07

3 0 0
                                    

Inha udah bener bener lega setelah bilang perasaanya ke Mark. Dia tetap berteman baik sama Mark. Malah gak ada perasaan canggung lagi. Sekarang dia tinggal harus ngasih kepastian ke kak Lucas.

"Ini bener rumahnya kak Lucas Inha?" tanya Haechan. Kayaknya kakelnya tajir tajir semwa ya. Rumahnya mewah mewah oy.

"Kalo menurut lokasi yang di kirim kak Taeyong ini sih" kata Inha sembari melihat rumah Lucas dan ponselnya bergantian.

Haechan turun dari vespanya. Dia mengedarkan pandangan dan ketemu sama cctv di deket gerbang rumah Lucas. "Inha, daripada ragu, mending pake itu" Haechan nunjukin cctv ke Inha. "Wah pandai anda" akhirnya Inha dan Haechan mulai bergaya di depan kamera cctv.

Sementara itu...

Lucas sedang asyik di kamar satpamnya sambil ngeliatin cctv. Terus dia liat di kamera depan gerbangnya ada sesuatu yang terlihat familiar. Dia perhatikan lamat-lamat...

"UANJIIIR! BEKANTAN MA BABI HUTAN! Eh, Haechan ma Inha" Lucas kaget ampe keselek wasabi yang dia cemilin.

"Belom mandi lagi, wangi kan?" Lucas nyium keteknya sendiri,

"Bauk, biarin lah" padahal hampir muntah dia.

Kembali ke model cctv..

"Kak Lucas gak notice nih"-Inha

"Capek aing, balik yuu"-Haechan

Inha dan Haechan berjalan ke arah vespa. Namun, terhenti saat mendengar pintu gerbang terbuka. Inha dan Haechan menoleh bersamaan. Dan benar saja, itu rumah Lucas.

"Wiih bener, kalian kenapa gak mencet bel aja sih. Kan ada kameranya aku langsung tau" kata Lucas sambil nunjuk bel yang ada kameranya-yaa gitu pokok'e-.

"Kita gak tau kak hehe" jawab Haechan. "Ada apa? Inha?" Lucas natap Inha. Matanya udah berbinar binar kek anak kucing. Aduh, gemash kan..

Inha berjalan mendekat ke arah kakak kelasnya. "Kak, maaf tapi, aku..gak..bisa jadi pacar kakak" suara Inha memelan di akhir. Dia menunduk menatap ujung sepatunya. Dia gak berani liat wajah Lucas.

"Kok ditolak sih?! Harusnya kamu jadi pacarku titik!"

"Kok maksaa.."

"Gak peduli pokoknya harus!"

"Kakak gak bisa maksa gitu donk! Perasaan tu gak bisa dipaksain!"

"Salah siapa kamu bikin aku suka?!"

"Salah kakak sendiri! Salah siapa suka sama aku?!"

"Soalnya kamu cantik, hiyaaa!" Lucas langsung masuk dan nutup gerbang. Inha jadi ngerasa gak enak karena ini. Dia coba ngetok gerbang rumahnya Lucas.

"Kak? Kakak baik baik aja kan?"

"Gue...baik kok. Makasih udah jujur" sebenernya Lucas nahan tangis. Cuma Inha satu satunya cewek yang dia suka.

"Kakak, kakak pasti dapet yang lebih baik dari aku. A-aku kalo marah kayak babi hutan ngamuk kan? Tapi pasti kakak nanti dapet yang kalo marah tetep kayak kucing"

"Tapi kamu yang terbaik Inha"

Inha terdiam. Dia jadi sedih. Dia pengen ngasih semangat ke Lucas.

"Kak, keluar bentar kak. Plisss, bentar doank kok. Kak, plis keluar" Inha nggedor nggedor gerbang rumah Lucas agak keras. Akhirnya Lucas keluar. Mukanya agak kacau. Kayaknya dia habis...nangis?

Liat wajah Lucas yang kacau, Inha agak jinjit dan meluk Lucas. Menyandarkan kepala Lucas pada bahunya.

"Kak, jangan nangis atuh. Malu ama Haechan" Inha mengelus dan menepuk punggung lebar Lucas. Lucas menenggelamkan wajahnya di tengkuk Inha. Memeluknya dengan erat.

Inha melepaskan pelukannya. "Udah ya kak.." kata Inha sembari menghapus air mata Lucas. "Tetep komunikasi ya kak"

---

"Waah, tadi emosional banget. Gak nyangka sesuka itu kak Lucas ke kamu" kata Haechan. Inha menghela napas. Ia hanya mengaduk aduk es krim vanillanya yang meleleh.

"Udahlah Inha. Jangan sedih mulu" kata Haechan sembari menepuk nepuk lengan Inha. Mereka saat ini ada di kafe tempat mereka biasa nongkrong.

"Semoga kak Lucas baik baik aja ya..."

Ha-EchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang