3

1.3K 126 5
                                    

"Singto" Tay memanggil temannya yang sibuk membaca bukunya. Singto menoleh perlahan ke Tay dengan posisi masih memegang bukunya. "Kenapa?" tanyanya.

"Lu dipanggil kepsek" ucap Tay yang baru datang ke kelas. "Sekarang?" tanya Singto lagi seraya meletakkan bukunya. Tay mengganguk. "Katanya tentang lomba besok" ucap Tay. 

Singto menambil notebook kesayangannya lalu berdiri dan berjalan santai ke arah ruang kepala sekolah. Entah kenapa, Singto tidak bisa jauh - jauh dari notebook itu karena itu barang pemberian ibunya yang sangat ia jaga. Ia melirik jam tangannya sebentar lalu mulai berjalan cepat karena sebentar lagi pelajaran akan dimulai, dia kan bukan Off yang sibuk membolos.

Dia akhirnya berjalan setengah berlari, mengejar waktu. Ia tidak habis pikir untuk apa kepsek memanggilnya jam segini. "Bruk" Ya, itu suara tabrakan. "Shia" orang yang menabrak Singto mengumpat. "Dasar, kalau jalan pake mata dong!" umpatnya lagi.

"Jalan mana bisa pake mata, bisanya pake kaki" balas Singto tak mau kalah. Barang - barang yang dipegang oleh orang itu jatuh berantakan. Sosok itu menatap kesal ke arah barangnya. Dari tampangnya dia lebih tua satu tahun dengan Singto.

"Ah, dia ternyata" batin Singto. Singto baru saja mengingat siapa orang itu. Karena orang itu tidak asing dari ingatannya. Itu Krist Perawat, ketua OSIS SMA ini. "Udah nabrak nyolot lagi" balas Krist yang ikutan tak mau kalah.

Singto hanya pergi meninggalkan Krist sendiri tanpa menghiraukan ucapan Krist. "Bukannya dibantu, ga ada sopan santun!" seru Krist ke Singto yang pergi menjauh. Krist akhirnya membereskan barang - barangnya, tapi ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Itu bukan barangnya, itu adalah sebuah notebook kecil bersampul putih polos dengan sebuah nama dipojoknya, "Singto"

***

"Peng, lu mau apa lagi sih?" Tay menatap Off dengan tatapan memelas. Mereka berdua, kecuali Singto berjalan di lorong kelas jurusan IPS. Dan itu menjadi perhatian siswa karena tumben - tumbennya most wanted jurusan IPA datang ke wilayah mereka.

"Gw lagi nyari orang, makanya lu bantu" ucap Off sambil menyikut Tay. Yang disikut hanya memasang tampang malas tapi tetap mengikuti Off.

Tay memang paling anti dengan jurusan IPS, apalagi dengan siswi perempuannya yang terkenal genit. Sama halnya dengan Off, tapi urusan kali ini lebih penting.

"Nyari siapa sih? Penting banget?" ucap Tay masih dengan wajah memelas. Off menarik Tay ke satu kelas lalu mengintip dari pintu. Pintu kelas itu masih tertutup rapat dan dari kaca pintu, Off bisa melihat bahwa siswa - siswa kelas itu maish duduk disitu.

"Eh kelas ini kenapa belum bubar? Bukannya udah istirahat" tanya Off ke salah satu anak. "Katanya dimarahin, paling masalah itu lagi" jawab siswi itu. "Masalah apa?" tanya Off kepo.

"Lu gatau? Maklum sih, lu anak IPA. Intinya ada yang nyari ribut terus sama guru di kelas itu" jawab siswa itu lagi. "Siapa namanya?" tanya Off. "Gun, lu pasti tau lah ya dia siapa"

Off mematung, nama itu disebut lagi. Orang yang dicarinya selama ini. Ia melirik lagi kedalam kelas tapi tanpa ia sadari kelas itu sudah bubar. "Eh monkey, udah bubar aja" ucap Off. "Lunya sibuk gibah" balas Tay yang masih disampingnya.

Off melirik kesana kemari mencari anak itu lagi, tapi entah dia kemana. Tiba - tiba seseorang menepuknya dari belakang. Off melirik diikuti oleh Tay yang melihat temannya berbalik. "Off ya?" tanya siswa itu. Off mengangguk.

"Nih," siswa itu menyodorkan secarik potongan kertas yang digulung. Off mengambil kertas itu lalu membukanya, ada sebuah soal yang ia tidak mengerti sama sekali. Sebelum Off bertanya siswa itu sudah menjawab, "Dari Gun"

Entah bagaimana perasaan Off sekarang, perasaan senang, aneh dan kaget bercampur satu. Pertama, tau dari mana Gun namanya. Kedua, apa maksudnya ia memberi kertas ini. Tay merebut kertas itu dari Off yang mematung.

"Anjrot, ini apaan, soal matematika kayaknya" ucap Tay. "Ngapain dia ngasih ini ya?" ucap Off. "Dia mungkin tau lu bego, makanya dikasih ini" ucap Tay. "Anjir tapi gw penasaran, tapi disisi lain gw gangerti" ucap Off.

Tay tersenyum mengejek. "Otak tuh dipake jempol, kita tuh punya temen yang namanya Singto yang pin-" sebelum Tay selesai berbicara, Off sudah berlari menuju kelas. 

***

"Nih" Singto menyodorkan kertas itu setelah beberapa menit mencoret - coret. Off ingin mengambilnya tapi Singto menahan. "Bilang apa dulu?" ucap Singto ke Off. "Makasih, Singto yang baik hati" ucap Off seraya menampilkan senyumnya. 

Singto mengangguk lalu memberikan kertas itu ke Off. Off langsung buru - buru membukannya sementara itu Tay yang di sebelahnya ikut kepo. Di kertas itu terdapat deretan angka, sepertinya itu nomor.

"Itu apaan? Nomor telfon?" ucap Tay. "Kayaknya iya" Off langsung mengeluarkan handphonenya lalu men-save nomor asing itu. "Gw bakal coba hubungin nanti" ucap Off seraya memasukkan handphone dan kertas itu ke sakunya.

Tay hanya mengangkat alisnya lalu duduk di kursinya. Belum juga 2 menit Tay duduk, seseorang memanggil Tay. Tay menoleh ke asal suara, lagi - lagi siswa itu. New, anak OSIS yang selalu menggangu istirahat Tay dan menyuruhnya belajar.

"Apa lagi?" ucap Tay malas ketika mendatangi New. "Lu udah tau kan gw ngapain kesini? Udah ayok jangan buang - buang waktu" New menatap ke arah Tay. Tay hanya mencibir lalu mengambil bukunya. New langsung menggengam tangan Tay ke arah taman, seola - olah itu titik kelemahan Tay, Tay hanya berjalan mengikuti New.

Mereka akhirnya sampai ke tempat duduk di taman yang merupakan fasilitas sekolah. New menaruh bukunya di meja lalu menyodorkannya ke Tay. "Nih, kerjain" ucap New. Tay hanya menatap buku itu malas dan mengambil pulpen di sakunya.

"Ini gimana, gue ga ngerti" tanya Tay ke New yang duduk di sampingnya. "Itu? Itu doang gabisa?" ejek New lalu mendekatkan badannya ke Tay. "Nih" New menjelaskan ke Tay.

Alih - alih mendengarkan, Tay malah memperhatikkan New. Wajah siswa di sebelahnya itu tidak asing baginya. Dia terlihat seperti sosok yang sudah lama berada di hidupnya.

Tay langsung menepis pikiran itu dan beralih ke penjelasan New. "Gimana udah ngerti?" tanya New. Tay hanya asal mengangguk dan mengerjakkan soal berikutnya.

"Gw ketoilet dulu, gw balik udah selesai ya?" perintah New. Tay hanya mengangguk malas. Beberapa menit kemudian New kembali ketempatnya, dia tidak menemukkan Tay yang sudah menyodorkn hasil pekerjaanya ke New tapi malah menemukan cowo itu melipat tangannya di meja dan tertidur.

"Woi Tay bangun" New mencolok colok pipi Tay menggunakan pensil. New mengambil notebook Tay yang berada di sebelahnya. Tapi ada sesuatu yang mengalihkan pandangannya, ia menemukan satu sticker di depan notebook Tay.

Agak aneh rasanya menemukan hal itu di notebook seorang Tay, yang dikenal sebagai badboy dan ternyata di notebooknya ada sticker yang tertempel? Walaupun ada yang iseng pasti Tay akan langsung mecabutnya tapi sedari tadi Tay hanya cuek menatap ke notebooknya.

Tay menggeliat di samping New. New langsung menaruh notebook Tay, tapi ternyata Tay tidak bangun ia hanya bergerak sedikit. "Tay?" New menarik ujung seragam Tay. 

"Hin, kangen" 

- to be continued -

HAYOLOH GUE APDET TENGAH MALEM, MANA UWU BANGET AKHIRNYA. GUE SEKARANG TAYNEWUWUPHOBIA SKSKSKSKSK, BTW NEXT GA NI? KALO MAU NEXT KOMEN YA!


attitude - [taynewsingkitoffgun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang