(2)

44 20 32
                                    

Hari sudah mulai malam,Minna melihat matahari sudah pergi dan bulan menggantikan posisi matahari.

Minna memutuskan untuk berjalan-jalan di terotoar dan menikmati udara malam sambil melupakan kejadian tadi pagi di sekolah.

Udaranya sangat lah dingin dan membuat Minna kedinginan,Minna menatap kedua laki-laki yang sedang berkelahi di terotoar lalu Minna pun mendekati kedua laki-laki yang sedang berkelahi itu dengan sedikit takut sebenarnya Minna hanya ingin melihat apa yang terjadi dan memberhentikan perkelahian mereka.

"Cukup"teriak Minna.

"Gak usah ikut campur"bentak salah satu laki-laki itu.

"Berhenti atau gue panggil polisi sekarang juga"Minna mengambil ponselnya lalu mencari nomor polisi.

"Jangan lapor polisi"ucap salah satu laki-laki itu dan berhenti memberikan pukulan kepada laki-laki yang berada di depannya.

Minna menatap kedua laki-laki itu lalu salah satu laki-laki itu pergi meninggalkan Minna dan laki-laki yang bibirnya terluka,sampai mengeluarkan darah akibat perkelahian tadi.

"Lo gapapa "ucap Minna sedikit khawatir.

"Gue gapapa kok"

"Bibir lo berdarah,pasti sakit banget"

"Cuma luka kecil,makasih karna lo udah bantuin gue tadi"

"Iya"

"Maaf gue harus pergi,sekali lagi makasih"

Minna menatap punggung laki-laki itu yang semakin lama semakin menjauh dan tidak terlihat lagi.

Minna terus berjalan sambil menikmati udara malam hari,langkahnya terhenti saat dia berada di taman yang sering dia kunjungi.Minna duduk di kursi taman dan melihat ke arah sekelilingnya yang tidak ada satu pun orang kecuali dia.

"Tuhan.. Kapan ini semua berakhir"Minna menghela nafas kasar lalu memejamkan kedua matanya,saat dia membuka matanya di depannya sudah ada Bima yang sedang menyilangkan kedua tangannya di dada.

Minna sontak terkejut dengan kedatangan Bima yang sangat cepat seperti hantu,Minna mengelus dadanya dengan pelan agar menghilangkan rasa kagetnya.

"Lo mau ngapain disini"tanya Minna.

Bima duduk di samping Minna dan menatap wajah Minna "Terserah gue lah"ucap Bima ketus.

"Lo pasti mau buly gue lagi kan"Minna menatap wajah Bima.

"Gue sih niatnya mau jalan-jalan tapi karna lo ada di sini jadi bisa gue buly hhhhaa"Bima tersenyum jahat.

"Gue punya salah apa sih sama lo,sampai-sampai lo ngebuly gue"Tegas Minna

"Suka-suka gue,mau ngebuly lo atau enggak"

"Waktu pertama kali gue kenal sama lo,sikap lo ke gue gak kaya gini bim malahan lo ramah dan baik banget sama gue tapi setelah kita masuk ke kelas sebelas sikap lo ke gue langsung berubah drastis lo jadi egois,pemarah,jengkelin dan paling buruknya lo malah ngebuly gue.Salah gue apa bim?? " Minna meluapkan segala isi hatinya kepada Bima dan membuat mata Minna berkaca-kaca.

"Jangan pernah ngungkit-ngungkin sikap gue yang dulu"bentak Bima.

"Kenapa?? Bukannya dulu kita temen deket?? lo selalu ngesuport gue dan lo selalu ada waktu gue sedih dan seneng kenapa sekarang lo berubah gini"

Bima hanya diam membeku sambil menatap Minna yang sudah meneteskan air matanya.

Bima dulu memang dekat sekali dengan Minna bahkan Minna sudah dianggap Bima sebagai adiknya sendiri,namun seiring berjalannya waktu sikap Bima berubah begitu saja.

Minna (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang