1.bagaimana bisa?

12 2 0
                                    

Orang tuaku seorang pembunuh?

***

Tengah malam aku keluar dari kamarku yang berada di lantai tiga, entah kenapa malam itu perutku terasa sangat lapar sampai aku tidak bisa menahannya lagi, dan sialnya lagi stok makanan di kamarku sudah habis. Huh! Menyebalkan.

Aku berjalan dengan penuh kehati-hatian menuruni tangga. Tapi(?) Kenapa perasaanku tidak tenang. aku merasa malam ini begitu mencekam, apa itu hanya perasaanku saja?.

Akhirnya aku tiba di lantai satu, lalu ku edarkan pandanganku ke seluruh penjuru rumah, Kosong Hanya itu yang kulihat.

Biar ku jelaskan terlebih dahulu. Namaku adalah " CLACIVA AURORA STEVANY" kalian bisa memanggilku Civa.

Aku anak sulung dari dua bersaudara, aku mempunyai adik yang bernama " LALISA AURORA STEVANY" mirip dengan namaku bukan? Jika kalian bertanya kenapa nama kami hampir sama. Orang tua ku menjawab karena mereka tidak ingin susah-susah mencarikan nama untuk kita. Umur ku dan dia hanya berpaut 2 tahun, sejujurnya sifat kami sangat bertolak belakang.

Aku juga mempunyai ayah dan ibu!

Ayahku bernama STEVAN.
Dan ibuku bernama STEVANY.

entah mereka memang jodoh atau hanya kebetulan? Aku pun tidak tahu.

Ku lirik jam yang bertengger di atas meja makan. Dan! Ini sudah jam 10.58

Aku langsung bergegas ke dapur untuk mencari makanan yang bisa ku makan untuk mengganjal perut kecilku yang meronta ingin segera diisi. Mungkin terdengar lebay, tapi sungguh! Perutku sangat lapar.

Kulihat-lihat lemari kecil yang biasanya terisi penuh oleh berbagai makanan ringan, tapi setelah ku buka. Ternyata kosong!

Huh bagaimana bisa! Tidak ada satupun makanan yang bisa ku makan malam ini. Apa aku harus tidur sampai pagi dengan menahan rasa lapar? Itu sangat tidak mungkin!

Mataku beralih melihat kulkas yang berada tidak jauh dari sana.
Dia harapanku satu-satunya! Aku berharap ada satu batang coklat yang setidaknya bisa mengganjal perutku. Sejujurnya aku tidak terlalu menyukai coklat, tapi tak apa lah.

Dengan tergesa aku membuka kulkas itu. Dan isinya sangat jauh dari ekspetasi ku, isinya hanyalah bertumpuk-tumpuk daging. Entah itu daging apa. Dan Terpaksa malam ini aku harus memasak daging itu.

Ku bersihkan daging itu hingga bersih, lalu ku potong-potong berbentuk dadu. Sebenarnya aku merasa sedikit aneh dengan daging ini, ketika aku memotongnya teksturnya sangat lembut dan berbeda dengan tekstur daging sapi pada umumnya, sejujurnya ini pertama kalinya aku memasak. Aku senang melihat video orang memasak di YouTube. Tapi aku tidak pernah mencobanya, aneh bukan(?)

Aku mulai berfikiran aneh tentang daging ini. Ini daging sapi? Kambing? Ayam? Atau daging manusia?

Hahahaha apa-apaan dengan pikiranku itu! Mana mungkin keluargaku kanibal. I-iya kan(?)

Saat aku sedang fokus mencari bumbu-bumbu yang akan ku gunakan tiba-tiba aku mendengar suara aneh, seperti suara teriakan? Suara itu terdengar dari kamar kedua orang tua ku. Kamar kedua orangtuaku berada dilantai satu, entah mengapa mereka memilih membuat kamar dilantai satu. Aku sempat berpikir kemungkinan mereka sedang melakukan **#$$$*** makannya terdengar teriakan. Tapi lama kelamaan aku semakin curiga karena suara itu semakin keras. Dan ku yakini itu bukan suara ibuku! Karena, sebagai anaknya pun aku sangat hapal suara  milik ibuku.

Karena aku didorong oleh perasaan ingin tahu yang semakin besar aku pun melangkah dengan hati hati menuju kamar itu.

Satu langkah...

Dua langkah...

Tiga langkah...

Dan terus sampai aku tiba didepan kamar mereka. Tiba-tiba terdengar pekikan yang sangat keras. Akupun sempat terkejut, namun aku berhasil meyakinkan hatiku. Jika didalam sana tidak terjadi apa-apa.

Tiba-tiba suara teriakan yang sangat nyaring itu hilang seketika!

Dengan keberanian di ujung tanduk. Aku membuka pintu kamar itu dengan sangat hati-hati dan tidak menimbulkan suara.

Yang pertama kali kulihat adalah GELAP dan aku mencium bau yang sangat amis seperti darah?

Aku lalu berjalan mengendap-endap mencari tombol saklar lampu yang beruntungnya ada didekat pintu kamar.

Dan, ctak.

Deg...
Deg...
Deg...

Ini mimpi kan? Bilang padaku bahwa ini mimpi!
Kalian ingin tau apa yang sekarang aku lihat(?)

Aku melihat kedua orang tuaku berlumuran darah. Tidak, mereka tidak mati!

Tapi mereka lah yang mematikan seseorang yang berada di depan mereka dengan wajah yang sudah hancur dan luka sayatan yang ada dimana-mana.

TBC.....

maaf aku ulang cerita ini, karna jujur aku ngga tau harus ngelanjutinnya dimana lagi.

Aku jamin ceritanya ngga jauh beda sama yang sebelumnya. Cuma disini aku lebih memperjelaskan kehidupan Civa.

Terimakasih bagi kalian yang udah mau baca cerita aku ini, terus dukung author ya dengan cara vote dan kasih masukan lewat komentar.

Pai~pai~

DARK HEARTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang