Suasana kelas begitu tentram nan damai, hanya suara derit kapur yang terus menerus tergores-selagi sang guru menjelaskan materi, entah para murid memang fokus ataupun masa bodoh dengan penjelasan sang guru.
Sesekali para murid bertanya mengenai bagian yang tidak ia mengerti. Tidak dengan gadis yang bernama Choi Moa, ia tidak mengerti tapi tidak memiliki niat untuk bertanya.
Masalahnya, dia itu tidak mengerti dari awal-tidak mungkin kan dia bertanya dari awal? Apa kata guru dan teman-temannya nanti-dia tidak ingin dicemooh. Ya, Moa lemah dalam memecahkan sederet angka.
Moa meletakkan dagunya diatas tangan kirinya, selagi tangan kanannya mencatat persis seperti apa yang ada dipapan tulis.
Tangan kanannya berhenti sejenak-kini kedua tangannya digunakan untuk menompang kepalanya yang terasa berat. Ia menoleh ke kanan, dan melihat garis rahang yang tegas milik teman sebangkunya.
Ahh, setidaknya dia beruntung satu bangku dengan Kang Taehyun-Ketua Osis, yang pasti tidak dapat diragukan lagi kecerdasannya. Taehyun itu mampu menjelaskan matematika secara sederhana-mengikuti kapasitas otak Moa.
"Kalau begitu, kalian kerjakan 10 soal ini dengan teman sebangku kalian. Saya ada rapat," Guru berkepala 4 itu melangkah keluar dengan buku yang dijinjingnya.
Moa yang mendengar itu langsung membenarkan posisi duduknya, melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul, 9:40 AM-tersisa 30 menit untuk mengerjakan soal itu sebelum bel istirahat berbunyi.
Moa hendak memanggil teman sebangkunya,"Ta-"
"Permisi...ada Kang Taehyun?"
Terputus seketika, setelah ada anak perempuan berseragam khusus datang untuk menjemput Taehyun. Semua anak dikelas menoleh ke arah Taehyun, sedangkan Taehyun melirik ke arah Moa.
"Kau bisa mengerjakannya sendiri?"
Moa mengangguk.
"Kalau ada yang tidak dimengerti, tanyakan saja padaku lewat chat ya," lanjut Taehyun.
Moa mengangguk kedua kalianya, dan berkata, "Semangat!"
Taehyun tersenyum tipis mendapatkan ucapan seperti itu dan menepuk pundak Moa, "Kau juga semangat yaa."
Moa mengalihkan pandangannya pada soal yang tertulis dipapan tulis, bisa gila aku karena angka. Ia menulis soal pada buku tugasnya.
Dia mendonggakkan kepalanya, dan melihat sekitar-semua anak sibuk dengan bukunya masing-masing. Tidak mungkin juga Moa meminta tolong, 'kan? Apalagi Moa tidak terlalu dekat dengan anak dikelas.
Matanya kembali lagi pada buku didepannya, ia meremas rambutnya yang terurai-sesekali memukul pelan kepalanya, berharap otaknya dapat bekerja untuk memecahkan angka itu.
"Shhhsh, Moa-Choi Moa!"
Panggilan suara yang terdengar berseru tetapi juga berbisik itu membuat yang dipanggil menoleh ke sumber suara. Ah, ternyata temannya dari jurusan IPS.
Moa memiringkan kepalanya yang berarti, ada apa?
Kedua temannya mengayukan tangannya yang berarti, kemari!
Masa bodoh dengan tugasnya, ditutuplah buku itu dan ia segera menghampiri kedus temannya.
Choi Beomgyu dan Hueningkai.
"Kau ada tugas ya?" Tebak Beomgyu setelah melihat keadaan kelas.
"Ya, begitulah."
"Matematika?" Tanya Hueninkai.
![](https://img.wattpad.com/cover/233267749-288-k845531.jpg)