Suga sedang memainkan smartphone-nya di sofa ruang tv apartemennya. Penampilan laki-laki itu sudah sangat rapi dengan kemeja putih yang dibalut setelan tuxedo dan dasi kupu-kupu berwarna hitam. Rambutnya disibak rapi ke belakang dan diset dengan pomade, memperlihatkan keningnya. Dia terlihat seperti seorang adonis vampire karena kulitnya yang pucat dan ekspresinya yang dingin seolah tidak sudi disentuh manusia.
Suga mengangkat kepalanya ketika mendengar derit pintu yang terbuka. Antara celah yang terbuka, pucuk kepala menyembul memperlihatkan wajah cantik tunangannya yang sudah dirias. Suga tidak bisa menahan senyumnya, merusak citra dingin yang selalu menyertainya. Sebelah alisnya terangkat melihat Taerin tidak juga keluar sepenuhnya, hanya kepalanya yang menyembul dari celah pintu.
"Uuuuuu maluuuuu!" rengek gadis itu dengan wajah merajuk.
Masalahnya Taerin tidak pernah memakai gaun formal mewah seperti sekarang. Dia tidak suka memakai dress, jadi kebanyakan pakaiannya adalah jeans dan kaos. Dia juga selalu menghindar dari pesta-pesta kantor Suga karena merasa dirinya tidak akan pantas memakai gaun. Paling bagus dia pernah memakai dress floral selutut saat pernikahan sepupu Suga.
"Kan yang milih dressnya kamu sendiri. Kenapa coba malu?" Suga mengantongi smartphone-nya, memfokuskan perhatian sepenuhnya pada sang tunangan.
"Iyasih, tapi kan terpaksa. Coba kalau boleh nggak ikut, aku pasti nggak bakal ikut," sungut Taerin masih di posisi yang sama. "Eeeeeey stop stop! kamu disitu aja ih!" seru Taerin begitu melihat Suga bangkit akan menghampirinya.
Tapi Suga menulikan telinganya, langkah tegapnya mendekati pintu kamar itu. Tangannya terulur ke arah Taerin begitu sampai di depan gadis itu.
"Aku udah ngeliat versi kamu paling jelek sekalipun, ngapain malu-malu?" Suga tersenyum geli menatap Taerin yang ragu menggapai uluran tangannya.
Taerin menimbang-nimbang sebentar. Bener juga anjir, Suga udah liat gue ileran sampai ingusan. Yaudahlah ya bodo amat.
Akhirnya Taerin menerima uluran tangan Suga. Tangannya segera digenggam hangat lelaki itu. Ketika pintu akhirnya terbuka penuh, Suga terpaku. Gadis yang katanya malu memakai gaun itu, justru terlihat luar biasa cantik dalam balutan gaun pesta hitam panjang bergaya mermaid dress. Walaupun tidak ada bagian tubuh yang terbuka secara berlebihan kecuali leher putihnya di antara belahan v-neck, gaun itu berhasil memperlihatkan lekuk sempurna tubuh Taerin.
Tentu saja, Taerin melakukan diet mati-matian demi tampil indah dengan dress itu. Baru sekarang Suga mengakuinya, diet Taerin memang benar membuahkan hasil. Suga sendiri masih terpaku pada pemandangan di depannya. Untunglah wajah dinginnya mampu menyembunyikan isi hatinya yang sesungguhnya.
"Jelek banget ya? apa aku bilang aku sakit aja biar nggak perlu dateng?" Taerin menatap tubuhnya sendiri mengikuti tatapan Suga karena lelaki itu hanya diam tidak berkomentar. Pikirnya penampilannya sangat aneh hingga Suga tidak mampu berkata-kata
Suga terbangun dari keterkagumannya pada Taerin. "Enggak, bagus banget kok. Cantik," katanya cepat.
Taerin sudah hampir tersenyum, tetapi Suga menambahkan. "Gaunnya."
Rasanya ingin sekali dilemparnya Min Suga dari jendela apartemen. Kebetulan sekali kan apartemen ini ada di lantai 7. Cukup efektif untuk membunuh seseorang.
Sebenarnya Suga sangat ingin mengiyakan ucapan Taerin untuk tidak usah datang ke Prom night. Dia tidak rela lelaki lain melihat lekuk tubuh sang kekasih. Tetapi Suga tahu Prom night ini penting untuk Taerin karena setelah ini akan sulit untuk bertemu para sahabatnya. Dan Suga tahu betapa pentingnya mereka untuk Taerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING SUGA 2
HumorSetelah berpacaran selama 5 tahun dan bertunangan 4 tahun dengan Suga, lidah Taerin sudah kebal dengan berbagai rasa yang menghiasi hubungan mereka. Mulai dari terpaksa sampai benar-benar suka, putus nyambung tidak jelas setelahnya, diusik banyak pe...