lingkungan asrama

2 0 0
                                    

Bilang kalau ada typo ya

🌻🌻🌻
Aku terbangun saat jam menunjukkan pukul 5.00 A.m. aku mulai beranjak membuka tirai jendela masih gelap embun tipis yang ada karna hembusan nafasku. Hari ini rupanya juga turun hujan

'Apa langit sedang bersedih ?'

Entahlah itu hanya pemikiran konyolku. Aku menggulirkan pandanganku kearah ranjang minju. Minju bahkan tergulung selimut membuatku tersenyum. Ia seperti kepompong dengan seluruh badan yang terlilit selimut.

'Apa minju bisa bernafas jika seperti itu ?"

Aku mengumpulkan niatku untuk melakukan aktifitas pagi dan mengabaikan posisi tidur minju yang sedikit tidak elit.

Kuputuskan untuk membuat sarapan untuk kami berdua. Biarlah mungkin minju lelah karna semalam ia belum tidur cukup larut dengan sam yang tak berhenti mengoceh.

Kalian tau gak sih. Aku tidak bisa memasak. Masih mending sih mas Rey dapet mbak dinda yang cuma gak bisa masak mie doang. Nah aku gak bisa masak kecuali yang simpel. Kamu masih beruntung mas Rey. Dah ah malah mikirin jodoh. Kan jadi pengen:)

Kubuka kulkas dan jeng jeng didalam kulkas terisi cukup lengkap. Sedikitpun tidak ada ide terlintas untuk membuat sarapan dengan menu apa ?, akhirnya aku mengambil daun bawang, beberapa telur, dan sosis. Ada yang tau aku mau buat apa ? Tentu aja aku mau buat tumis kangkung. Eh masa iya pake bahannya saja telur pasti membuat omelet.

Untung minju kemarin menjelaskan cukup rinci dengan letak benda benda yang ada didapur jadi aku tak perlu membangunkan minju yang masih tertidur pulas.

Kuamati hasil karyaku itu. Menarik untuk segi penampilannya tapi rasanya siapa yang tau. Kucicip sedikit

'Em, kurasa sudah oke'

Lidahku selalu begitu. Aku belum terlalu faham dengan rasa. Maka dari itu terkadang aku bingung dengan masakan masakan yang tersaji.

.Terasa kosong jika makan tanpa menggunakan sayuran dikulkas hanya terdapat beberapa jenis sayuran.

"Bikin sup aja kali ya ?, em iya ajalah yang simple"

Saat uap supku sudah mulai menguar minju terbangun dengan rambut yang mirip singa aku benar benar menahan tawa. Diumur yang sudah dewasa minju masih berliur astaga. Gadis ini benar benar jorok ? Kuperhatikan ia justru menggaruk-garuk kepalanya.

Aku bersiap untuk mandi dari pada melihat minju dan gaya singanya. Karna cuaca hujan aku memilih menggunakan air hangat. Sisa kantukku benar benar tak tersisa menghilang terbawa air mungkin. Aku juga tidak tau akan hal itu.

Karna diluar hujan belum reda dan dinginnya masih terasa aku memilih pakaian hangat sweater dengan warna pastel dan celana joger. Nyamannya...

" pagi minju"

" pagi juga rembulan, kau sudah mandi ? Sepagi ini ? Ya Tuhan. Jika aku jadi kau aku hanya akan mencuci wajahku, menggosok gigiku lalu mengganti pakaianku"

"Minju kau ini wanita jadi tidak boleh jorok okay"

"Aku tidak perduli aku wanita atau pria"

"Astaga terserahlah terserah"

Tiba tiba pintu terbuka menampilkan sosok yang kemarin datang siapa lagi jika bukan samuel.

"Pagi my Rere" ia berjalan riang menuju kearahku yang terpaku dengan fashionya yang keren hingga

Cup

Mataku melotot, mulutku ingin bersuara tapi seperti tertahan. Ya Tuhan pipiku tidak suci lagi. Benda kenyal itu menyetuh pipiku. Kurang ajar sekali samuel kali ini benar benar membuatku geram. Minjupun terlihat shok melihat kelakuan sam. Perlahan tubuhku mulai bisa di gerakan

Hanya RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang