part 2

19 3 0
                                    

Happy Reading!

***

10 tahun kemudian.

Warga yang mendiami kota dipesisir pantai sedang dikagetkan dengan gempa yang baru saja terjadi. Saat ini jam menunjukkan pukul dua dini hari, dengan warga yang berhamburan keluar rumah. Gempa itu hanya terjadi selama 3 menit saja. Orang-orang yang sedang tertidur pun langsung terjaga dan keluar dari rumahnya masing-masing.

"Gempa bumi berkekuatan 4,5 Skala Richter mengguncang kebumen dan sekitarnya. Pusat gempa berada di laut 150 km Barat Daya Kebumen. Kedalamannya 257 km. BMKG menginformasikan gempa ini tidak berpotensi tsunami. Tidak ada kerusakan ataupun korban jiwa."

Mobil Jeff membelah jalan kota di dekat pesisir pantai. Orang-orang disana masih di luar rumah. Tampak bingung dan masih terkejut.

"Apa yang terjadi?" tanya Rasya. Ia melihat ke luar melalui jendela mobil yang ada di sampingnya. Ada beberapa orang yang telihat di luar rumah mereka. Ini aneh. Padahal sekarang sudah pukul dua dini hari.

"Ada gempa barusan," jawab Vina.

Rasya menoleh menatap bundanya yang duduk di samping ayahnya yang sedang mengemudi. "Apa iya? Kenapa aku gak kerasa?" tanya Rasya lagi. "Bunda sama ayah emang kerasa?"

"Mangkannya jangan sibuk main game terus." Vina menoleh kebelakang. "Pantesan juga gak denger radio. Kamu mainnya pakai headset juga sih."

Rasya menghembuskan nafas kasar tidak acuh. Ia kembali memainkan game yang ada di handphonenya.

"Kita kesini buat liburan, Sya. Simpan handphone kamu dulu. Gak bosen apa, main game terus. Kamu juga kalau main game sambil tiduran, lampu di matiin, makan sayur gak mau. Rusak mata kamu, Sya, lama-lama," kata Vina.

Tiba-tiba Jeff mengerem mobilnya secara mendadak. Rasya yang sedang bermain game di jok belakang seraya berbaring, terguling ke depan.

"Ayah...." kesal Rasya.

"Maaf, maaf. Gak ada yang terlukakan?" tanya Jeff langsung kepada Vina dan Rasya.

"Aku terguling yah," balas Rasya.

Vina memutar bola matanya. "Gak usah manja deh kamu, Sya."

"Ada orang yang lewat sembarangan tadi. Untung gak ketabrak." Ucap Jeff, kembali melajukan mobil.

"Gak punya mata ya orangnya. Mana sih? Mana orangnya?" Rasya mengedarkan pandangannya ke luar mobil. "Mana?"

"Udah pergi, Sya. Udah...."

"Ayah kenapa mengajak kita liburan ke sini lagi? Aku kira aku tidak akan mengunjungi rumah tante Clarisa lagi. Dan aku kira ayah baru ngadain peperangan sama tante Cla," ucap Rasya

"Memang kenapa? Kamu gak kangen sama tantemu?"

"Gak."

"Coba kamu ngomong gitu di depan tante kamu. Kalau berani ayah kasih hadiah."

"Gak ah. Malah aku di gebukin nanti."

Mereka pun sampai di depan rumah bercat putih. Rumah dengan banyak bunga yang hampir layu di bawah jendela. Rumput di biarkan tumbuh ditanah dengan panjang yang berbeda-beda. Bau bunga busuk juga tercium karena di terpa angin malam yang dingin dan kencang.

"Clarissa tidak pindah rumahkan?" tanya Vina. Rumah itu seperti rumah kosong yang baru di tinggalkan beberapa bulan. Tanaman disana tidak terawat. Tetapi, lantai dan jendela lumayan bersih.

Jeff berdesis pelan. Tangannya bergerak untuk menekan bel rumah. Bel pertama tidak ada yang merespon. Bel kedua pun juga nihil. Rasya mengintip ke dalam rumah melalui celah jendela yang tidak tertutupi gorden.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OCEAN NIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang