5

737 236 36
                                    

“Siapa nama lo?” tanya Niko dengan tatapan menyidik tajam.

Setelah tadi Bastian memberitahu semuanya, Niko beserta keempat kawannya bergegas menujuh basecamp. Ia juga menugaskan Bastian untuk memanggil semua pasukan penguasa Sma Pattimura, terutama cowok yang memicu terjadinya masalah kali ini. Ada satu adik kelas yang berani melanggar aturan dan larangan yang ada di Sma Pattimura.

Alasan yang menjadi penyebab utama Sma Pattimura dan Smk Pajajaran bermusuhan, tidak lain adalah hanya karena masalah cinta. Ketua geng Sma Pattimura dengan pemimpin Smk Pajajaran dulu awalnya berteman dekat, tetapi karena mencintai satu perempuan yang sama, mereka berdua akhirnya menjadi rival. Membuat dua sekolah terpecah bela, yang awalnya baik-baik saja kini menjadi seperti perseteruan Korea Selatan dengan Korea Utara. Maka sebab itu murid-murid dari Pattimura dilarang keras menjalin hubungan apapun dengan anak Pajajaran, entah itu hubungan pertemanan ataupun kekasih. Bahkan jika bersaudara dengan salah satu murid Pajajaran, hidup orang itu pasti tidak tenang di sekolah. Bisa-bisa dibulli terus dan dicap sebagai mata-mata penghianat.

“Irrr---Irfan Bang,” jawabnya gugup.

“Lo tahu kan apa kesalahan yang lo perbuat?” kata Niko kepadanya.

“Ampun, Bang! Ampun!”
Niko menarik kerah seragam Irfan dengan kasar. Wajah cowok itu bonyok semua karena habis dikeroyok masal.

“Gue udah bilang, jangan pernah punya hubungan apapun sama anak Pajajaran. Kalau lo mau gabung di pasukan Pattimura. KENAPA LO MASIH BERANI NGELANGGAR?!” bentak Niko kasar.

Lelaki itu hanya bisa menundukan kepala, tidak berani menatap kearah Niko. Wajahnya nampak memucat dengan keringat dingin yang membasahi pelipis. Sementara itu keempat teman Niko hanya terduduk diam, menyasikan pemandangan dihadapan mereka. Tanpa berniat sedikitpun untuk membatu adik kelasnya itu dari amukan Niko.

“Jawab pertanyaan gue! Jangan diem aja! Kenapa lo sekarang malah nunduk? Lo pikir kita lagi mengheningkan cipta!” ujar Niko pada Irfan. “Angkat kepala lo! Lihat muka gue! Jangan jadi banci lo.”

“Ampun Bang! Gue minta maaf dan ngaku salah. Gue enggak sengaja, waktu itu gue khilaf!” jawabnya sembari mengangkat wajah menatap Niko takut.

“Giliran udah ketahuan ngerengek-ngerengek minta ampun. Kemarin-kemarin kemana aja lo? Asyik kencan?” cibir Surya.

“Gue mohon maafin gue Bang. Gue janji enggak bakalan ngelakuin kesalahan lagi! Jangan keluarin gue dari Pasukan Pattimura.” Rengek Irfan memohon.

SENGAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang