Chapter 1 : Kehidupan Baru

31 4 3
                                    

Hembusan angin seusai musim dingin masuk melalui sela-sela jendela kamarku. Suara nyanyian burung seakan menyambut pagi hari yang cerah. Kutatap diriku di pantulan cermin dengan seragam sekolah yang baru. Yup, setelah libur cukup lama, akhirnya tahun ajaran baru dimulai.

"Ayo lukis kenangan indah barumu di SMA, Yewon!" ucapku pada diri sendiri.

Tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintu kamarku dengan cukup keras. Membuat diriku yang tengah terpaku pada bayanganku tersentak.

"Noona! Kau sedang apa?! Hyuk sudah menunggu!"

"A-apa?! Hyuk? Tunggu sebentar!"

Mendengar Hyuk telah datang menjemput, aku bergegas mengemasi barang-barangku dan langsung menuruni anak tangga. Netraku disambut oleh seorang pria bersurai gelap yang tengah berdiri di dekat pintu masuk. Saat pandangan kami bertemu, seketika aku merasa berada di dalam novel romansa, dimana cinta pada pandangan pertama sering terjadi.

Huh! Apa yang kupikirkan! Pria ini adalah Noh Hyuk!

Noh Hyuk, ia adalah teman masa kecilku. Kami pertama kali bertemu saat kami masih di taman kanak-kanak, waktu itu aku baru saja pindah ke Daegu. Sejak saat itu kami menjadi teman bermain.

Sedari kecil, Hyuk sudah populer di kalangan pria maupun wanita. Parasnya yang tampan bak pangeran dari negeri dongeng di tambah kecerdasannya yang luar biasa. Pria ini sangat berbanding terbalik denganku.

Setelah hampir 12 tahun bersama, kami kembali memasuki sekolah menengah atas yang sama. Sekolah nomor satu terbaik di Daegu, yang berisikan anak-anak pintar, SMA Hansung. Untuk memasuki sekolah ini, kami harus melewati ujian masuk yang hampir membuat otakku meledak. Bagi Noh Hyuk, soal-soal ini bagaikan pertanyaan mendasar, ia lolos ujian masuk dan mendapat peringkat pertama. Setiap tahunnya, sekolah ini hanya menerima 150 murid baru. Dan aku lolos dengan peringkat terakhir.

Pria ini akan sangat populer di sekolah. Aku harus bersiap untuk melindunginya!

"Hyuk-ah! Bukankah sekarang masih terlalu pagi?" tanyaku sembari berjalan mendekati pria itu.

"Aku diminta untuk bersiap memberikan pidato perwakilan murid baru."

Ah, benar. Hyuk berada di peringkat pertama dengan nilai tertinggi. Ia harus memberikan pidato perwakilan dan setelah itu pasti seluruh murid akan mengerumuninya.

Diriku yang malang pasti akan terasingkan.

Kudengar, kehidupan di SMA akan sangat berbeda. Setiap orang akan membuat kelompok mereka masing-masing dan yang tidak memiliki kelompok akan menghabiskan masa SMA nya seorang diri. Kasus perundungan juga kerap terjadi.

Memikirkannya saja sudah membuat bulu kudukku berdiri.

"Yewon, kau masih mengenakan celana training bersamaan dengan rok?"

Hyuk memerhatikanku dari ujung kaki hingga kepala. Sejak memasuki sekolah menengah, aku merasa tidak nyaman dengan rok yang terlalu pendek, jadi aku selalu mengenakan celana training supaya aku bisa bergerak dengan leluasa.

"Memangnya kenapa? Aku suka berpakaian seperti ini!" Hyuk terkekeh pelan mendengar rajukanku.

"Ayo kita berangkat."

Membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk bisa sampai sekolah dengan kereta. Gerbong yang kami naiki cukup padat membuat penumpang harus berdesakan. Rasanya tubuhku akan terhempas ke bawah kalau Hyuk tidak memegangiku.

"Yewon, apa kau tidak menyisir rambut kusutmu ini?" ucap Hyuk sembari melihat kearah rambutku.

"Enak saja! Ini Namanya bergelombang, Hyuk! Sepertinya aku harus memotong rambutku.. sudah terlalu panjang."

Hyuk menggeleng pelan. "Jangan. Kau akan semakin jelek dengan rambut pendek."

Sontak tanganku ini bergerak dengan sendirinya untuk mencubit perut Hyuk. Sepanjang perjalanan kami habiskan dengan candaan kecil sampai kami tak sadar kereta telah berhenti di stasiun dekat sekolah.

Sudah banyak murid yang berlalu lalang di sekitar sekolah. Saat kami memasuki halaman sekolah, bisa kurasakan banyaknya pasang mata yang menatap ke arah kami. Lebih tepatnya ke arah Noh Hyuk. Pria itu dengan santai menggenggam tanganku tanpa memedulikan sekitar. Sejak dulu Hyuk memang tidak peduli dengan sekitarnya. Tatapan orang-orang itu tidak memiliki arti baginya.

"Gedung penerimaan murid baru ada di sana." Ucap Hyuk.

Kami memasuki sebuah gedung berukuran cukup besar dengan berbagai macam hiasan dan spanduk menghiasi ruangan untuk menyambut murid baru.

"Hyuk, kau harus duduk di depan, kan?" Pria itu mengangguk.

"Baiklah, kursiku di belakang. Jangan gugup Hyuk!"

Pria itu tidak mungkin gugup, memang seperti itulah Noh Hyuk.

Perlahan ruangan yang tadinya kosong, sekarang hampir terisi penuh. Suara bising bergema di seantero gedung sampai aku tidak dapat mendengar pembicaraan orang yang berada di sebelahku.

Tak lama, seorang pria paruh baya dengan pakaian yang rapih menaiki panggung dan membuat seisi gedung menjadi hening. Ia mengucapkan sepatah dua patah kalimat pembukaan dan acara penyambutan pun dimulai.

"Sekarang mari kita dengarkan pidato perwakilan dari murid yang mendapatkan nilai tertinggi."

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Hyuk pun di persilahkan untuk membacakan pidato. Semua netra tertuju kepadanya. Ada yang terdiam melihat sosok Hyuk ada juga yang berbisik sembari memujinya.

"Dia tampan!"

"Siapa namanya?"

"Apa dia sudah memiliki pacar, ya?"

'Hmph, asal kalian tau aku ini temannya Hyuk!'

Aku merasa bangga melihat Hyuk disukai banyak orang. Dan aku merasa senang karena Hyuk hanya bersikap lembut kepadaku. Setidaknya itu yang aku pikirkan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

amor adolescente Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang