"Mamaaaa.... Maafin adek maaa", ujar seorang anak perempuan bernama Meoli. Berulang kali ia mengucapkan itu sementara sang mama menyirami anak itu dengan air, berusaha menghilangkan lumpur di tubuh Meoli. 30 menit lalu Meoli berpamitan ingin main, namun tanya saja padanya bagaimana ceritanya sehingga ia pulang dengan keadaan tubuh kotor penuh lumpur berwarna coklat. Mama hanya diam sejak Meoli pulang, lalu menariknya ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh anaknya itu karena Meoli pasti hanya mengotori seisi kamar mandi jika ia mandi sendiri. Meoli masih terlalu kecil untuk bertindak rapih, ia baru 7 tahun.
"Angkat tanganmu", ujar mama dengan suara berat. Mendengar itu tangis Meoli malah menjadi dan semakin lama semakin terdengar jelas suara segukan darinya. Ia menganggap mama marah padanya karena pulang dalam keadaan kotor dari ujung kepala sampai ujung kaki bahkan di sela-sela kuku sekalipun. Tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menuruti mama agar mama tidak semakin marah. Oohh... satu hal lagi yang Meoli lakukan, meminta maaf.
Setelah tubuh Meoli bersih dan wangi, ia segera meninggalkan mama dan kamar mandi untuk berpakaian. Sedangkan mama masih berkutat dengan pakaian Meoli yang masih menyisakan sedikit bekas lumpur. Dengan serius mama menyikati daster kebesaran bermotif teletubies berwarna merah milik Meoli. Pakaian tidak berlengan itu yang panjang nya sampai lutut Meoli, selalu saja sedang dipakai Meoli saat Meoli terjatuh, terluka, ter-apalah itu sebutannya yang membuat celaka. Terkutuk? Aaahhh tapi tidak sampai seperti itu dan jangan sampai.
Tak lama kemudian Meoli kembali ke kamar mandi. Ia sudah rapih dengan pakaian teletubbies berwarna biru nya. Bajunya sama seperti yang dicuci mama, sama-sama motif teletubbies, sama-sama kebesaran sampai lutut, sama-sama tanpa lengan, hanya berbeda warna saja.
"Besok-besok kamu jangan pakai baju ini lagi ya", pesan mama pada Meoli saat mengetahui Meoli kembali dan asyik menontoni dirinya yang sedang membilas pakaian. "Kalau bisa juga jangan pakai itu", lanjutnya.
"Terus aku harus ganti baju ma?" Tanya Meoli dengan suara memelas, masih merasa bersalah. Pokoknya ia bertekad untuk menuruti apa kata mamanya hari ini agar ia tidak diomeli.
"Terserah." Jawab mama terkesan jengah. Namun jawaban itu tidak membuat ia meninggalkan tempatnya untuk berganti pakaian. "Mama bilang terserah, bukan? Jadi terserah ku kan? Ya aku mau pakai ini", batinnya menjawab sang mama.
"Meoli, ganti baju lalu kemarikan baju itu. Baju ini mau mama cuci terus mama yang simpan biar kamu ga pakai baju teletubies lagi", tiba-tiba kata terserah mama berubah dalam sekejap. Meoli yang sudah bertekad menuruti apa kata mama hari ini, segera berdiri, menuju ke kamar, berganti pakaian "lagi" dan kembali dengan menenteng pakaian teletubbies biru nya yang tadi. Sesegera mungkin ia serahkan pakaian itu ke mama.
"Ma, aku suka baju yang merah", ujar Meoli masih memelas.
"Tapi kamu kalau pakai baju-baju ini, ada aja masalahnya", jawab mama.
"Tuhkan aku kena juga gara-gara kamu", omel si pakaian teletubbies biru.
"Maaf, tapi kan bukan aku yang bikin dia jatuh. Dia memanjat pohon ceri lalu kepleset. Aku sudah menyuruh dia jangan memanjat, tapi dia kan tidak bisa mendengarku -_-", balas si pakaian teletubies merah yang kini diperas mama.
"AKU GASUKA SAMA KAMU!" bentak si pakaian teletubbies biru yang membuat pakaian teletubbies merah murung.
"Apasih salahku? Kenapa Meoli selalu jatuh saat memakai aku? Apa benar kata mamakalau aku pembawa sial?" Batin si pakaian teletubbies merah.
YOU ARE READING
IF THEY WERE ALIVE
General Fiction"AKU GASUKA SAMA KAMU!" bentak si biru dengan lantang nya saat ia disamaratakan dengan "kembarannya". Sebenarnya apa yang terjadi diantara mereka? Silahkan baca sendiri yaahh... Jangan di longkap bacanya. Kalo ada yang bikin bingung, ulang aja perla...