prolog;

15 2 0
                                    

Kalian pasti pernahkan merasakan suka diam-diam dengan kakak kelas di sokolah kalian?

Ya, Pita sekarang sedang merasakan nya.

Hari ini adalah hari kelulusan kakak kelas SMA nya yang berarti ia akan naik ke kelas dua SMP.

Ya, pita masih SMP katakan ia nekat karena hari ini ia ingin menembak kakak kelas SMA nya. Pita sudah tidak bisa menahan perasaan nya lagi ditambah lelaki yang ia sukai sudah lulus. Ia berharap lelaki itu menyukai nya juga, ia tak mau cinta nya bertepuk sebelah tangan.

Sebenarnya, Pita sadar jika dirinya bukan apa-apa dibandingkan Tama yang jauh sekali diatas levelnya tapi, kalau sudah suka Pita harus bagaimana? Hatinya tak bisa memilih untuk mencintai seseorang, Pita sama dengan yang lainnya ia hanya gadis biasa yang mengharapkan cintanya terbalas...Walaupun itu tak mungkin karena Tama adalah pria tampan dengan segala kelebihan nya.

Pita masih menunggu, masih melihat lelaki yang disukai nya sedang asik mengobrol dengan teman-teman nya.

Pita masih remaja yang sekarang sedang puber-puber nya untuk merasakan jatuh cinta.

Tangan nya sibuk mengetuk-ngetuk kotak yang berisi hadiah-hadiah yang ia persiapkan dari lama, pikirannya sudah berkelana tak menentu, ia grogi.

Terik matahari membuat lelaki yang ia sukai semakin tampan jantungnya tambah berdebar apalagi saat melihat nya tertawa, Pita tambah suka.

Tama adalah nama lelaki yang ia sukai dari pertama ia bersekolah SMP. Tama adalah anak lelaki pintar yang hanya membutuhkan empat tahun untuk lulus SMP dan SMA, Pita tambah mengagumi Tama setelah tahu bahwa lelaki itu pintar apalagi Vita pernah ditolong oleh Tama. Pokoknya menurut Pita Tama itu berbeda dengan lelaki yang lain.

Saat melihat lelaki yang ia suka sudah ingin pulang. Buru-buru Pita memperbaiki rambut nya yang dikepang dengan pita merah itu.
Pita ingin terlihat cantik didepan Tama lelaki pujaannya.

Terlihat lelaki itu berjalan kearah parkiran melewati Pita yang sedang berdiri di lobi sekolah.

Buru-buru Pita mengejar Tama, memanggil kakak kelasnya itu.

"Kak tama!" Panggil Pita sedikit berteriak.

Tama yang awalnya sudah ingin menaiki motornya untuk pulang langsung menengok kearah gadis berkepang dua dengan pita merah di rambutnya.

"Iya?"

Aduh!

Pita gugup, melihat senyum Tama saat menjawab panggilannya.

"I-itu..." Pita menggaruk kepalanya tiba-tiba ia merasa kepercayaan dirinya hilang karena melihat Tama yang semakin tampan. "b-bisa bicara sebentar??" Lanjut pita.

"Bisa, bicara saja," Tama masih melihat gerak-gerik Pita yang seperti gugup ingin berbicara dengannya.

Tama tahu bahwa Pita adalah anak SMP di sekolah nya yang pernah ia tolong saat Pita tengah menjadi korban bully kakak kelas SMP nya, entah apa yang membuat nya menolong gadis dihadapannya ini yang jelas itu hanya suatu kebetulan.

Pita menarik nafasnya sebelum mengungkapkan isi hatinya kepada Tama, bagaimana pun juga Pita sama dengan gadis lainnya yang masih memiliki urat malu untuk menembak kakak kelas yang levelnya jauh sekali dengan dirinya.

"K-kak tama Pita suka banget sama kakak...mau ya jadi pacar Pita? Pita udah nyiapin kado buat kakak. terima ya!" walaupun agak gugup Pita masih bisa menyelesaikan kalimatnya.

Tama masih diam membiarkan Pita lanjut berbicara.

"Kalo kakak gak percaya nih, Pita kasih kadonya. Pita udah siapin ini dari jauh-jauh hari!" Kata Pita dengan menyodorkan sebuah kotak berwana biru.

Kotak biru itu Tama melihatnya, sebenarnya ini kotak yang ia cari saat ingin membeli kado untuk ibunya yang sedang berulang tahun. Bagaimana Pita bisa mendapatkan nya? Sedangkan ia yang ingin memebelinya malah kehabisan?

Pita masih diam, menunggu respon Tama.

Tama menatap matanya iya, mata gelap yang selalu membuat pita selalu ingin menatapnya sekarang sedang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa Pita jelaskan!

Tama menunduk mensejajarkan kepala nya dengan gadis dihadapannya.

Pita hampir saja menahan nafas melihat wajah Tama di hadapan wajahnya.

"Kamu masih SMP Pita Lulus dulu sekolah baru kamu bisa mikirin pacaran. Saya terima hadiah kamu." Mengetuk jidat Pita, Tama berbalik meninggalkan gadis yang baru saja menyatakan perasaan kepadanya.

Pita masih terpaku di tempatnya perasaannya ditolak tapi hadiah nya diterima, Pita bingung.

Bingung ingin sedih karena persaan nya yang ditolak atau senang karena hadiah yang ia siapkan dari lama diterima.

"Sampai bertemu lagi, gadis pita merah!" Tama sudah meninggalkan pekarangan sekolah dan Pita hanya bisa terpaku di tempat sambil melihat Tama yang menghilang dari pandangan nya.

******

Tiba tiba author dapet ide untuk bikin cerita 'PITALOKA' ini. Semoga kalian suka.

Selamat membaca! Jangan lupa untuk vote dan komen untuk semangatin author biar makin semangat untuk nulisnya. ❤️❤️❤️

Salam hangat,

Author😉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PITALOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang