2

16 6 0
                                    

" Diinformasikan untuk seluruh siswa SMA karya bakti untuk segera berbaris dilapangan" Ucap seseorang menggunakan speaker agar terdengar oleh semua siswa, tak terkecuali.

Ana bangkit, dan segera membasuh mukanya yang lusuh karna habis menangis.

Ana berjalan menelusuri koridor yang sedang ramai dipenuhi siswa yang berhamburan menuju lapangan.

' GUBRAKK...

" kalo jalan liat liat dong" Ucap seseorang dengan ketus.

" Eh..maaf kak" Ucap ana sambil mengulurkan tangannya berusaha membantu seseorang yang tadi ia tabrak.

" Gausah pegang pegang, gue jijik liat lo" Ucap laki laki itu dengan tatapan tajam.

Ana menarik tangannya yang tadi ia ulurkan lalu pergi begitu saja ke arah lapangan sambil menunduk.

Setelah ia sampai dilapangan, Ana langsung mengikuti arahan dari para osis.

Seorang laki laki berwajah tampan menaiki fodium,terdengar beberapa suara teriakan dari siswi yang ada disekitar Ana.

" Ya ampun ganteng banget"

" Calon imam"

" Gak salah gue sekolah disini, banyak cogannya"

" Kalo jomblo gue gebet lah"

Ana yang dari tadi menunduk, karna rasa penasaran ia memutuskan untuk melihat apa yang terjadi. Dan memang benar yang dikatakan orang orang, yang ada didepannya sekarang adalah laki laki tampan,dengan gaya yang sangat cool.

Ana menyipitkan matanya.

" Bukannya itu cowok yang tadi gue tabrak ya" Gumam ana lirih

" Kenalin nama saya Arkan arlana rivandra, saya ketua osis disini, jadi selama tiga hari kedepan, saya yang akan mendampingi kalian dalam kegiatan MPLS ini" Ucapnya

Arkan sedikit risih dengan tatapan para siswi yang memandangnya genit. Ia mengedarkan pandangan, ia melihat seseorang yang tak asing baginya.

" Itu kan cewe yang tadi nabrak gue, hm dia emang beda dari yang lain"  Batin arkan ia melenggang pergi setelah turun dari fodium. Yang digantikan anggota osis yang lain.

" Lama banget si" Batin ana

Keringat mulai membasahi pelipis ana, pandangannya sedikit kabur. Bersyukur para anggota osis membubarkan barisannya dan memerintahkan para siswa untuk istirahat.

Ana duduk dikantin dan memakan makanan yang tadi ia pesan. Tiba tiba ada yang menumpahkan air tepat di kepala ana, tapi ana hanya bisa diam,ia memejamkan matanya.

DINGIN, itu yang ana rasakan sekarang, bajunya basah akibat air yang sengaja ditumpahkan oleh seseorang.

Ana mendongak, ia melihat bela yang tersenyum puas melihat ana yang basah kuyup,seperti sekarang.

" Eh si jelek..tambah jelek aja sih" Ucap salah satu teman bela.

" Mukanya biasa aja dong, gausah belagak menderita" Ucap bela

Hening, seluruh orang yang berada dikantin menatap kejadian itu. Tidak ada yang berani membela Ana, karna mereka tau siapa yang sedang berhadapan dengan ana. Seorang yang terkenal tega melukai siapapun yang ia inginkan.

Ana masih terdiam ditempatnya.ia mengepalkan tangannya, namun ana tak berani melawan bela. Sedangkan bela mengambil mangkuk bakso  yang ada dihadapan ana lalu membuang isinya tepat di punggung ana. Namun ada yang menahan tangan bela.

Sontak bela pun membalikan badannya dan malah mengguyur orang didepannya. Ana yang melihatnya pun kaget.

" Lo.." Gertak arkan,wajahnya merah padam

" Eh ka arkan, maaf gue gak sengaja" Ucap bela

Tak menghiraukan ucapan bela, arkan pun menarik tangan ana dan membawanya entah kemana. Ana hanya diam, ia melihat kilatan kemarahan di mata arkan.

Ternyata arkan membawa ana ke taman belakang sekolah.

" Lo kenapa dijahatin sama dia malah diem aja sih, gak punya mulut ya buat ngomong" Ucap arkan dengan nada tinggi.

Ana terdiam, ia hanya bisa menunduk.

" Oh jadi selain gak punya mulut lo juga gak punya telinga" Bentak arkan

Ana meremas jari jarinya, ia mulai menangis. Ana takut dengan nada suara arkan yang meninggi.

Arkan yang melihat ana menangis pun dibuat gelagapan.

" Oke, gue minta maaf atas perlakuan gue tadi" Ucap arkan melembut.

Ana hanya mengangguk.

" Mulai sekarang kalo lo diperlakuin kayak tadi, lo harus lawan" Ucap arkan sambil memegang pundak ana.

Ana yang semula menunduk akhirnya menatap arkan, Arkan hanya tersenyum. Ia tau bahwa ana menahan agar tak gugup didepannya.

" Yaudah bentar lagi mau masuk, cepet ke ruangan lo aja" Ucap arkan

" Iya kak" Balas Ana dan berlalu  meninggalkan arkan.

" Eh lo namanya siapa?" Tanya Arkan, namun gadis itu mulai jauh, dan akhirnya menghilang dari pandangan arkan.

Arkan tersenyum.

" Eh anjir malah senyum senyum sendiri" Tiba tiba kedua teman arkan datang.

*****

Maaf ya, baru sempet nulis lagi:)

Jangan lupa kasih vote ya😚











anathasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang