Seorang aktor yang tengah naik daun, membintangi segala genre film, membuat ia banyak di puja oleh kaum hawa. Namanya selalu terpampam jelas, baik di koran, berita, hingga buku majalah model yang saat ini menjadi perbincangan hangat.
Namun, menjadi aktor bagi Regan sama sekali tidak membuatnya senang. Sembilan tahun menekuni dunia perfileman membuat seorang Regan merasa terbebani sendiri. Bahkan di umurnya yang sudah menginjak 28 tahun membuat ia harus mengelus dada.
Banyak yang bertanya tentang pasangan yang kelak dipilihnya di umur yang sudah cukup matang untuk menikah. Sampai saat ini, bahkan Regan masih bingung. Banyak sekali wanita yang di beritakan dekat dengannya, namun tidak satupun yang menjadi kriteria bagi Regan.
Seorang pria dengan kaos oblongnya, tengah bersantai dan menatap ke arah jendela. Menikmati pemandangan di balik jendela aparteman miliknya. Suasana sore bersinar dengan indahnya. Sang Regan yang selalu mengisi waktu luangnya untuk keluar saat tidak sedang syuting. Nayatanya saat ini hanya memilih di apartemennya. Memikirkan perkataan Ayahnya saat malam tadi.
"Gan, lo kapan balik ke Malang?" tanya sang Manajer. Ia ikut duduk disebelah Regan. Menatap ke arah jendela yang menampilkan kolam renang besar di balik jendela apartemen.
"Lusa. Kenapa? Jadwal gue udah di kurangin kan?"
Sang Manajer yang bernama Malik, mengangguk. "Udah,"
"Aktifnya kapan?"
Malik membuka ponselnya, menatap beberapa jadwal yang tertera disana. "Dua minggu ke depan. Lo ada syuting di Bali. Hanya untuk pembuatan iklan,"
Regan mengangguk. "Bagus. Ada syuting film nggak?"
Malik menggeleng dengan cepat. "Nggak ada,"
"Tolak semua sutradara, yang ngajakin main film selama dua bulan ke depan,"
Malik memberi hormat, lalu terkekeh. "Siap bos!"
"Gue pamit yah. Balik dulu. Capek banget hari ini," pamit Malik, ia berdiri dari duduknya.
"Hati-hati. Salam sama Alesya, anak lo!"
Malik mengangguk, mereka bertos ala pria. Setelah itu melenggang pergi dari apartemen Regan. Ia menatap malik yang sudah berlalu dari ambang pintu.
Menghembuskan nafasnya dengan kasar. Setelah percakapan Ayahnya yang semalam, membuat Regan tak bisa berkutip apa-apa. Regan hanya memiliki seorang Ayah, dan ia memiliki prinsip untuk tidak mengecewakan Ayahnya.
*****
Next?
Mencoba keluar dari zona aman. Yang biasanya nulis tentang anak SMA, malah sekarang nulis tentang om-om. Eh?
Om-om tampan maksudnya😎Asminy22
Selasa, 11 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Untuk Arista
Teen FictionKabar perjodohan yang membuatnya merasa terpukul. Lalu bagaimana dengan janjinya empat tahun yang lalu? Bagaimana dengan komitmen yang sudah ia bangun bersama pria lain? Bagaimana jika pria itu kembali disaat ia sudah menjadi milik orang lain? Bagai...