1

2.1K 154 5
                                    

WARNING:
- cerita ini bakal ada adegan 18+ nya di tengah"
- bahasanya ga baku dan agak vulgar
- ada unsur BDSM nya dikit
- ini nyampur jadi ada bagian yang bener" fokus ke taynew, ada yang fokus ke offgun ada juga yang fokus ke singkit [gmmtv holy trinity]
- sori kalo jelek ya-!

─────────────────────────

Tay Tawan Vihokratana, seorang idaman kampus berjalan di lorong sekolah. Beberapa perempuan memerhatikkannya dengan tatapan kagum. Bahkan beberapa mengedipkan matanya genit ke arah Tay.

"Woi Bakwan" seseorang merangkul Tay dari belakang. Itu Off, sahabatnya. "Anjir jempol, nama gue itu Tay Tawan bukan Tay Bakwan" Tay menatap tajam ke Off.

"Nama gw juga Off Jumpol bukan Off Jempol" Off berjalan disamping Tay yang membuat semakin banyak perempuan yang menatap mereka berdua.

Off dan Tay memang sudah lama bersahabat bertiga dengan Singto juga. "Eh si singto dimana?" Tay bertanya ke Off, biasanya jam segini mereka sudah jalan bertiga ke kelas. Off hanya menggeleng tidak tahu.

Tiba-tiba terdengar teriakan seorang perempuan. Off dan Tay langsung melirik ke arah teriakan. Teriakan itu berasal dari depan mading SMA. Benar saja, Singto dikelilingi oleh siswi - siswi SMA. "Dugaan gw benar" Off tersenyum senang.

"Dugaan apaan?" tanya Tay. "Kemaren si Singto difoto diem-diem terus dimasukin ke mading sekolah" ucap Off. Tay hanya ber-oh lalu berjalan ke arah kelasnya diikuti oleh Off.

Sementara itu Singto? Sudah dikepungi oleh bejibun siswi perempuan, entah bagaimana nasibnya nanti.

***

"Ga ada akhlak lu dua, ga bantuin gw" ucap Singto saat di kelas. "Lu ga minta tolong soalnya" ucap Off sambil senyum-senyum tidak bersalah.

Singto menatap mereka tajam lalu duduk di kursi. "Mau ngapain to?" tanya Off kepo lalu mendekatkan dirinya ke sahabatnya. "Mau belajar, memang kenapa?" tanya Singto.

"Belajar mulu kaga bosen lu to?" kali ini Tay ikut nimbrung. "Engga, daripada gue jadi kalian yang kerjaannya bolos kelas mulu" ucap Singto tidak peduli. 

"Yaelah, iri bilang bos" ejek Off lalu tertawa. Singto hanya menoleh sebentar lalu beralih ke bukunya. Dia tidak peduli dengan ucapan sahabatnya itu, menurutnya marah membuang - buang waktu mending belajar.

Tay hanya tertawa kecil melihat kelakuan dua orang di sampingnya itu. "Oiya Tay" Singto tiba - tiba menoleh ke arah Tay, yang dipanggil langsung menoleh.

"Tadi ada anak OSIS yang nyariin lu" ucap Singto. "Anak OSIS dari bagian mana?" Tay berusaha mengingat apakah dia ada urusan dengan salah satu anggota OSIS.

"Bagian perdakjalan" Off nimbrung sambil cengengesan. "Heh ga ada bagian OSIS yang perdakjalan tolol" sahut Tay. "Gatau juga gw, pokoknya dia tadi nyariin lu" Singto kembali fokus ke bukunya.

"Lu nyari ribut ya ama anak OSIS?" Tay menoleh ke Off. "Dih, kaga. Emang lu, yang tiap minggu hampir masuk BK karena bolos?" Tay balas mengejek. Off hanya tertawa dengan wajah polosnya.

"Eh, Sin-" baru saja Tay ingin bertanya lebih lanjut, guru Fisika masuk ke kelasnya. Para siswa duduk di bangku masing - masing. Off? Tentu saja kabur lewat jendela belakang.

***

Off berlari keluar kelas menuju tempat tangkringannya, meja pojok kantin. Entah sejak kapan dia sering bolos seperti ini, tujuannya hanya untuk menghindari pelajaran tidak ada yang lain.

Dan entah sejak kapan pula, para siswi mulai tau Off sering bolos. Karena itu mereka ikut bolos hanya untuk melihat Off. Terkadang Off harus bersembunyi dan pindah kesana kesini karena risih.

Dan karena kejaran siswi - siswi itu, Off harus kabur dan terkadang apes bertemu guru di tengah jalan. Kembali ke kantin, keadaan kantin masih kosong karena pelajaran masih berlangsung.

Off hanya duduk di meja kantin ditemani es teh manis di sampingnya. Selagi Off memberi penjaga kantin uang dia lolos dari aduan ke guru. Dan tentang masalah uang, semua orang sudah tau dia orang kaya.

"Gila, bosen. Enaknya ngapain ya?" Off memandang ke luar lapangan. Lapangan sama halnya dengan kantin, kosong dan sepi.

Tiba - tiba seorang siswa dengan seragam kusut dan dasi miring melompat lewat celah kantin. Tepatnya ke tempat Off duduk.

Off mendadak kaget. "ANJIR, HANTU, SETAN, KUNTILANAK, POCONG, APALAH ITU, PERGI" serunya refleks. Orang itu membungkam mulut Off. "Diem!" desisnya ke Off.

Beberapa detik kemudian terlihat guru BK yang menatap sekeliling dengan tatapan tajam. "MMPH-!" Off meronta ingin berteriak dari bekapan orang itu. 

Untung saja guru BK itu tidak menoleh dan pergi, lanjut mencari. Orang itu melepas tangannya. Baru saja Off ingin berteriak, orang itu menunjukkan simbol telunjuk didepan mulut, menyuruhya diam.

Off akhirnya memilih untuk diam. Orang asing itu lalu mengintip dari celah lalu menatap Off. "Jangan bilang ke siapa - siapa" ucapnya lalu melompat keluar. "Heh, nama lu siapa?!" seru Off tapi mana sempat keburu telat orang asing itu sudah pergi dari pandangan Off.

Off menatap keluar bingung. Dia tidak pernah melihat siswa itu. Sepertinya jarang masuk ke sekolah.

Di penglihatannya tadi, orang itu bertubuh agak pendek dengan rambut acak - acakan, tampangnya seperti anak yang liar, dan yang paling penting dia dikejar guru BK.

"Namanya siapa dah?" ucap Off dalam hati. Dia berdiri lalu melihat ke bawah, ada kertas yang diremukkan. Off membuka kertas itu lalu membacannya. Itu kertas ulangan terdapat angka 100 di pojok kertas itu.

Sepertinya kertas itu jatuh dari kantong anak aneh tadi. Off memerhatikan kertas itu dengan seksama, benar saja di tengah atas kertas itu terdapat nama dari pemiliknya. Off mencoba membacannya tapi hasilnya nihil. Kertas itu tepat basah diatasnya yang membuat tulisan itu tidak bisa dibaca oleh Off. "Anak aneh"

Off hanya memasukkan kertas itu ke kantongnya lalu berjalan gontai ke toilet.

- to be continued -

attitude - [taynewsingkitoffgun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang