Dulu Aku seorang Putri

15 1 0
                                    

"Aku adalah Putri yang dulu diistimewakan, Sebelum segala rasa sakit mengoyak gaun indahku hingga aku di anggap tak berguna."
-Calarenzia Raina Narendra

Kriiing Kriing ..

"Aissshhhh apa sih?"

gadis itu kembali menutup telinganya menggunakan bantal lantas menggulung dirinya kembali menggunakan selimut.

Kriiing Kriiing..

"Ah bangsat! Aishhhhhh"

Terpaksa membuka mata, di raihnya jam weker lalu di lempar ke dinding. Ah seperti biasa, cara mematikan alarm terbaik katanya.

"Jam berapa sih? Hoaaambbbb"

Gadis itu bangun sempoyongan untuk mengambil jam yang baru saja di lemparkannya ke dinding.

"GILAAAAAA SETENGAHHHHH TUJUUUUUUH BIBIIIII KENAPAA NGGAK BANGUNINNN CALAAAAAAA"

 Setelah suara yang begitu menggelegar lantas para Maid berbondong-bondong menghampiri kamar gadis itu.

Brakkk Brakkk!

"Aduhh Non, Bibi mah udah bangunin daritadi tapi pintunya Non Kunci." Kata salah satu Maid tersebut.

"Ah begitu. Oke" 

katanya, lantas berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Brakk!
Dibantingnya pintu kamar mandi agar para Maid segera pergi dari kamarnya

"Ayo pergi" ucap salah satu Maid, ya dia adalah kepala Maid di mansion Narendra.

Dilepasnya baju yang sedari tadi melekat. Niatnya untuk berendam diurungkan, dilihatnya seluruh wajahnya di kaca kamar mandi yang sepanjang tinggi badannya.

"Kau begitu cantik, sayangnya Mama dan Papa mu tak pernah menginginkanmu hahaaha."

tawanya begitu miris. Di pegangnya seluruh lekuk wajahnya. Ciptaan Tuhan yang begitu indah dengan mata Hazel menyala dan rambut sepinggang yang terawat lembut, badan semampai yang biasa di sebut Gitar Afrika, Eh Gitar Spayol.

Setelah 20 menit berlalu, dia berjalan menuruni tangga dari kamarnya yang berada di lantai dua, ya seperti biasa mansion ini hanya berisi para Maid dan Pekerja rumahnya. Diremasnya kedua pegangan tasnya yang sudah dipakai, lantas menuju meja makan.

"Only a slice of bread?"   tanyanya, karena tak seperti biasanya sarapan hanya disuguhkan sepotong roti dengan selai kacang.

"It is better for you Cala."  jawab kepala Maid. Lorenza, wanita paruh baya yang sudah seperti Ibunya sendiri selama ini.

"Persetan , I wanna go right now!"
Ucapnya.  Lantas berjalan meninggalkan mansionnya. Kali ini dia mengendarai mobil Sport berwarna merah. Dengan kecepatan di atas rata-rata hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk datang kesekolahnya.

Tiin tiin!

Hari ini dia menyabet tempat orang lain. Malas katanya.

"Anjing! Siapa yang udah ambil tempat gua!"  maki pemuda tersebut.
Dibukanya kaca mobil ferari itu.

"Oh damn! Who is she? how beautiful you're"
lantas berlari menyusul Cala.

Berjalan menyusuri koridor, Cala adalah salah satu siswi berprestasi di sekolahnya,badan semampai, wajah cantik, ah siapa yang tidak tertarik! Hanya saja, dirinya lah yang selalu menghindari hal yang berbau 'CINTA', seperti biasa, karena trauma dari Papa dan Mama nya, dia tak pernah menginginkan adanya hubungan laki-laki dan perempuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CalarienzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang