap cuek gadis imut itu pada mereka, sehingga mereka memutuskan untuk angkat kaki saja dari hadapan prilly tanpa sepatah katapun keluar dari mulut mereka.

"Gue ..."

"Prilly kan .."

belum sempat prilly menyebutkan namanya, lei sudah memotongnya duluan.

Prilly menatapnya aneh, dan kerutan di dahinya seakan mengisyaratkan kebingungannya kenapa lelaki di sampingnya ini kenapa bisa tau namanya, padahal seingat prilly mereka baru pertama kali bertemu.

" :)) gue tau nama lu dari temen-temen sejurusan gue" ucap lei lagi karna

melihat ekspresi prilly yang di berikan untuknya, lei menyadari kebingungan gadis itu, jadi ia segera menjawab tanpa prilly harus bertanya dulu.

"koq bisa ???" prilly jadi penasaran dengan alasan yang lei sebutkan

" temen-temen cowok sejurusan gue, banyak yang ngidolain lu.. kata mereka, ada makhluk manis di jurusan psikologi, ada juga yang ngasih julukan, lo itu Barbie hidup.

Karna penasaran, gue sempet nanya ke mereka makhluk manis dan Barbie hidup yang mereka idolain itu yang mana.

Dan kebetulan waktu itu saat gue bareng anak-anak nongkrong di kantin, lo juga ada disitu bareng sahabat lo, caca"

Mendengar jawaban panjang lei, prilly diam sejenak. Jangan-jangan lei punya modus yang sama kayak cowok-cowok kampusnya yang lain yang ingin mendekatinya.

"ehh tapi tadi lo nyebutin nama temen gue, caca.. lo tau dia juga"

"Oohh kalo soal itu, engga sih... gue tau dia juga dari anak-anak karena kata mereka kalian berdua sahabatan, dimana ada lo, pasti ada caca"jawab lei lagi sambil melemparkan senyum manisnya ke prilly

"oh jadi alesan lo ngehampirin gue disini karena pengen ngedeketin gue juga gitu" tanya prilly to the point ke lei, dia malas untuk berbasa-basi.

"Hahahhhahahaha, iyahh .. ehhh E ,, engg.. Engga !!!!" lei sontak keceplosan menjawab alasan dia sebenarnya menghampiri prilly tapi segera merubah

jawabannya meskipun sedikit terbata-bata karna seketika rasa gugup menggerogotinya.

Dia tak mau prilly jadi tak nyaman padanya. Yahh Berbohong demi kebaikan, batinnya.

Prilly tersenyum diam, lucu melihat tingkah lei yang kini sedang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Beberapa detik kemudian prilly mengangkat tubuhnya siap untuk meninggalkan taman, tapi sebuah tangan menahannya. Prilly melihat ke bawah, melihat lengannya yang di pegang oleh lei, ekpresi prilly berubah tak suka, baru kali ini seorang cowok yang baru ia kenal menyentuh anggota tubuhnya meskipun hanya lengannya.

Menyadari ekpresi prilly padanya, lei langsung melepaskan pegangannya cepat.

"aduhh maaf maaf maaf prill, bukan maksud gue. Tadi gue refleks" lei menjawab dan balas menatap prilly dengan ekpresi bersalahnya, ia sebenarnya tak ada maksud, gerakan tangannya spontan terjadi karna ia sebenarnya masih ingin prilly ada di dekatnya.

"Okkay, ga papah .. tapi apa alesan lo nahan gue"

prilly mencoba memafkan lei, karna dia pikir hanya masalah sepele dan tak perlu di permasalahkan tapi masih, ia bertanya pada lei dengan memasang raut wajah datarnya.

Lei kemudian beranjak dari duduknya, berdiri menghadap prilly kemudian mengulurkan tangannya pada prilly tapi dengan menutup mata, dalam hati dia berdoa agar prilly mau membalas uluran tangannya itu.

Melihat tingkah lei seperti itu, membuat prilly merasa geli, dia ingin tertawa sebenarnya. Kalau dilihat-lihat lei adalah cowok yang baik dan juga manis sebenarnya, jadi apa salahnya menerima permintaan lei yang ingin menjadi temannya, hitung-hitung menambah teman di kampusnya juga dan dia kebetulan belum mempunyai teman lelaki yang berbeda jenis kelamin dengannya.

Dengan mengangkat tangan kanannya prilly membalas uluran tangan lei yang cukup lama menggantung di hadapannya.

Merasakan sebuah telapak tangan menyambut telapak tangannya, lei membuka matanya perlahan, spontan senyum lebar terukir di bibirnya, lei senang bukan kepalang, ini adalah awal dan kesempatan untuknya, untuk bisa mengenal prilly lebih baik dan lebih dekat lagi.

"Makasih ya, pril.." ucap lei tulus ..

"okkey sama-sama. Gue pergi dulu yah, mau pulang kebetulan jam kuliah udah habis" balas prilly lalu mulai melangkah beranjak dari hadapan lei yang masih berdiri diam menatap tubuhnya menjauh.

"PRIIIIIIIIIL .. " teriak lei kemudian, menghentikan langkah prilly tiba-tiba.

"Hati-hati di jalan" sahut lei lagi.

Tanpa membalikkan tubuhnya, prilly hanya melambaikan tangan ke atas kepalanya sebagai balasan untuk lei, lalu mulai kembali menapaki jalanan kampus menuju tempat dimana mobilnya terparkir.

You are the oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang