Warning: long ass ride naration
∆
Jam pulang kuliah bagi seorang mahasiswa adalah hal yang 180 derajat sangat berbeda dengan anak-anak sekolah umum di bawahnya. Tidak ada yang seperti segerombolan remaja berbondong-bondong keluar bersama dari gedung sekolah. Jadwal kuliah mahasiswa yang terbilang fleksibel dan sekaligus paling ketat di antara jenjang pendidikan lain. Setiap disiplin ilmu tentunya memiliki jadwal dan rentang perkuliahan yang berbeda-beda, yang menunjukkan berakhirnya sesi kuliah bagi masing-masing mahasiswa pasti berlainan waktu juga.
Seharusnya Jaemin sadar akan hal itu dan tidak perlu menaruh khawatir saat pulang kuliah bertemu banyak orang. Akan tetapi, pembiasaan sedari kecil yang ia lakukan tidak pernah lepas. Meski di sore hari ini hanya ada beberapa kelas yang baru selesai, matanya tetap melirik hati-hati pada sekeliling.
Padahal pihak universitas sendiri telah menyediakan asrama di dalam kawasan kampus, mengingat letak perguruan tinggi ini sedikit jauh dari hiruk-pikuk kota, tentu saja banyak mahasiswa rantau yang memanfaatkan fasilitas asrama untuk tinggal. Semestinya tidak banyak mahasiswa yang memilih keluar kawasan gedung untuk pulang selain salah satunya, Jaemin.
Maniknya kembali bergulir ke jalanan di depan, tempat perhentian bus dari salah satu trayek yang melewati Chengdu tinggal beberapa meter lagi jaraknya. Senja yang sunyi menemani bias sinar oranye di sekitar tempat duduk tunggu. Sedikitnya memperlihatkan satu wanita paruh baya yang tengah duduk menanti kedatangan bus. Jaemin memilih berdiri di sisi lain yang berjauhan dan memalingkan wajah sampai bus yang keduanya tunggu datang. Sudah barang pasti Jaemin dan wanita tua tersebut langsung bergegas naik meski sedikit klise ia mempersilakan orang tua terlebih dahulu.
Namun, ada alasan-alasan kecil di balik itu. Jaemin jadi dapat menaiki bus yang paling akhir, berjalan di belakang orang lain membuat orang tersebut tidak melihatnya. Ia hanya tidak pandai berinteraksi meski cuma menunjukkan senyum ramah. Lagi pula Jaemin langsung mengambil tempat duduk di dekat supir yang kadang kala jarang orang-orang tempati.
Mengingat Chengdu yang berada di dataran tinggi, hamparan hijau mulai memanjakan matanya ketika bus menjauhi metropolis kecil Sichuan. Walau tak ada jendela yang terbuka, Jaemin memejam mata membayangkan semilir angin sore jika menerpa wajahnya.
Dingin, menenangkan, tidak berisik.
Lantas.
Itulah alasannya.
Jaemin, satu dari sekian penumpang yang memilih turun lebih dulu di kawasan desa kecil. Tidak begitu ramai, tetapi tidak terlalu sepi juga. Hanya beberapa dari warganya yang bercengkerama sebelum petang naik malam dan sebagian lainnya mungkin tengah memanggil anak-anak di rimbunnya ilalang untuk pulang.
Angin cenderung berhembus lebih kencang di ruangan terbuka ilalang sana. Apa lagi tanpa satu pohon atau gedung yang mengganggu. "Jadi pantas saja anak-anak itu menghabiskan sore dengan layangannya di sini."
Pemuda itu bermonolog sendiri sambil menyusuri ilalang dan rumput yang menjadi satu di lahan kosong tak berpenghuni. Jalan di samping desa tadi berbatasan dengan hamparan ilalang. Sebuah keuntungan bagi Jaemin dapat tetap melangkah dengan tenang di sana sampai kereta besi terpoles hitam terlihat di matanya.
Kereta besi itu lumayan klasik, bisa dibilang elegan dan sangat mewah.
Saking mewahnya, tak banyak orang di China yang bisa merasakan bagaimana menaiki mobil khusus yang juga anti peluru tersebut.
"Silakan Tuan."
Jaemin hanya berdeham menanggapi, tidak memberi niat balasan sama sekali setelah kakinya berhenti di sebelah mobil yang pintunya telah terbuka. Ia langsung menyamankan diri duduk di samping kiri mobil bagian penumpang, bersiap memperhatikan apa pun di luar sana hingga suntuk sebab perjalanan akan terasa lama. Sangat lama bahkan terlalu lama sampai ia sendiri lelah berlama-lama di jalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Henchman [NoRen]
Fanfiction└ In Order to Complete My Mission ┐ henchman noun [ C] UK /ˈhentʃ.mən/ US /ˈhentʃ.mən/ Di balik enigmanya sebuah misi tak terdefinisikan, Mark dan Jeno berusaha menyelesaikannya. Meski harus goyah dengan kausa bernama cinta yang...