Keluarga Atmadja

741 32 0
                                    

"Sing penting awakmu ngerti maring kang dueni urip, tebus raga kui kanggo ganjelan desa ikih, tapi udu seserahan,"
Ucap Pak Hanif

(Yang penting tubuhmu mengerti dengan yang memiliki kehidupan, tebus raga ini untuk pondasi desa ini, tapi bukan seserahan)

Bagi Arya, Tebus Raga adalah sebuah tradisi turun temurun keluarganya. Di umur yang sudah menginjak 20 tahun ini, Arya akan melakukan tebus raga agar diberikan kenyamanan dan keberkahan dalam hidupnya. Tidak seperti halnya tirakat lain, tebus raga ini membutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam menyambung dirinya kepada kehidupan yang baru.

Akan tetapi, akar permasalahannya adalah apakah mampu Arya melakukan tebus raga? Sedangkan dia sendiri memiliki jejak "seserahan" ketika usianya masih menginjak balita.

Hal ini menjadi pembahasan dalam keluarga Atmadja, keluarga dari Pak Hanif. Tidak mungkin juga keluarga ini mengemban tugas Arya yang sungguh berat.

"Arya, awakmu wis gede tapi atimu esih lemah, kuatnang dikit supaya siap kanggo di tebus raga,"

(Arya, tubuhmu sudah besar tapi hatimu masih lemah, kuatkan dulu supaya siap untuk dilakukan tebus raga)

Ucap Pamannya, Bagus Atmadja.

Arya masih memandangi pamannya dengan ketidakpercayaan diri, dia sudah dicap sebagai orang besar namun dengan hati yang lemah. Tebus raga harus menguatkan raga dan juga hati, jika nilai kebathinan tidak kuat, maka  leluhur akan mengambil alih tubuhnya. Leluhur itu bernama
"Ki Kala."

BATUR GHAIB PART 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang