Unexpected Meeting

286 14 5
                                    

Nusa Semesta High School, adalah sekolah yang dipilihkan Ayah Darla sebelum akhirnya mereka pindah dari Indonesia menuju Indianapolis. Keluarga Darla terpaksa harus pindah dikarenakan Ayahanda Darla mendapatkan tugas dinas kesana sampai waktu yang tidak ditentukan.

Ya, tuntutan pekerjaan Ayahnya membuatnya harus meninggalkan teman-temannya yang ada di Indonesia dan harus kembali bertemu dengan hal yang tidak terlalu ia sukai, yaitu "adaptasi dengan lingkungan baru."

Hari ini adalah hari pertamanya menjadi siswa disana. Waktu menunjukkan pukul 06:30 pagi tetapi Darla masih berada di dalam taksi dan terjebak macet karena ada kecelakaan di seberang jalan, sedangkan kelas akan di mulai pukul 7 pagi. Karena sudah tidak sabar dan jarak sekolah yang kurang lebih hanya 250 meter dari tempat ia terjebak macet sekarang, akhirnya ia memutuskan untuk membayar ongkosnya dan berlari menuju sekolah.

Tetapi ada satu pemandangan yang menyita perhatiannya. Ada sekumpulan siswa yang sedang berkelahi di taman yang tidak jauh dari sekolahnya. Beberapa mahasiswa ada yang memakai seragam yang sama dengan ia gunakan.

"Ternyata, berandal di luar lebih berani dibanding berandal di Indo ya. Apa banget kali berantem deket sekolah. Ketauan guru terus di DO mateng lah" Katanya sambil berkacak pinggang dan menghela nafasnya yang tersengal akibat berlari.

Tiba-tiba salah satu dari mereka, yang mengenakan seragam yang sama dengannya tiba-tiba berbalik dan menatap mata Darla lurus-lurus. Membuat Darla terkejut dan bergidik.

"Ayam. Dia ngeliatin gue lagi" Ucapnya yang lalu lanjut berlari karena ia merasa sedikit, takut.

Darla tiba di sekolah tepat pukul 06:55 pagi. Waktu nya habis tersita karena memperhatikan siswa-siswa sekolah yang bertengkar di dekat area sekolah tadi. Banyak sekali siswa-siswi yang berlalu lalang bergegas masuk karena sudah mendekati bel sekolah. Begitu sampai di gerbang, ia menyapa salah satu satpam yang sedang berdiri di hadapan pagar.

"Talk in English, Darla" Ucapnya dalam hati

"Excuse me, Sir. I'm a new student here. Where is the principal office?" Darla bertanya dengan nada yg sedikit canggung.

"Oh, you can go straight to the lobby. The room is on the left." Jawab Satpam tersebut dengan ramah.

"Alright, thank you so much." Darla tersenyum lalu berjalan masuk ke dalam menyusuri lobi sekolah.

Sepanjang mata memandang, warna putih lebih mendominasi gedung ini. Sekolah ini memiliki lapangan yang sangat luas. Lapangan sepak bola dan lapangan basket yang hanya dipisah dengan net bulu tangkis. Terdapat juga beberapa poster yang di tempel di majalah dinding yang ada di lobi ini.

"You must be Darla Kayshifa, right?" Sapa seorang wanita paruh baya memakai kemeja putih dengan sedikit renda dibagian dadanya, rok hitam sebetis, dan sepatu heels berwarna hitam yang warnanya sedikit mengkilap sambil tersenyum

"You're right, Mrs. I'm Darla Kayshifa." Ucap Darla sambil tersenyum

"I'm Mrs. Elena Winnetou and I am the principal here. Come on, i'll take you to your class." Ucapnya sambil merangkul bahuku

Ramah banget ni kepala sekolah. Seumur-umur gue gapernah diginiin sama kepala sekolah disekolah dulu.

Darla akhirnya mengikuti Mrs. Elena menyusuri lobi di sekolah. Mrs. Elena sedikit demi sedikit memperkenalkannya dengan lingkungan sekolah ini. Wanita itu menjelaskannya dengan pelan tetapi terinci. Tetapi tiba-tiba pandangannya mengarah ke satu titik, dan raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat serius.

"Paolo Miguel Torres Vasquez!!" Mrs. Elena memanggil salah satu siswa yang mencuri perhatiannya dengan nada yang lantang serta suara yang cukup keras, sehingga siswa-siswa lain yang berlalu lalang di sekitaran lobi sempat menengok ke arah Mrs. Elena.

Karena penasaran, aku pun mengikuti arah pandangan Mrs. Elena. Tidak jauh dari sana, terlihat segerombolan siswa yang memakai seragam dengan berantakan sedang tertawa-tawa.

Sedetik kemudian Darla tersadar, diantara mereka ada salah satu siswa yang tadi memandanginya ketika sedang bertengkar di dekat area sekolah, kini berdiri diantara gerombolan tersebut.

Kemeja seragam sekolah siswa yang bernama Paolo tersebut terbuka bagian atasnya dan bagian bawahnya yang tidak dimasukkan kedalam celananya. Rambutnya panjang dan juga terpasang 2 cincin perak di jari kanannya.

Mateng! Itu kan tadi cowo yang ngeliatin gue pas lagi asik tonjok-tonjokkan

Mrs. Elena melepaskan rangkulannya dan berjalan menghampiri gerombolan siswa tersebut

"I said, wear clothes properly. How many times do i have to warn you?" Ucap Mrs. Elena yang sudah berdiri tepat di hadapan gerombolan siswa tersebut

"How much." ucap laki-laki yang bernama Paolo tersebut.

"You said "how much" like its not a big deal. You are still a student at this school, obey the rules at this school if you don't want to be expelled." Jelas Mrs. Elena yang lalu bergegas pergi meninggalkan mereka dan kembali menghampiriku yang sedari tadi memperhatikan Mrs. Elena yang memberi peringatan kepada segerombolan siswa tersebut.

Paolo, yang tadi namanya disebutkan oleh Mrs. Elena, kini kembali menatap Darla lalu mengedipkan matanya terhadap Darla lalu tersenyum dan memalingkan pandangannya. Lalu bergegas pergi bersama teman-temannya

Hah? Apaan tuh tadi? Ngapain dia kedip-kedip gitu? Cacingan kali yak

"I'm sorry Darla for what you just see. He's never obey the rules in this school. He's often punished but always makes the same mistakes, i don't know what else can i do to make them be a good student. Especially Paolo." Jelas Mrs. Elena sambil kembali merangkul ku dan berjalan.

"I think i can help you, Mrs." Ucap Darla tiba-tiba, yang sedetik kemudian menepuk keningnya karena ia sadar telah salah bicara.

Mati. Lu barusan ngomong apaan Darla. Kebiasaan sembarangan kalo ngomong.

"You wanted to help me?" Tanya Mrs. Elena dengan sedikit keraguan di wajahnya

"I guess i could help, if you want to. But if you don't want to, it's okay. Anyways, it was just a joke. Don't take it seriously" Ucap Darla yang dengan sedikit gagap.

Mrs. Elena tampak sedang berpikir. Itu terlihat jelas dari raut wajahnya. Dan itu terjadi sepanjang perjalanan. Hingga mereka berdua sampai di depan pintu ruang kelas yang terdapat papan "XII-A" di tepi atas pintu.

"Okay, i will give you a chance. You seems like a good student and i know i can trust you. At the end of semester, I want you to report to me how he has progressed during the semester. Do you understand?" Jelas Mrs. Elena sambil tersenyum.

"I do, Mrs." Ucap Darla sambil mengangguk kecil

Dan detik itu juga Darla sadar, keputusan yang ia ambil adalah keputusan yang mungkin akan ia sesali suatu hari nanti.

Dan di hari itulah, bagaimana seorang Darla Kayshifa bertemu dengan Paolo Miguel Torres Vasquez. Laki-laki yang menarik perhatiannya secara tidak sadar. Dan dia juga lah, laki-laki yang nantinya akan merubah hidup Darla.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hi guys it's my first fanfic. I hope you guys enjoy it. Feel free to left the comments and i'll read it. Thank you so much for reading it
.
Much Love
skytorvas

Thin White LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang