3. Wedding Day

31 2 0
                                    

Arista menatap gugup di tengahnya keramaian. Yah, hari ini tiba dengan cepat. Hari pernikahannya bersama artis terkenal bernama Regan Ardijasa Kertanagara. Dress putih panjang menjuntai indah di tubuh mungilnya. Di padukan dengan jilbab yang senada. Make up yang tidak terlalu menor, namun menampilkan aura kecantikan gadis itu.

Diseberang sana, terlihat seorang pria dengan setelah jas putihnya juga sangat cocok berdanding dengab Arista hari ini. Regan menghembuskan nafasnya gugup, tidak biasanya dia seperti ini.

Regan menatap keadaan masjid yang kini semakin menjadi ramai. Wartawan juga sedang di amankan oleh beberapa security di luaran sana. Yah, mereka menggelar pernikahan mereka di sebuh masjid yang tak jauh dari rumah Arista. Sesuai permintaan calon istrinya. Untuk itu mereka menggelar pernikahan tidak terlalu mewah. Meskipun seorang Regan bahkan bisa menyewa sebuh hotel untuk pernikahannya. Sementara resepsinya akan di laksanakan nanti malam.

Pandangan Regan tertuju pada gadis manis yang tak jauh dari dirinya. Cantik. Satu kata yang menggambarkan penampilan calon istrinya saat ini.

Regan menggigit bibir bawahnya. Disampingnya di dampingi oleh Gio dan Manajernya. Ia menatap calon Ayah mertuanya yang siap menjadi penghulu di hari pernikahan mereka.

"Udah siap?" tanya Idris pada Regan yang terlihat gugup sekali.

Regan mengangguk dengan mantap. Setelah mengucapkan hamdalah dalam hatinya. Pandu menepuk pundak kokoh itu. Matanya terlihat memerah, putra kesayangan dan kebanggaannya akan menikah segera.

Idris menarik nafasnya dalam dalam. Menjulurkan tangannya pada pria yang kelihatan jelas sangat gemetaran. Regan menerimanya dengan sopan. "Saya nikahkan engkau dan putri saya atas nama Arista Asminy Binti Muh. Idris dengan maskawin....."

"Saya terima nikah dan kawinnya Arista Asminy binti Muh. Idrus dengan mas kawin di bayar tunai,"

"Sah?"

Seluruh tamu undangan bersorak dengan ramainya. "SAAAAAAHHHH," teriak mereka serempak.

Di ujung saja, seorang perempuan berdiri dari duduknya. Di bantu dengan sang Ibu dan sahabatnya, Tiara. Mereka berjalan menuju sang pengantin pria. Dan tibalah Arista di depannya.

Mata Regan berkaca-kaca, sementara Arista sudah menangis haru. Keduanya berhadapan. Regan menatap Arista dengan lamat, sungguh indah ciptaan tuhan. Mungkin, setelah ini Regan akan betah untuk berada di rumahnya terus.

Arista menundukkan pandangnnya, sebelum akhirnya dagunya di raih oleh Regan untuk menatap pria itu dengan lekat. Regan menjulurkan tangannya, dan di terima dengan ragu oleh Arista. Setelah itu, Regan menjulurkan wajahnya agar lebih dekat. Sebuah ciuman mendarat jelas di pelipisnya. Dan, air mata Regan mengalir begitu saja. Ini kebahagiaan yang sesungguhnya.

Tamu undangan bersorak dengan ramainya. Di depan pintu, terlihat beberapa wartawan yang mengambil video dan gambar mereka.

***

Regan menghembuskan nafasnya saat berada di depan kamar Aruna, masih dengan setelah jas yang sama setelah akad mereka tadi. Di genggamannya sebuah baju kaos untuk gantinya. Saat tiba di rumah tadi, Arista langsung menuju kamarnya. Sementara Regan berbicara dengan keluarga Arista di ruang tamu.

"Assalamualaikum," ucapnya, disertai dorongan lembut pada pintu itu.

Di dalam sana, terlihat seseorang dengan gugup sedang duduk di atas ranjang. Kamar yang lebih mendominasi cet biru dan putih itu terlihat rapi di dalam sana. Ranjang Arista juga di dekor layaknya kamar pengantin seperti yang lainnya.

Jodoh Untuk AristaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang