CHAPTER 3

512 62 12
                                    

Matahari mulai merangkak naik menampakkan dirinya, sedangkan Will dan Diana masih asik menyelami alam mimpi.
Entahlah apa yang mereka mimpikan sehingga terlihat begitu pulas.

"Ennngh," Diana sedikit menyipitkan matanya saat sinar matahari pagi masuk ke dalam kamar yang luas itu. Dilihatnya tangan kokoh yang masih setia membelitnya dengan possessive. Siapa lagi pelakunya kalau bukan si tuan egois bin mesum itu yang dengan santainya masih tertidur pulas. Diana perlahan-lahan mencoba melepaskan belitan tangan itu namun bukannya melepaskan justru tangan itu semakin erat memeluk tubuhnya.

"Tuan," cicit Diana pelan sembari menggoyangkan lembut lengan kokoh itu. Namun, tak ada pergerakkan sama sekali darinya hanya deru napas teratur dan hangat yang mengenai tengkuk belakang tubuh Diana yang terdengar.

"Tuan," dia sedikit menaikkan nada bicaranya. Namun hasilnya nihil Will masih tetap terlelap. Hening beberapa saat. Namun, kemudian teriakan Diana menggema.

"TUAAAAAAN!" teriaknya memekakkan telinga membuat Will berjengit kaget.

"Are you crazy?" tanya Will dengan intonasi tinggi membuat Diana sedikit beringsut ke pojok ranjangnya itu. kini Will sudah berdiri tegak di sisi kasur menatap Diana tajam, sedangkan Diana terduduk bersandar pada kepala ranjang sembari memainkan selimut tebal yang masih sedikit menutupi tubuhnya.

"A...aku hanya mencoba membangunkanmu." Diana menjawab lirih sambil menatap manik mata Will yang masih setia menyorot kepadanya. Will tetap membisu tapi tatapannya seolah ingin membunuh, membuat Diana sedikit bergidik ngeri.

"Aku minta maaf." Diana menunduk, berharap Will memaafkannya. Namun, Will hanya menuju ke kamar mandi tanpa suara.

"Hhhhhh," desah Diana lega ketika pintu kamar mandi sudah tertutup. Kemudian suara gemericik shower di kamar mandi terdengar.

20 menit kemudian....

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan tubuh Will yang masih shirtless, enam tonjolan pada perut kerasnya membuat Diana meneguk ludahnya sendiri. Will berjalan ke arahnya, tetesan air mengalir dari rambutnya mengalir terus ke dada dan perut kerasnya. Diana masih menatapnya, mulutnya sedikit terbuka.

"God, cobaan apa lagi ini!" teriaknya dalam hati, matanya masih fokus menelisik setiap gerakkan yang Will lakukan sedangkan Will tak menyadari dirinya ditatap begitu intens oleh Diana. Hingga, saat ia  ingin kembali lagi ke kamar mandi setelah mengambil pakaian, matanya tak sengaja menatap Diana yang masih mengaga menatap keindahan ciptaan Tuhan itu. Smirk muncul di bibir seksi Will, matanya sedikit memicing memerhatikan Diana yang tidak berkedip.

Langkah kaki jenjangnya membawa Will mendekat ke arah Diana.  Will menatap Diana sebelum kemudian merunduk, bibirnya mendekat ke telinga Diana. Membisikkan kata-kata yang menyadarkan Diana dan membuat pipinya merona.

"Kau ingin melihat sesuatu yang ada dibalik handuk ini?" Will berbisik.

"Ti...tidak," jawabnya matanya kini menatap balik mata Will.

"Kau yakin? aku punya sesuatu yang berurat dan panjang dibaliknya, dan dia siap memuaskanmu." Blush seketika wajah Diana kembali memerah, Will tersenyum miring lagi kemudian dirinya melangkah mundur tangannya siap membuka simpul handuk yang melekat pada tubuhnya. Mata Diana melebar siap terjatuh dari tempatnya saat Will ingin membuka simpul handuknya.

"Ja...jangan, jangan lakukan jangan...jangan." tangannya kini beralih menutupi wajahnya sendiri, menghindari pemandangan yang mungkin akan menodai kesucian matanya.

"Why?, apa kau takut?" Diana berdecak sebal.

"Tentu saja aku takut," teriak Diana dengan telapak tangan yang masih setia menutupi wajahnya. Tawa Will seketika pecah melihat tingkah Diana, ternyata mengerjai wanita itu bisa semenyenangkan ini.

Marry Me Miss Fat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang