Hana dan Jenni tengah menikmati sarapan mereka di kantin kampus yang dekat dengan gedung fakultas kedokteran.
"Eh Han, lo gimana sama Zelo?"
Entah hal aneh apa yang tersangkut dalam pertanyaan yang di lontarkan Jenni hingga membuat Hana tersedak air teh hangat nya sendiri.
"Apa deh, kayak ada yang aneh aja."
"Iyalah. Lo bawa-bawa dia, gak ada hubungan juga sama gue." Sahut Hana setelah membersihkan bibirnya dengan tissue.
"Percuma lo ambil kelas psikolog, kalau baca gestur sikap orang aja gak becus."
"Bukan gitu Jen, gue cuma mau fokus belajar dulu."
"Halah basi, giliran dia jalan sama cewek lain lo mencak-mencak kek lagi pms."
Duh, Jenni tuh kelihatannya emang cuek, tapi dia ini yang paling mengerti, Hana juga sih, tapi kalau soal cowok yang satu itu rasanya Hana ingin pura-pura bego saja.
"Woy! Upil! Sialan ya lo berdua!"
Joya datang-datang langsung menghadiahi dua sahabatnya itu makian, membuat beberapa pasang mata yang ada di kantin menatap mereka, ada yang tak acuh ada juga yang merasa risih. Terlanjur biasa jika menyangkut soal lima serangkai dan empat babu itu.
Hana berdecak saat melihat pemuda tinggi di belakang Joya, sedangkan Jenni hanya menyunggingkan senyum jahilnya.
"Noh, di samperin kan." Bisik Jenni membuat Hana semakin menekuk wajahnya, sebenarnya bukan karena Hana benci dengan pemuda itu, hanya saja ... Hana sedang kesal.
"Heh lo berdua! Gak ada akhlak emang!"
"Joy, bocor banget dah mulut lo. Doy, jahit tuh." Ucap si pemuda tinggi yang datang bersama Ridho dan Joya.
"Zelo apaan sih, bukannya belain gue." Dengus Joya lalu duduk di hadapan Hana, sedangkan Ridho di hadapan Jenni, dan Zelo duduk di samping Joya.
"Ya lagian, kan udah gue bilangin buat gak maraton drakor malam-malam, lo bisa nonton pas weekend nanti." Dengus Hana tak terima di bilang tidak ada akhlak.
"Kalau ngerasa diri paling kebo, gak usah marah-marah dah Joy." Sambung Jenni.
"Ya seenggaknya, bangunin terus kek, kelas lo berdua 'kan lebih siang dari pada gue! Si Erina sama Sena juga kampret!"
"Joya please ya mirror." Kesal Jenni.
Joy mendengus dan malah menatap Ridho "Doy, lu udah janji lho."
"Minta apa dia dari lo Doy?"
"Apa sih Hana! Noh ada Zelo, minta gih sama dia." Dengus Joya lalu menarik tangan Ridho menuju penjual bubur ayam.
"Gak ada akhlak. Gue nanya doang juga." Decak Hana lalu melirik Zelo yang hanya fokus pada ponselnya.
"Kalau penasaran tanya aja kali Na." Jahil Jenni membuat Zelo menatap kearah dua sahabat itu dan menemukan Hana yang tengah menatap kearah lain.
"Kenapa lo Jen?"
"Hana nih, mau nanya, napa lo gak masuk kelas?"
"Apaan lo Jen, gue diem ya dari tadi."
Zelo yang melihat Hana kesal sontak menyunggingkan senyum tipisnya, ia tahu Hana pasti cemburu karena kemarin ia jalan dengan Erina, sahabat mereka.
"Gue kesiangan."
"Ck, kesiangan atau sengaja." Dengus Hana yang masih bisa di dengar Zelo dan Jenni.
Zelo sih memang sengaja ingin membolos kelas di jam pertamanya, alasannya sih karena ingin melihat ekspresi Hana ketika cemburu. Definisi wajah sangar tapi hati hello kitty si Zelo ini memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐋𝐎𝐖𝐄𝐑𝐒 (#𝟗𝟔𝐥𝐢𝐧𝐞)
Fanfiction🅁🄰🅂🄰 🄻🄾🄺🄰🄻 𝑴𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒆𝒃𝒂𝒌 𝒇𝒓𝒊𝒆𝒏𝒅𝒛𝒐𝒏𝒆, 𝑴𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕𝒊 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒓𝒆𝒎𝒂𝒋𝒂. 🅅🄸🅂🅄🄰🄻 🄲🄻🄰🄸🄼 𝐘𝐞𝐫𝐢𝐧 𝐆𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝 𝐉𝐨𝐲 𝐑...