1.2 Pacaran Apa Wajib Belajar

444 57 1
                                    

Setelah seluruh acara wisuda selesai, Taerin dan Suga pergi makan malam bersama keluarga besar Taerin. Kedua sahabat Taerin tidak ikut karena ada acara sendiri dengan keluarga dan pacar mereka masing-masing. Restoran yang dipilih oleh keluarga Taerin adalah sebuah restoran Jepang yang cukup dekat dengan tempat acara wisuda tadi.

Semua anggota keluarga besar Taerin hadir disana, dari yang paling tua sampai paling muda. Memang begitulah tradisi di keluarga mereka. Keberhasilan satu orang adalah keberhasilan seluruh keluarga. Maka Taerin sudah menyiapkan hati untuk bertemu musuh bebuyutannya selama bertahun-tahun. Siapa lagi kalau bukan Kim Ryujin.

Suga dan Taerin datang paling akhir karena mereka naik mobil Suga di belakang mobil orangtua Taerin. Ketika mereka datang, setiap anggota keluarga langsung memberi ucapan selamat dan kalimat manis basa-basi pada Taerin. Gadis itu hanya tersenyum tipis dan berterima kasih. Sungguh dia masih tidak suka pertemuan keluarga besar seperti ini.

"Ah Taerin hebat sekali nak, bisa lulus tepat waktu," ucap salah satu paman Taerin.

"Tentu saja, putriku ini memang membanggakan!" Papa Taerin tertawa sombong. Apa salahnya membanggakan sang putri kesayangan.

Taerin hanya bisa tersenyum kikuk membalasnya. Sementara Suga hanya diam dengan mata meneliti deretan makanan pada pilihan menu. Tetapi Bibi Moli, ibu musuh bebuyutan Taerin, mengerutkan dahinya hingga keriput mendengar Taerin dipuji.

"Huh? Menurutku biasa saja anak seusia Taerin lulus kuliah. Lihatlah putriku, dari kecil selalu akselerasi hingga di usia yang baru 20 tahun sudah lulus sarjana, dengan gelar  cum laude pula." Tanpa diminta Bibi Moli memberi opini seraya seperti biasa menjunjung tinggi anaknya.

Ryujin yang dipuji oleh sang ibu hanya bisa mengelak malu-malu. Matanya melirik Suga, mencari respon lelaki itu, tetapi dia harus menelan kecewa karena Suga masih sibuk menatap lembar menu dengan wajah tanpa ekspresi.

Taerin sudah biasa dengan omongan Bibi Moli yang memang suka sekali mengusik ketenangannya. Tetapi wajah papa dan mama Taerin sudah pias sekali, seolah ingin membalik meja besar yang mereka tempati ini. Jadi Taerin berusaha menyusun kata-kata untuk menenangkan mereka.

"Hahaha, tentu saja aku tidak bisa dibandingkan dengan jala-- jenius seperti Ryujin," kata Taerin tertawa renyah. Suasana yang dingin karena perkataan Bibi Moli, kembali menghangat.

Ryujin menggertakkan giginya. Dia mendengar sebutan yang hampir dilemparkan Taerin untuknya. Jelas-jelas dia akan menyebut Ryujin jalang!

"Cantik dan sudah sarjana, pasti banyak dong yang mau sama Ryujin. Jadi kapan Ryujin bawa calonnya ke hadapan para tante dan om-mu ini?" Serangan balasan datang dari mama Taerin. Meskipun terdengar manis, semua orang bisa menebak maksud dibaliknya. Percuma cantik dan cum laude kalau tidak laku-laku.

Bibi Moli langsung kebakaran jenggot. "Tentu saja laki-laki berbaris ingin jadi pendamping Ryujin! Putriku saja yang punya standar tinggi!" serunya marah.

"Oh oh, asalkan tidak mengincar pasangan orang sih tidak masalah," balas mama Taerin penuh arti. Meski tidak tahu masalah Ryujin dan Taerin, mama Taerin tidak buta. Sedikit banyak dia bisa melihat bagaimana gelagat Ryujin yang sering sekali melirik calon menantunya di setiap kesempatan.

"Apa maksudmu hah?!" Bibi Moli sudah berdiri dengan wajah merah karena emosi. Om Luca, suaminya, dengan sigap berusaha menenangkan sang istri. Tetapi mama Taerin masih tak acuh memprovokasi Bibi Moli. Pecahlah perang mulut mereka yang tak ada habisnya.

Taerin memijat kepalanya pening. Baru 15 menit dia duduk dan bahkan belum memesan makanan, tetapi perang saudara sudah terjadi. Untung saja kakek dan neneknya tinggal di luar kota sehingga tidak mungkij ikut. Bisa stress mereka melihat kelakuan anak dan menantunya itu. Inilah salah satu alasan dia tidak suka dari pertemuan keluarga besarnya. Alasan lain adalah malas bertemu Ryujin dan Bibi Moli.

Di antara kerusuhan keluarga Taerin yang berusaha menengahi Bibi Moli dan mama Taerin, Suga tiba-tiba bersuara memanggil pelayan restoran. Membuat suasana langsung diam dan semua mata di meja itu tertuju padanya.

"Curry rice 2 porsi, tempura dan miso sup masing-masing 1." Lelaki itu dengan efisien memilih menu untuk dirinya dan Taerin. "Jangan ada udang sedikit pun," tambahnya lalu menutup buku menu. Pelayan segera pergi setelah mencatat pesanan Suga.

Taerin mengulum senyum melihat Suga yang ingat dengan alerginya. Berapa kali pun Suga melakukan tindakan kecil untuknya, hati Taerin selalu menghangat. Taerin mengibaratkan suga bak es goreng. Keras di luar tapi lumer di dalam.

Tindakan Suga sukses menghentikan kerusuhan keluarga Taerin. Segera saja mereka membenahi duduk mereka dan memasang postur tegak. Bagaimana mereka bisa lupa di sini ada young master Min? Sementara Ryujin seperti diberi racun melihat betapa perhatiannya Suga pada sepupunya.

"Nak Suga perhatian sekali ya pada Taerin. Sampai ingat kalau Taerin punya alergi udang," puji bibi Taerin yang lain, adik dari papanya. Suga hanya membalas dengan senyum hangat yang cukup membuat bibi itu merasa dihormati.

Seluruh keluarga Taerin menghormati Suga bahkan melebihi hormat pada yang paling tua di keluarga mereka sekali pun. Bagaimana tidak, Suga itu menjabat sebagai presiden Min Corporation. Sudah banyak sekali bantuan yang mereka terima dari anak muda yang baru berusia 25 tahun itu.

"Tentu saja, mereka sudah pacaran sejak kelas SMP. Apalagi Suga selalu perhatian dan pengertian sekali pada Taerin," sahut mama Taerin bangga. Sudut bibir Taerin langsung berkedut mendengarnya.

Hell, pengertian sebelah mananya tolong! Dia itu diktaktor kejam!

"Haha, benar sekali mereka sudah pacaran bertahun-tahun bahkan bertunangan. Jadi kapan lanjut ke jenjang lebih serius?" Bibi Moli memberi senyum dengan makna tersembunyi. Suga tidak serius dengan Taerin, dia hanya main-main dan tidak mungkin menikahi Taerin.

Mama Taerin sudah hampir menyemburkan balasan, tetapi Suga lebih dulu membuka mulutnya. "Secepatnya, Bibi tidak perlu khawatir. Saya sudah mempersiapkan semuanya," jawab Suga dengan suara tenang dan terkendali seperti biasa.

Tidak hanya keluarga Taerin yang kaget, bahkan Taerin sendiri tidak pernah mendengar rencana ini sebelumnya. Gadis itu langsung menoleh ke tunangannya yang hanya membalas dengan tatapan santai elusan lembut di atas kepalanya. Papa dan mama Taerin senang bukan main. Mereka langsung memesan lebih banyak lagi makanan sebagai perayaan ucapan Suga tersebut. Ryujin dan mamanya adalah satu-satunya yang bermuka masam sampai selesainya acara.

***

Tbc

Ps. Ryujin disini bukan Ryujin ITZY gaes. Karena sebelum ITZY debut sudah terlanjur digunakan namanya di King Suga pertama, hehe. Author fans Ryujin ITZY, jadi nggak mungkin menistakan mbak cangtip tsb.

KING SUGA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang