Note 2

48 9 12
                                    

***

"Kita sama-sama tunduk pada satu tuhan, tapi dengan nama yang berbeda.

Kamu, seharusnya tidak ada dalam hatiku. Itu yang diajarkan agamaku.

Kita, berbeda. Aku tidak boleh mengidolakan bahkan mengharapkanmu.

Maaf Ya Allah ... aku tidak bisa melewati ujian yang satu ini. Untuk tidak mencintai orang yang membuatku nyaman meskipun hanya lewat layar ponselku.

Mencintai manusia, yang bukan hambamu.

Kun ... Banyak orang mencintaimu, aku yakin kamu tau. Mereka mencintaimu dengan caranya masing-masing. Aku juga mencintaimu dengan caraku.

Berdoa pada tuhanku, berharap sewaktu-waktu aku bisa bertemu denganmu.

Bisakah aku bertemu denganmu? Tapi jika kita bertemu, apa yang akan aku lakukan? Aku tidak bisa memelukmu, tidak bisa menjabat tanganmu dan menggandengnya. Kamu tidak bisa mengelus kepalaku yang berbalut hijab. Aku tidak bisa memandangmu karna terus tertunduk.

Terlalu sulit bahkan hanya untuk sekedar di bayangkan. Tapi kepalaku tak henti-hentinya mengeja namamu.

Caixukun ....

Hatiku, tak henti-hentinya berdebar saat menatap layar ponsel yang menampilkan wajahmu.

Dengan segala cara, aku berusaha mendekatkan diriku padamu.

Kamu istimewa.

Ya Allah ... maafkan aku, dengan segala kesalahanku dalam bertindak. Aku yang hanya menuruti keinginan bukannya kewajibanku.

Waktu, yang seharusnya aku gunakan untuk memperbaiki diriku. Aku gunakan untuk lebih mengerti tentangmu.

Aku belajar, agar aku bisa mengerti apa yang kamu ucapkan. Tapi lagi-lagi, itu tidak semudah yang dibayangkan.

Biarlah. Aku akan mencintaimu dari sini saja. Kalaupun kita bertemu suatu hari nanti. Aku berharap kita adalah muhrim. Jadi aku bisa memelukmu dan menggenggam tanganmu. Berjalan berdampingan sambil menggandeng lenganmu.

Sayangnya itu semua tidak akan pernah terjadi."

***

~SEBATAS HALU~
2020, July 16

SEBATAS HALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang