Di sini author ga bakal masukin kondisi dunia sekarang yg sedang diserang covid ges. Jadi kalau kalian liat di cerita ini semua berjalan normal, iya emang di cerita ini gapake covid.
***
Hari ini masuk dalam list hari paling istimewa dalam hidup Kim Taerin. List itu sebelumnya sudah berisi hari jadian kedua dengan Suga, hari ulang tahun lelaki itu, dan hari pertunangan mereka. Iya, dunia Taerin memang selalu berporos pada Min Suga. Dan hari ini sebanding istimewanya dengan hari-hari itu karena hari ini adalah wisuda Taerin. Setelah berjuang 4 tahun penuh pada jurusan Akuntansi, Taerin berhasil menyelesaikan studi Sarjananya.
Acara sudah berlangsung sejak pagi dan segala prosesi wisuda telah selesai. Pada barisan tamu undangan, Taerin bisa melihat wajah bangga dan haru kedua orangtua dan kakaknya. Iya, kakak Taerin telah keluar dari rumah sakit jiwa sejak tiga tahun lalu. Semua itu berkat Suga yang sudah memindahkannya ke rumah sakit terbaik di kota ini. Bahkan memberikan rawat jalan terbaik setelah kakaknya dinyatakan sembuh oleh RSJ.
Ngomong-ngomong soal Suga, Taerin menelan pahit salivanya. Sejak seminggu lalu, lelaki itu ada perjalanan bisnis ke luar kota sehingga sudah jelas dia tidak akan bisa hadir hari ini. Taerin sudah tahu hal itu jauh hari dan merasa baik-baik saja. Tetapi setelah melihat teman-temannya didampingi kekasih mereka, tiba-tiba saja Taerin merasa agak merana.
"Hey rin! Pacar lo mana kok belum keliatan?" Seperti bisul yang disentil, Taerin langsung memberi tatapan mematikan pada sahabatnya yang menghampirinya dengan buket berbagai macam snack di tangan.
"Han Seolha lo kalo nggak peka tuh kira-kira dong!" Chiro yang mendengar ucapan Seolha pada Taerin segera menggeplak kepala sahabatnya itu. Taerin ingin berterima kasih, tapi urung begitu melihat buket bunga matahari di pelukan Chiro.
Gue doang apa ya yang ngenes disini?
"Tae-rin i-ini buat ka-kamu," kata sebuah suara lirih dari samping Taerin. Taerin langsung tersenyum sumringah menerima buket mawar merah muda tersebut.
"Makasih Kak Taeho. Kakak yang pertama kali ngasih Taerin buket hari ini!" Taerin dengan antusias memeluk sang kakak.
Dia sangat bangga pada kakaknya yang sudah berhasil sembuh dan melawan ketakutannya. Walau Kak Taeho masih tergagap saat bicara pada orang lain karena gangguan kecemasannya, lelaki itu sudah bisa berada di keramaian dan menjalani aktifitas layaknya orang normal.
"Nggak usah sedih karena tunanganmu nggak dateng. Dia sibuk cari duit juga buat kamu," kata sang mama menanggapi ucapan Taerin pada Taeho.
Taerin langsung cemberut. Berapa tahun berlalu pun sang mama tidak berubah. Selalu saja membela Suga melebihi anaknya sendiri. Walau sebenarnya yang dikatakan mamanya itu benar, Taerin tidak senang mengakuinya.
"Sudah-sudah ayo foto bersama!" Papa Taerin yang tidak ingin terjadi perang dunia di acara kampus, segera mengalihkan topik mereka.
Akhirnya mereka sekeluarga berfoto bersama dengan kamera polaroid dan jasa foto gratis Chiro. Lalu Taerin mulai melupakan sedihnya ketika berfoto bersama kedua sahabatnya selama kuliah itu. Walau masih memakai baju wisuda lengkap dengan toganya, mereka membuat berbagai pose dan ekspresi kocak mengundang tawa. Sang papa yang memotret mereka juga tidak bisa menahan tawa.
Taerin tertawa hingga matanya terpejam karena kelakuan Seolha yang jatuh tersungkur akibat sok berpose ala balerina. Tiba-tiba dia merasakan sebuah ciuman di pipinya bersama dengan aroma lembut dan segar hutan hujan yang sangat dia kenal. Suara jepretan kamera menyadarkan Taerin dari terpakunya.
"Happy graduation," bisik Suga di telinga Taerin sebelum gadis itu menoleh padanya. Di depan Taerin tersuguh buket rangkaian bunga berwarna biru.
***
"Cie cie cie yang abis dicium pangerannya," goda Seolha seraya menoel dagu Taerin.
"Dibawain buket paling gede pula. Aih, gue mah apa kalau dibandingin Nyonya Min mah," tambah Chiro memanasi. Untung saja Daniel--pacar Chiro-- tidak akan dengar karena sedang sibuk berbincang dengan Suga.
Taerin memasang muka badak dan menulikan telinganya. Matanya tanpa bisa dicegah melirik ke arah sang tunangan yang tengah asik berbincang bersama pacar para sahabatnya. Lelaki itu terlihat tampan dalam balutan jas maroon dan celana bahan sewarna. Entah sengaja atau tidak, warnanya sangat serasi dengan warna pada baju wisuda Taerin.
Suga merasakan tatapan yang terarah padanya. Dia melayangkan seringai menyebalkan begitu matanya bertumbuk dengan Taerin. Seolah mengejek gadis itu karena ketahuan curi pandang ke arah dirinya. Taerin dengan sebal mengalihkan pandangan dari lelaki itu. Tanpa bisa dicegah, pipinya yang sudah merah oleh blush on menjadi tiga kali lebih merah lagi.
Ih, dasar manusia sok ganteng!
Taerin tiba-tiba ingat sesuatu. "Eh, gue minta foto yang tadi dong," katanya pada Chiro.
Chiro dan Seolha langsung saling bertatapan penuh konspirasi. "Foto yang mana? Kan udah semua," jawab Chiro sengaja. Taerin memutar matanya malas.
"Oh itu lho Chi... yang foto pas diciu--aduh!" Sebelum Seolha menyelesaikan ucapannya, Taerin sudah menginjak kaki sahabatnya itu dengan wedges 10 cm nya. Seolha melompat-lompat seperti kelinci karenanya.
Chiro terbahak lalu dengan pasrah menyerahkan dua lembar polaroid pada Taerin. Taerin menerimanya masih dengan wajah kesal. Tetapi lambat laun ekspresi itu digantikan senyum tertahan. Di dalam foto pertama Taerin terlihat tertawa dengan mata terpejam, sementara Suga mencium pipinya dari belakang dan menyodorkan sebuket bunga. Lalu pada foto kedua, Taerin menatap Suga dengan mata membulat kaget dan lelaki itu tersenyum lembut padanya. Entah bagaimana kedua sahabat Taerin tidak ada dalam frame sama sekali. Mungkin mereka langsung menyingkir ketika melihat Suga datang.
"Iri banget deh sama yang udah awet 9 tahun," ucap Chiro dengan nada tulus setelah ikut menengok pada dua foto polaroid di tangan Taerin.
"Belum 9 tahun, masih seminggu lagi," cicit Taerin malu. Wajahnya saat ini sangat panas seolah AC di sana tidak menyala.
Chiro hanya tertawa melihat keadaan Taerin yang sudah semerah kepiting rebus. Dia lalu menggandeng Seolha pergi menghampiri pacar mereka setelah berpamitan ke Taerin.
"Kamu cantik banget hari ini," ucap Suga begitu berada di hadapan Taerin. Sudah sejak tadi dia ingin menghampiri Taerin, tetapi demi kesopanan dia terlebih dahulu berbincang dengan keluarga tunangannya itu, lalu berbincang dengan pacar sahabat Taerin.
Taerin mendengus lalu memukul dada Yoongi yang terbalut kemeja dan jas. "Kamu siapa? Pacarku nggak manis begini mulutnya," cibirnya.
Suga mengangkat bahu tak acuh, "Cuma niruin Daniel tadi bilang gitu ke Chiro," katanya jujur.
Tangan besarnya lalu menangkap tangan Taerin yang tadi memukulnya. "Kita nggak pacaran, kamu tunanganku," ucapnya dengan mata menajam. Dielusnya cincin yang terpasang indah di jari manis Taerin.
Taerin menarik tangannya dari genggaman lelaki itu, lalu matanya berkeliaran ke segala arah kecuali pada Suga. Suga tersenyum geli karena tahu itulah kebiasaan gadisnya ketika malu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
KING SUGA 2
HumorSetelah berpacaran selama 5 tahun dan bertunangan 4 tahun dengan Suga, lidah Taerin sudah kebal dengan berbagai rasa yang menghiasi hubungan mereka. Mulai dari terpaksa sampai benar-benar suka, putus nyambung tidak jelas setelahnya, diusik banyak pe...