1. Weilburg

34 1 0
                                    

Calista menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, meneliti dan menilai dari atas sampai bawah, dahinya mengerut, rasa tidak suka menyelimuti dirinya.

"Vernon!!!!" Cewek blasteran Indo-Jerman itu memekik, menyumpah serapahi Vernon dalam hati. Sadar kamarnya kedap suara, Calista terpaksa menghampiri kamar yang berada tepat di sebelah kamarnya. Dengan napas yang menggebu-gebu, membawa sapu yang bertengger di luar kamarnya, siap membunuh kakak kandungnya.

Namun setelah pintu kamar Vernon dibuka, tangan Calista mendadak melemah dan sapu yang di pegang jatuh ke lantai, kasian lantainya.

Mata Calista mendadak berbinar, Vernon tidak memakai baju, hanya memakai boxer sebagai bawahannya. Perut six pack hasil rajin gym nya terlihat. Rambutnya yang berantakan masih memperlihatkan ketampanan sang pangeran tidur. Calista hampir meneteskan air liurnya, otaknya mendadak travelling karena godaan tidak langsung Vernon.

Misi membunuh gagal.

"Ini kalo gue raba-raba dosa gak?" Pertanyaan laknat Calista lontarkan pada dirinya sendiri, "punya abang kok menggoda iman banget."

Bukan sekedar omongan semata, Calista benar-benar iseng meraba perut Vernon. Jantungnya berdebar, hampir copot.

Sekali menyelam dua pulau terlampaui karena Vernon langsung menggeliat dan membuka mata tanpa perlu Calista pukuli pakai sapu.

"Nghhhhh, ngapain Cal?" Mengabaikan Calista yang tidak kunjung mengangkat tangannya dari perut Vernon, suara berat khas bangun tidurnya pun membuat Calista nyaris menemui ajalnya.

"Keluarin gue dari KK dong." racau Calista, tidak bisa dipungkiri hal itu yang dia idam-idamkan sedari dulu.

"Hah? Ngawur lo pagi-pagi gini?" Vernon mendudukan dirinya, meyandarkan punggung ke kepala ranjang.

"Biar bisa nikah sama lo." Calista ikut mendudukan diri di sebelah Vernon, menyandarkan kepalanya di bahu sang kakak. Vernon terkekeh, sudah biasa dengan sikap bar-bar adiknya.

"Eh iya, kenapa lo beli seragam longgar gini?!" Calista langsung menjauhkan dirinya begitu saja. kembali berdiri, menatap Vernon tajam. Hampir saja Calista melupakan tujuannya, ini semua karena roti sobek Vernon, membuat fokus Calista buyar.

"jam 5 subuh lo bangunin gue cuma buat nanyain hal gak bermutu?" Tanya Vernon setelah melihat jam beker di sebelah nakasnya.

"Ini penting! Kalo gak dikecilin gue gak mau sekolah pokoknya!" Calista membuang muka, memproutkan bibir plumnya.

Vernon menarik napasnya dalam-dalam, "Cal, ini Indonesia. Seragam ketat cuma bakal bikin lo di hukum."

"Tapi liat, cupu banget!" Calista benci jika lekukan tubuhnya tidak terlihat oleh orang lain.

Vernon menarik Calista untuk kembali duduk di sampingnya, kemudian mengelus rambut panjang adiknya. Nyaman, Calista bersandar di dada Vernon, memeluknya dari samping.

Vernon berharap dalam hati adiknya jinak kali ini.

"Buat sekarang gitu aja ya bajunya?" Vernon memulai bujukannya dengan nada lembut dan hati-hati, Calista anti di kasari.

Tidak sesuai harapan, Calista menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Kak Vernon gak sayang aku?" Calista melembutkan suaranya ala-ala waifu. Kemudian menatap memohon. Mengetahui kelemahan Vernon.

Vernon kalah lagi, dia sendiri yang menjinak. Calista yang menggemaskan benar-benar membuat Vernon ingin menikahi adiknya, tidak jauh berbeda dengan keinginan Calista.

I Got You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang