3. Calista Sebenarnya

16 1 0
                                    

Minggu pertama di Purmasakti sangat memusingkan Calista, pasalnya cowok-cowok terus berdatangan mendekatinya. Berbagai macam cowok, ada yang herbivora, karnivora, dan omnivora. Heh?

"Hai, Calista." Sapa cowok berperawakan tinggi dengan baju dikeluarkan dan rambut acakan-acakan, penampilan yang sering orang-orang juluki badboy. Dia lumayan tampan. Tapi tidak setampan Vernon.

Belum Calista hiraukan, dia menoleh pada Kylie yang sedang fokus makan bakso. Tidak peduli sekitar, hanya makan prioritasnya. "Who's he, li?" Calista berbisik. Kylie tidak bergeming, Calista mencubit pahanya. Kylie menoleh ingin mengumpati Calista, namun tidak jadi karena mnyadari ada cowok di depan mereka.

"Dewa Anatama, anaknya ketua komite sekolah kita." Kylie peka maksud Calista, dia melanjutkan makannya lagi, memberi kode pada Calista untuk jangan mengganggunya dulu. Lagi khusyuk.

"Hai, Dewa." Calista tersenyum sumringah.

Paham kan?

"Gue boleh makan disini?" Dewa bertanya dengan ragu. Takut-takut Calista menolaknya. "Hm, sure."

Calista dan Dewa berbincang sampai bel masuk berbunyi, mengabaikan Kylie. Lagipula Kylie tidak terganggu, karena ada cemilan yang dibelikan Calista menemaninya.

Beberapa hari yang lalu....

"Cantik, boleh kenalan gak?"  Cowok itu menjulurkan tangannya kearah Calista.

"Who's he, li?" Tanya Calista dengan berbisik. "Anthony, kelas sebelah." Kylie menjawabnya dengan berbisik juga. Ini menjadi acara bisik-bisikan.

"Have a car?"  Kylie melongo. Kemudian paham dengan maksud Calista.

"No, he haven't. Motornya supra. Gue suka liat motornya mogok di jalan."  Anthony menatap bingung. Calista tidak kunjung menerima uluran tangannya. Bisa pegal lama-lama.

"Calista?" Panggil Anthony sekali lagi. Sembari kembali menjulurkan tangannya yang menganggur.

"Tampangnya sih lumayan tapi miskin, skip." Kylie membeku. Calista tidak menghiraukan Anthony yang terus memanggilnya, cowok itu sudah Calista anggap makhluk astral.

Kylie mengayunkan kedua tangannya keudara, lalu menepukannya. "Ada nyamuk." Kylie melengos pergi menyusul Calista.

"Gue belum meninggal kan?" Anthony mencubiti pipinya sendiri. Sakit.

"Kali ini gak lo tolak?" Kylie menselonjorkan kakinya di karpet, beralih fokus dari ponselnya.
Kylie menginap di apartemen Calista. Vernon lembur dan mungkin tidak akan pulang malam ini. Walaupun kelihatan bar-bar, Calista takut sendirian.

"Adam?" Calista menoleh sebentar memastikan. Kylie mengangguk, kembali fokus dengan game yang dimainkannya.

"Soalnya lo bilang mobilnya ferrari."  Calista menjawab dengan jujur. Kylie langsung log out dari aplikasi game nya, kali ini dia akan fokus mendengarkan dan mengintrogasi Calista.

"Di keluarga lo emangnya holkay harus sama holkay ya?"  Kylie bertanya dengan ragu, takut menyinggung Calista.

Calista mengingat-ingat "Engga,"  dia menggeleng. Pasalnya keluarganya tidak memandang kaya atau miskin, dan tidak suka menjodoh-jodohkan seperti cerita di wattpad, anak konglomerat harus menikahi anak konglomerat juga? Sangat kuno menurut Calista.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Got You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang