Bentuk kesusastraan Indonesia

190 11 1
                                    

BENTUK KESUSASTRAAN INDONESIA

Menurut bentuknya, sastra Indonesia dibagi menjadi dua bagian, yaitu puisi dan prosa.

1). Puisi

Puisi adalah bentuk kesusastraan yang terikat oleh banyaknya baris dalam bait dan banyaknya suku kata tiap baris.

2). Prosa. 

Prosa adalah bentuk kesusastraan yang bebas (berurai) artinya tidak terikat oleh aturan tertentu seperti sajak dan irama. 

PEMBAGIAN PROSA

a). Prosa lama

Yang termasuk prosa lama antara lain:

Hikayat

Cerita-cerita Panji

Dongeng

Pelipurlara


b). Prosa baru

Yang termasuk prosa baru antara lain:

Cerpen

Novel

Esai

Riwayat

Kisah

Roman


1. Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan. Aturan puisi lama seperti jumlah kata yang terdapat dalam 1 baris, jumlah baris yang terdapat dalam 1 bait, persajakan atau rima, banyak suku kata pada tiap baris, dan irama. 

1. Mantra : Sebuah ucapan-ucapan yang masih dianggap memiliki sebuah kekuatan gaib

2. Pantun : Salah satu puisi lama yang mempunyai ciri bersajak a-b-a-b, tiap baris terdiri atas 8 hingga 12 suku kata, 2 baris pada awal pantun disebut sampiran, 2 baris berikutnya disebut sebagai isi, tiap bait 4 baris.

3. Karmina : salah satu jenis pantun yang kilat seperti sebuah pantun tetapi sangat pendek.

4. Seloka : pantun yang berkait.

5. Gurindam : puisi yang terdiri dari tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, dan biasanya berisi nasihat.

7. Syair : puisi yang bersumber dari negara Arab dan dengan ciri pada tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, biasanya berisi nasihat atau sebuah cerita.

8.Talibun : pantun genap yang tiap bait terdiri dari bilangan genap seperti 6, 8, ataupun 10 baris.

Ciri-Ciri Puisi lama

-Biasanya berupa puisi rakyat dan tidak diketahui nama pengarangnya.

-Puisi lama masih terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti dari jumlah baris pada setiap baitnya, sajak serta jumlah suku kata pada setiap barisnya.

-Disampaikan dari mulut ke mulut dan dapat disebut juga dengan sastra lisan.

-Menggunakan majas atau gaya bahasa tetap dan klise.

-Biasanya berisikan tentang kerajaan, fantastis, serta istanasentris.

2. Puisi Baru

Puisi baru merupakan puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan, berbeda dengan puisi lama. Puisi baru memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima.

1. Distikon : suatu puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris (puisi 2 seuntai).

2. Terzinaa : puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris (puisi 3 seuntai).

3. Kuatrain : puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 4 baris (puisi 4 seuntai).

4.. Kuint : puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris (puisi 5 seuntai).

5.Sektet adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 6 baris (puisi 6 seuntai).

6. Septina, adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 7 baris (puisi 7 seuntai). 

7. Oktaf atau Stanza : puisi yang pada tiap baitnya terdiri 8 baris (double kutrain atau dapat disebut juga dengan puisi 8 seuntai).

8. Soneta merupakan salah satu jenis puisi yang terdiri dari 14 baris yang terbagi menjadi 2, 2 bait pertama masing-masing terdiri dari 4 baris dan 2 bait kedua masing-masing 3 baris.

Ciri-Ciri Puisi Baru

-Diketahui nama pengarangnya, berbeda dengan puisi lama yang tidak diketahui nama pengarangnya

-Perkembangannya secara lisan serta tertulis.

-Tidak terikat oleh berbagai aturan-aturan seperti rima, jumlah baris dan suku kata.

-Menggunakan majas yang dinamis atau berubah-ubah.

Biasanya berisikan tentang kehidupan.

-Biasanya lebih banyak memakai sajak pantun dan syair.

-Memiliki bentuk yang lebih rapi dan simetris.

-Memiliki rima akhir yang teratur.

-Pada tiap-tiap barisnya berupa kesatuan sintaksis.

Puisi modern

1. Balada : puisi tentang cerita. Balada terdiri dari 3 bait dan masing-masing dengan 8 larik serta dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Pada larik terakhir dalam bait pertama digunakan refren dalam bait-bait selajutnya.

2. Himne : puisi yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau seorang pahlawan.

3. Ody : puisi sanjungan bagi orang yang telah berjasa. Nada serta gayanya sangat resmi, bernada sangat anggun, dan membahas sesuatu yang mulia, memiliki sifat yang menyanjung baik itu terhadap pribadi tertentu atau suatu peristiwa umum.

4. Epigram : puisi yang memiliki isi berupa tuntunan atau ajaran hidup.

5. Romansa : puisi yang berisi tentang luapan perasaan penyair tentang cinta kasih.

6. Elegi : puisi yang memiliki isi tentang kesedihan.

7. Satire : puisi yang berisi tentang sindiran atau suatu kritikan.

Rabu, 01 Juli 2020

Literasi kita

MATERI SASTRA LKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang