2. Langkah Pertama

28 2 0
                                    

*Pagi Hari, Pukul 07.44

Sambil menghirup wangi Teh Da-hong Pao di gelas kaca nya. Xiao Zhan melihat pemandangan bangunan tinggi dari jendela raksasa apartemen mewahnya.

Ia tersenyum dan menyeruput teh hangat itu.

Di jam yang sama,

Crew Restoran Xiao's sudah disibukkan untuk menyiapkan bahan-bahan dan segala perlengkapan. Mengingat sudah mendekati jam buka.

Seperti biasa,

Belum dibuka tepat jam 8 pagi. Para pelanggan sudah antri di depan pintu masuk

Ketiga koki, langsung disibukkan dengan pesanan yang menumpuk dari kertas-kertas pesanan yang sudah berderet, tepat setelah pintu restoran bertuliskan kata open.

Ji Hyo yang tak kalah sibuk, harus bolak-balik dari meja pelanggan dan dapur. Karena tepat hari senin itu, waiter part time mereka tidak masuk, ditambah area restoran yang luas, Kaki Ji Hyo sudah pasti harus memakai Koyo panas di malam hari atau bahkan hari esok.

"3 porsi Hakau dan Mantau!"
"2 porsi Fu yung hai!!"
"2 porsi Chow Mein!"

Mulut Koki Tao tidak berhenti berteriak, begitu juga tangannya yang harus terus memasak dan memplating setiap makanan dan minuman yang telah dibuat.

Melihat jam sibuk seluruh crew Xiao's, bayaran yang mereka dapatkan sama sekali tidak sedikit. Salah satu alasan pekerja yang sedikit ialah bayaran mereka yang tinggi, itu sebabnya tidak menjadi masalah bagi mereka harus bekerja full time dan memiliki sedikit sekali jam istirahat.

Mereka terkadang mengeluh, tetapi begitu mengingat gaji yang diberikan oleh Bos besar mereka yang juga dikenal oleh sebagian besar masyarakat di China, keluhan itu hanya bertahan sebentar.

Namun, situasi yang cukup berbeda harus dihadapi Ji Hyo. Meskipun bayarannya cukup besar, ia masih harus terus mengirim uang bagi kedua orang tuanya di Korea, juga menghidupi dirinya sendiri di negara besar itu.

Tidak hanya bekerja di Restoran mewah milik Xiao Zhan, Ji hyo juga mengambil pekerjaan sebagai pengantar makanan untuk jam malam. Setelah ia menyelesaikan pekerjaannya di Restoran, ia akan mengantar makanan untuk orang-orang sekitar yang kelaparan di malam hingga subuh.

Tubuh Ji Hyo sudah terbiasa bekerja begitu keras, tanpa istirahat. Yang ada dalam pikirannya hanyalah bagaimana bisa memanfaatkan waktunya dan mengumpulkan lebih banyak uang.

Selama Restoran buka, Ji Hyo beberapa kali bersin. Karena tidak ingin membuat pelanggan terganggu akibat bersinnya, Koki Tao yang bertanggung jawab atas pekerjaan Ji Hyo memintanya, untuk istirahat dan meminum obat di ruang istirahat mereka.

"Pergilah istirahat terlebih dahulu, tambah lapisan masker mu, agar tidak mengenai makanan, dan pakailah face shield"

Suruh Koki Tao

Ji Hyo mengangguk dan pergi menuju belakang.

*Pukul 15.35

Xiao Zhan, disibukkan dengan konferensi pers, untuk pemutaran film sejarah yang diperankan olehnya.

Setelah menghadiri konferensi pers, ia harus melakukan syuting variety show di salah satu tv nasional.

Ia begitu sibuk, hingga waktu untuknya beristirahat hanya saat memejamkan mata sebentar dalam van mewahnya.

Manager dan asistennya sudah sangat mengetahui, saat lelah ia sama sekali tak ingin diganggu dan dapat dengan mudah marah karena hal sepele, itu sebabnya mereka harus selalu sabar dan berhati-hati menghadapinya.

"Kau.. tidak ingin makan?" Tanya manager Goew pelan

Sambil tetap memejamkan matanya Xiao Zhan menjawab

Song Ji Hyo Goes To ChinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang