"So, Haechan. Truth or Dare?" tanya Hyunjin saat ujung botol yang awalnya berputar, kini berhenti tepat di depan Haechan.
Tanpa berpikir panjang, Haechan langsung memilih,
"Dare." tentu saja.
Haechan itu menyukai tantangan. Jiwa mudanya yang berapi-api membuat ia senang menantang dirinya sendiri maupun ditantang oleh orang lain.
Seringai tercetak jelas di bibir Renjun begitu mendengar pilihan Haechan. Sedari tadi ia menunggu giliran Haechan, karena Renjun sudah menyiapkan sebuah Dare yang menarik untuk Haechan.
Ia menyobek selembar sticky notes dan mengambil sebuah pulpen, lalu memberikannya kepada Haechan yang menatapnya dengan raut bingung.
Kemudian telunjuk Renjun mengarah pada seorang lelaki berkemeja putih yang duduk tak jauh dari tempat mereka berkumpul. "Ajak orang itu berkenalan. Goda ia, dan berikan id kokoatalkmu juga. Jika kau berhasil mendapatkan namanya dan bertukar id kokoatalk dengan orang itu, maka aku akan mentraktirmu selama satu bulan penuh."
"Renjun, bukankah itu terlalu er, berlebihan?" ujar Hyunjin.
Daehwi menganggukkan kepalanya. "Aku setuju dengan Hyunjin. Bagaimana jika paman itu ternyata seorang pedofil atau lelaki hidung belang?! Bagaimana jika dia salah satu sindikat penjual organ tubuh manusia yang sedang mencari korban?!" ia menarik tangan Renjun dan menggenggamnya erat sembari menatap lurus ke matanya. "Renjun, aku tau kau sangat membenci Haechan yang selalu mengejekmu pendek, padahal itu memang faktanya. Aku mewakili si hitam ini untuk minta maaf atas segala kesalahan yang ia buat. Jadi kumohon, jangan lakukan hal ini hanya un—"
"Oke, akan kulakukan." final Haechan. Tentu saja ia tidak akan menyia-nyiakan penawaran menggiurkan dari Renjun.
Daehwi mendelik ke arah Haechan. "YA SEO HAECHAN! APA KAU SUDAH GILA?!" pekik Daehwi.
Renjun melepas genggaman tangan Daehwi. Telunjuk dan jempolnya mengapit bibir Daehwi gemas. "Kau ini berisik sekali seperti bibi penjual ikan di pasar. Haechan akan baik-baik saja, percayalah padaku. Hyunjin yang akan turun tangan jika terjadi sesuatu kepada Haechan."
"Kenapa jadi aku?!" protes Hyunjin.
"Karena kau yang paling berotot diantara kita bertiga. Jadi, ototmu akan berguna. Bukan hanya jadi pajangan saja." jawab Renjun santai.
"Sialan kau." cibir Hyunjin. Hampir saja memukul kepala Renjun kalau ia tidak ingat tunggakan hutangnya pada bocah itu.
Kedua manik Haechan menatap Renjun serius. "Jika aku berhasil, kau benar-benar akan mentraktirku selama sebulan penuh?"
"Ya, sebulan penuh."
"Apapun itu?"
"Apapun itu yang kau mau."
"Bahkan aiphone keluaran terbaru sekalipun?" Haechan tersenyum licik. Menguras habis isi dompet Renjun adalah hal yang Haechan rencanakan.
Renjun mengendikkan bahunya acuh. "Bukan masalah bagiku."
"Kalian benar-benar gila." Daehwi menatap tak percaya kedua temannya itu.
"Dan kedua orang gila itu adalah temanmu." sahut Hyunjin.
Menata rambutnya terlebih dahulu sebelum menyambar sekaleng cola dan mengantongi sticky notes berisi id kokoatalk miliknya, Haechan mendorong kursi yang ia duduki. "Persiapkan uangmu untuk membelikan semua barang yang kumau, Renjun." dengan penuh percaya diri, Haechan berjalan menuju targetnya.
Mata Hyunjin mengikuti pergerakan Haechan. "Sungguh, aku tak akan ikut campur jika terjadi masalah antara Haechan dan orang asing itu." tuturnya.
"Lelaki itu bukanlah orang asing untukku." Renjun tersenyum misterius, memperhatikan Haechan yang kini duduk di depan Jaemin.
"Apa maksudmu?" tanya Daehwi.
"Lelaki itu adalah pamanku."
"A-APA?!"
p.s : buat yang bingung, aku kasih sedikit penjelasan. Kalau Jisung itu keponakannya dari Taeyong, kakak pertamanya Jaemin. Renjun ini keponakannya dari kakak keduanya Jaemin. Jaemin sendiri anak bungsu.
Oke ini makin gaje. Aku sendiri juga bingung mau bikin alur cerita ini kayak gimana. 😭
Buat yang udah voment, nomu-nomu kamsahamnida jeongmal /bow/. Hope you enjoy it, yorobun! 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My! -nahyuck
FanficHaechan langsung menyukai Jaemin di awal pertemuan mereka. WARN : • bxb • semi-baku • genderswitch for some character • OOC ©choccopuff