Part 04

5.4K 959 183
                                    

^_^  Happy Reading  ^_^

.

.

.

"Ini semua salahmu!"

"Kenapa aku? Ya Nona Byun..."

"Kau tahu jadwal penerbangan kita siang, kenapa kau memutuskan seenak jidatmu kita ke rumah sakit lebih dulu?!"

"Aku hanya akan memberi bingkisan untuk perawat Park, lalu memberi bunga untuk halmeonie, kau kenapa tiba-tiba mengenalkan dirimu padanya."

"Owh... Jadi ini salahku? Baik. Jangan bicara padaku!" seru Baekhyun. Dia lalu mengambil duduk sedikit jauh dari Chanyeol sambil melipat kedua tangannya di dada.

Mereka terlambat datang ke bandara karena nenek Chanyeol tidak mau di tinggal Baekhyun. Tangan Baekhyun terus di penggangi dan baru bisa lepas saat sang nenek tidur.

Bayangkan, dari sebelum jam dua belas siang siang sampai sekitar pukul empat sore mereka baru meninggalkan rumah sakit.

Kalian pasti bisa membayangkan, berapa puluh panggilan yang masuk ke nomor Baekhyun dan semua dari Yeon Woo.

Dan ketika dia bisa memberi kabar Yeon Woo, yang dia dapat adalah semprotan ganas dari asistennya itu.

Hhhh...

Baekhyun melimpahkan kesalahan itu pada Chanyeol. Tapi pria itu berusaha mengelaknya. Itu yang membuatnya semakin kesal pada Chanyeol.

Pada akhirnya, mereka tetap bisa berangkat ke Jeju, hanya saja memakai kapal ferry bukan pesawat. Karena dari semua penerbangan ke Jeju, tiketnya sudah habis untuk hari ini. Kalau pun ada, untuk besok pagi. Mana bisa begitu....

Baekhyun masih diam membisu, dia menatap ke lautan.

Lalu...

"Minumlah!" Chanyeol datang dengan sekaleng soda dingin.

Baekhyun memunggungi Chanyeol.

"Jeongmal mianhae. Minumlah ini!"

Baekhyun menatap Chanyeol sambil menerima soda itu.

"Kau pasti menganggap aku ini kekanakan. Bagimu, hal seperti ini lucu bukan. Aku sudah cukup dewasa tapi..." Baekhyun mendesah keras sambil tertunduk dalam.

"Aniya. Aku tidak menganggap ini lucu. Aku juga tak merasa kau kekanakan karena melampiaskan kekesalanmu padaku."

Baekhyun langsung menatap Chanyeol.

"Cara orang melampiaskan kekesalannya itu beda-beda. Ada yang hanya bisa menahannya lalu kemudian menangis, ada yang dengan terus mengumbar kekesalannya tapi setelah itu semua selesai."

Chanyeol melempar tatapannya ke laut.

"Aku dulu juga begitu, hanya bisa memendam semua kekesalanku dan hanya bisa menangis. Itu lebih menyakitkan Baekhyunie."

"Eoh. Aku juga begitu. Sebelumnya, aku hanya bisa menahan diri untuk tidak teriak di depannya dan hal itu justru membuatku semakin sakit."

"Mulai sekarang, katakan saja apa yang perlu kau katakan. Kalau kau kesal padaku atau pada hal lain, datang padaku, aku punya cara melampiaskan kekesalan."

"Bagaimana caranya?"

"Rahasia."

"Cchhhh... Aku tahu, ini cuma akal-akalanmu agar aku terus mencarimu 'kan?"

"Kau berharap setelah project ini tak lagi bertemu denganku?"

Baekhyun menatap Chanyeol, lalu berdeham kecil. Dia mengalihkan tatapannya dari Chanyeol.

Reunion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang