" Eh lo namanya siapa?" Tanya Arkan, namun gadis itu mulai jauh, dan akhirnya menghilang dari pandangan arkan.
Arkan tersenyum.
" Eh anjir malah senyum senyum sendiri" Tiba tiba kedua teman arkan datang.
Arkan segera menetralkan raut wajahnya,dan berharap agar temannya tidak curiga.
" Lo ternyata disini, gue cariin dari tadi" Ucap aldo
Tanpa membalas ucapan aldo, arkan melenggang pergi begitu saja.
Ana menuju kelasnya,lukanya tak lagi mengeluarkan darah. Ia berjalan melewati koridor, banyak orang menatap ana dg tatapan tak suka, namun ana tak menghiraukannya baginya tatapan itu sudah tak asing lagi ia dapatkan.
Ana masuk ke kelas barunya,yaitu sepuluh IPS 1, ana masuk dengan ragu ragu, ia duduk di bangku pojok depan, karna ia tidak memiliki teman ana memilih duduk sendirian.
Pintu kelas didorong dengan kasar menimbulkan suara yang cukup nyaring
'BRAKKKK.....'
Bela dan teman temannya masuk, sedangkan teman sekelas ana terlihat takut dengan kehadiran mereka.
Bela menatap ana sinis,lalu bela menuju bangku paling belakang. Menurut bela bangku itu paling pas untuknya.
Ana menghembuskan nafas lega, entahlah ana sangat takut jika kejadian tadi pagi terulang lagi, lukanya saja belum sembuh.
Tiba tiba ada seorang gadis cantik yang menghampiri ana, dan duduk disebelahnya.
" Hay.." Sapa gadis itu
"Namaku devi, salam kenal ya" Lanjutnya lagi
Devi merasa aneh melihat ekspresi cewek disampingnya ini.
' kenapa dia terlihat takut, ap gue nakutin?' batin devi
" Hey ngga usah takut, aku tuh cewek paling baik dan imut di dunia loh" Sombong devi
" limited edision" Lanjut devi sambil tersenyum tulus
Ana pun ikut tersenyum, devi akhirnya lega melihat cewek disampingnya ini tersenyum.
" Nn..namaku ana, salam kenal juga" Ucap ana dengan ragu ragu
" Ooo..ana" Ucap devi
Ana kembali bermain dengan ponselnya dan berfikir akan menulis apa, hobinya sejak masih umur 8 tahun adalah menulis karangan.
Karya karyanya selalu membuat pembacanya terbawa suasana. Kebanyakan karya ana bertema sad. Sebenarnya ana hanya iseng membuatnya, tapi melihat banyak yang tertarik dengan karyanya membuat ana semakin meminati bidang kepenulisan.
****
Ana duduk di rumah pohon sebelah rumah omah nya, ia sedang mengarang cerita untuk dijadikan sebuah cerita pendek.
Ana kecil sangat suka membuat cerita, ia duduk diatas rumah pohon dan menikmati semilir angin.
Tiba tiba ayahnya datang menarik ana, dan menyuruh ana untuk segera pulang.
" Cepet pulang! " Ketus reynand, lalu merebut buku yang dipegang ana dan merobeknya.
" Jangan pah..itu buku ana..hikss" Ucap ana kecil,ana hanya bisa menangis melihat nasib malang buku nya.
"Saya gak suka kamu jadi penulis, gak ada gunanya kamu menulis,ngga bakalan bisa dapetin uang dari hasil nulis kan?"ucap reynand
" Tulisan jelek kayak gitu siapa yang mau baca hah, yang ada cuma jadi sampah" Lanjut reynand, lalu pergi meninggalkan ana sendirian .
KAMU SEDANG MEMBACA
anathasya
Teen Fictionsisi gelap terus menyelimuti gadis bernama anathasya,ia selalu dicaci dan dimaki,sampai suatu hari datang sesosok pria hadir di kehidupannya. pria bersikap dingin dan terkesan cuek dengan keadaan, disaat semua membenci ana, pria tersebut malah meli...